Jarum jam menunjukkan angka 7:50 pagi yang arti nya Revan akan segera sampai. Yuna merapikan kamar bundanya . Dan membuang sampah bekas bubur yang dia beli untuk sarapan mamanya itu." Pokoknya mama harus sehat yah. Yuna akan berusaha sekuat tenaga biar mama kembali pulih dan bisa pulang. "
" Iya iya.. Yuna tetap bawel seperti dulu yah... Hahahaha " sambil mengelus pipi putrinya itu.
Tok.. tok.. tok..
Akhirnya Revan sampai.
Yuna berpamitan dengan mama.
Dan pergi meninggalkan kamar itu dengan rasa gelisah.•••
•
•••Mereka berdua masih hening tanpa suara. Tak ada yang berani membuka obrolan. Hingga mereka sampai di sebuah restoran. Yuna turun deluan dan melangkah keluar mobil.
Revan hanya memandangi punggung calon istri nya itu. Dan tersenyum hampir tertawa.
Yuna yang sadar akan tingkah Revan dibelakang nya berhenti tepat di depan pintu restoran." Kenapa loe? Sakit? "
" Bukan urusan loe ! " Revan berjalan mendahului Yuna.
"Aneh tuh cowok. Kayak nya dia lupa deh minum obat kewarasan. "
Sesampainya dimeja mereka. Yuna memandangi sekeliling dibarengi para pelayan yang sudah bersiap meletakkan makanan di meja mereka.
Mata Yuna terbelalak, tak tahu harus berkata apa dia memandangi makanan yang cantik itu.
Dan yah... Yuna pasti sudah tau berapa harga untuk satu porsi. Dia makan dengan perlahan dan menikmati nya.
Selesai sarapan mereka naik ke lantai dua. Disana sudah ada staff gedung yang menunggu kami di depan pintu suatu ruangan.
" Good morning sir.. " hampir serentak para staff itu menyapa kami.
" How to prepare? What percent is it? "
" I think 99% sir. Because 1 % it's you and your future wife. Let me show you "
" okay"
Kami berjalan memasuki ruangan.
Stassss....
Lampu dihidupkan dan...
Memang ini pernikahan Yuna yang kesekian kalinya. Tapi ini sangat diluar ekspektasi. Desain yang sederhana dan klasik. Ini adalah impian Yuna, pernikahan yang bahkan sedikit dihadiri orang orang namun sangat berkesan.
Dan air mata tak terbendung lagi. Yuna menangis menatap altar yang begitu indahnya.
Revan menyadari itu. Dan meminta para staff untuk keluar.
Revan tak berkata apa apa dia hanya membantu Yuna berjalan ke kursi yang terdekat.
Yuna akhirnya menangis sejadi jadinya.
" Loe pasti mikir gue cewek brengsek yang bahkan bo'ong sama mamanya sendiri. Gue adalah cewek gila yang harga dirinya di setarakan dengan uang. "
Revan tak menjawab
" Do you know? Ini adalah altar yang gue impikan semenjak kecil. Altar yang sederhana dengan nuansa putih. Tapi sekarang gue takut karma yang akan datang ke gue"
Revan hanya tersenyum
" Loe adalah cewek paling brengsek yang gue kenal. That's you "
" Gue tampol yah kepala loe. Malah setuju lagi loe sama omongan gue"
"Yah itukan fakta."
"Ahh tau ahh. Gue mau pulang aja."
"Loe mau tau hal lucu gk? "
"Apa?"
"Loe kayanya harus bercermin biar loe sadar apa yang aneh dari loe."
"Apaan sih? " Yuna buru buru mengambil cermin kecil dari tasnya.
" Pffttt... "
Yuna hanya merapikan penampilan sambil menatap sinis Revan.
" Yaudah pulang yuk... Katanya mau pulang. "
" Gue pulang naik taksi "
" Bawa dompet gak? "
"Bawa kok. Udah gue balik sendiri . Loe disini aja ngurus ini semua "
Akhirnya Yuna keluar dari ruangan menuju lobby gedung. Revan yang tampaknya acuh tak acuh hanya mengikuti nya dari belakang.
Tak tahan melihat tingkah Yuna yang sedari tadi mondar mandir , Revan akhirnya menarik tangannya menuju parkiran." Naik mobil aja kalo mau pulang "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Husband
Random"Silahkan tanda tangani surat nya" "Baik pak" ••••• Ini pernikahanku yang ke 6!! Kontrak nikah 1 tahun. Pendapatan sampai 3 milyar.