14

327 17 2
                                    

Revan terlihat tampan dengan jas hitamnya dipadukan dengan kemaja putih , celana kain hitam ,dan sepatu pentofel hitam.

"Terlihat bagus,"Revan bukannya berterima kasih malah menjitak kepala Eden.

"Jangan bercanda diwaktu yang tidak tepat ,Ed.hari ini tidak pernah ada dalam list hidupku.Tua Bangka itu masih saja meresahkan dimasa tuanya."

"Tua Bangka yang baik.Anaknya saja yang tidak memiliki akhlak."Setelah mengatakan itu Eden berlari.mereka berdua memang terlihat kekanakan.

Revan yang sudah terbiasa dengan kelakuan Eden akhirnya menutup pintu Apartemennya.

Tiba di mobil Revan segera melajukan mobilnya.merasa tidak percaya bahwa dirinya yang berkuliah jurusan kedokteran tiba-tiba akan menjadi seorang pengusaha.

*****

"Adel memicingkan mata menatap kearah teman-teman satu divisinya."

"Ada yang salah?"tanya Adel pada wanita bernama Melani.

Wanita itu menggeleng cepat sebelum menarik Adel agar berbalik.saat itu juga Adel rasanya ingin menghilang saja.

"Namanya pak Revan.Karyawan baru dan katanya anak dari pemilik perusahaan."Adelia yang mendengar itu akhirnya bisa menguasai dirinya.beruntung pria itu tidak melihatnya.

"Saya mau kekamar mandi dulu ,Mbak."wanita bernama Melanie itu mengangguk.

Sementara Revan yang sedang berbicara dengan seorang pria yang lebih tua terlihat pokus.

Sangat berbeda dengan wanita-wanita yang terlihat berlomba-lomba menatap pria itu dari bawah ke atas.Revan adalah Duda mudah yang mempesona jadi wajar jika banyak wanita yang berlomba-lomba mencari perhatian pria itu.

Adelia menatap pantulan dirinya dicermin.wajahnya yang tadi terlihat tegar kini berubah menjadi sendu.matanya berkaca-kaca dan sebuah isakan keluar dari bibirnya.sudah sejauh ini kenapa mereka harus dipertemukan.

"Don't cry Adel,"Gumamnya pada dirinya sendiri.Adel mencoba menguatkan dirinya menghapus air matanya sebelum tersenyum kearah cermin.

"Jangan lagi bodoh Adel,"batinnya.

Melani yang melihat Adel sudah kembali akhirnya memilih untuk mengikuti Adel keruangan mereka.

"Pak Revan tampan tapi sayangnya Duda."Adel yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Duda keren loh Mbak."goda Adel membuat Melani mengangguk menyetujui.

"Tipeku bukan Duda jadi pak Revan cuma bisa jadi pencuci mata."Adel tersenyum kecil melihat wajah Wanita yang lebih tua 3 tahun darinya itu.

"Perasaan baru kemarin kamu bekerja disini.nggak taunya udah hampir seminggu aja."

"Waktu berlalu cepat ,Mbak.Adel kira tidak akan betah di sini tapi ternyata malah udah nyaman aja."Melani mengangguk setuju ,dia juga sama dengan Adel dulu tapi lama-lama sudah terbiasa.

Bersikap biasa-biasa saja dan menjadi orang asing itu yang akan Adel lakukan.lagi pula beberapa hari ini Adik temannya membuat Adel kepikiran.

Se you Next part all!

Jangan lupa vote dan komen yah 😇

HARA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang