Tiada hari tanpa makian untuk Revan

33 3 0
                                    

   Hari hariku kembali lagi seperti biasa...
Pergi ke kantor , menyelesaikan pekerjaan yang tertunda akibat liburanku ke rumah orang tua Revan.
Hingga akhirnya tanggal rilis novel yang kutulis telah tiba.

"Yuna... Sebaiknya kamu berganti pakaian , dan jangan keluar dari toilet kantor. Jangan seperti tahun kemaren. Hampir saja kamu ketahuan "

"Baik bu, kalau begitu saya permisi dulu. Saya akan tiba 20 menit lagi di aula kantor "

"Hati hati. Oiya... Kali ini ada tamu undangan yang spesial. Kamu harus buat dia kagum akan tulisanmu. "

"Siap ibu manager " Yuna tersenyum lebar karna hari ini lah yang dia tunggu tunggu.

20 menit kemudian

Acaranya dimulai...
Yuna menyapa seluruh penggemar nya. Dan sesi tanda tangan pun dimulai. Manager Yuna langsung ikut turun tangan dia berbisik pada Yuna.

"Dia adalah tamu undangan kita yang spesial sekaligus sponsor atas acara ini "

Sontak aku berdiri dan memberi salamku. Dan ternyata dia adalah Revan . Si lelaki gila yang akan menjadi suamiku.

" Revan?"

" Yuna?"

" Kalian saling kenal? Emm Pak Revan tolong jangan panggil beliau dengan nama, karena nama beliau dirahasiakan. "

" Baiklah saya mengerti. Tolong anda menandatangani novel ini. "

" Emm baiklah.." aku menandatangani novel yang dibawa oleh Revan. Dan mencantumkan namanya serta kata kata penyemangat yang biasa aku tulis kan kepada penggemar ku.

" Saya hanya mengagumi tulisan anda, terima kasih atas tanda tangan nya " Revan lalu pergi dari hadapanku.

Aku yang gugup seolah merasakan kebebasan bernafas dalam seketika.

Revan memang lelaki aneh, bahkan sangat aneh. Bukan... Seperti nya bukan aneh tapi benar benar aneh.
Namun sepertinya aku mulai terbiasa dengan sikapnya itu.

Yuna melanjutkan tugasnya lagi dan selesai dengan sangat sempurna. Tanpa ada satupun karyawan kantor yang mengenalnya.

"Yuna... Hasil penjualan seluruh novelmu akan ibu transfer besok. Karna harus ada pendataan terlebih dulu. "

"Tidak perlu terburu buru bu... Santai saja. "

"Pokoknya besok ibu transfer. Okay ?"  Manager tersenyum sembari menepuk pundak Yuna dan meninggalkan Yuna sendiri di kantor nya.

•••

"Ahhh... Sebaiknya aku kembali ke rumah dan berganti pakaian. Aku harus segera kembali ke kantor dengan sangat natural agar semua orang tidak curiga."

Aku bergegas kembali ke rumah dan mengecek handphone ku ternyata ada  pesan singkat yang masuk dari Revan yang menyuruh agar segera ke apartemen milik Revan.

Ingin sekali rasanya aku mengabaikan pesan singkat ini. Seakan ada cctv yang mengamati setiap gerak gerikku Revan langsung menelfon ku.

"Hallo?"

"Ha.. hallo"

"Jangan abaikan pesanku. Selesai dari urusanmu langsung temui aku di apartemen, karna ibuku akan berkunjung ke sini. Jangan lupa untuk membawa anjing itu"

"Baik. Saya mengeri. Saya akan datang ke sana 1 jam lagi"

" Saya harap kamu bisa segera sampai ke sini"

"Iy..."

Ttutt... Ttuttt....

Belum sempat aku mengakhiri perkataan ku lelaki kurang ajar ini sudah menutup nya. Dasar lelaki brengsek. Tidak punya kekasih!
Rasanya ingin memakinya dan melemparkan hp ku tepat ke wajahnya itu. Walau dia tampan tapi aku tidak peduli sama sekali akan wajahnya itu.

"Arghhh..."

My Last HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang