Aku kembali ke mejaku dan menangani dokumen dokumen yang telah menumpuk selama aku tidak masuk kerja.
Dan mempost episode baru wattpadku.••••••...
Dina POV
Gue memandangi raut wajah sahabatku itu . Tampak sudah berubah 180° derajat .
Akhirnya gue asik dengan komputer gue lagi.Sesekali meminum kopi yang sudah disiapkan oleh OB .
Bosan dengan pekerjaan yang gue lakuin akhirnya gue memutuskan keluar dari microsoft dan menuju wattpad. Ada chapter baru aja di publikasikan oleh penulis favorite gue "PurpleGum" yang sangat sangat dan sangat membuatku mengerti tentang persahabatan dan juga cinta.
Sudah lebih dari 5 karya nya diterbitkan.
Gue membacanya dengan serius sampai sampai Yuna datang ke meja gue karna panggilan telfon gak gue dengar."Dina... " menepuk bahu Dina
"Eh.. Monyong monyong... Apaan dah.. Bikin kaget gue aja lu"
" HP mu bunyi tuh"
"Oiya... Hehehe"
"Halo..."
•••'''
Dina menganggkat telfon miliknya.
Dan bergeser tempat seolah mencari signal.
Yuna memandangi komputer milik Dina dan membaca apa yang tengah dibawa oleh sahabatnya itu.
Dan ternyata itu adalah karya milik Yuna. Yuna tersenyum sembari menekan tombol bintang di pojok kiri bawah.Aku selonjoran di bangku ku lagi
"Hah... D-12 again . Coba hubungin sekretarisnya deh..."
"Hallo.." suara dari seberang sana.
"Hallo. Saya Yuna"
"Iya Yuna ada apa? "
"Apa aku harus bertemu keluarga tuan Revan dulu yah sebelum menikah?"
"Ohh masalah itu .. Emm kamu harus menghubungi Revan kalau begitu bukan aku. Kan yang mau menikahi kamu Revan"
"Oiya yah.. Tapi kemaren tuh ada sedikit masalah. Aku takut buat hubungin dia. Ini juga gara gara kamu"
"Emm kapan yah?"
"Tau ahh... Kalau gitu aku hubungin dia nanti aja."
"Ya itu sih terserah kamu"
" Emm... Kalau gitu aku tutup yah telfonnya"
"Oke"
Ttutt ttutt ttutt..
Panggilan telefon terputus.
"Hah.. Lanjut ngerjain ini dulu deh baru ngubungin Revan. "
Yuna lanjut mengerjakan pekerjaannya yang tertunta.
Hingga akhirnya jarum jam menunjuk angka untuk pulang. Yuna dan Dina pulang bareng.Tin tint...
Suara klakson mobil terdengar dari belakang.
"Woi biasa aja dong lu kalau ngelakson." Dina dengan logat kasarnya membentak pengendara itu.
"Udah ah.. Namanya juga udah sinting. Biarin aja. Kita pulang aja yuk"
"Gak ah.. Tuh orang pengen gue tendang aja bokongnya"
Sepertinya sipengendara habis kesabaran mendengar maki makian Dina. Dia keluar dari mobilnya dan ternyata dia adalah Revan .
Sh*t
Aku hanya terbujur kaku.
Tak lama berselang Revan menarik tanganku"Saya ingin bertemu calon istri saya. " katanya sembari membawaku masuk ke mobil.
•
•
•"Bisa tolong lepasin gak tangan saya?"
Revan yang mendengar itu sontak langsung melepaskan genggamannya
"Kita harus kerumah orangtuaku"
Katanya singkat dan berfokus lagi ke jalan lagi.Aku hanya terdiam dan membenarkan posisi dudukku.
"Turun" kata Revan
"Ohh sudah sampai?"
Tak menjawab Revan langsung turun dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah kediaman orang tuanya itu.
"Permisi.. Bu? "
"Ahh anakku kau kembali? Wah.. Ibu sangat kangen denganmu"
"Oh kau sudah berani menunjukkan wajahmu lagi dihadapanku yah?"
"Suamiku jangan begitu. Dia baru saja kembali kerumah ini. Dia pasti kelelahan"
"Permisi" Yuna masuk diantara mereka
"Oh? Kau membawa seorang wanita? Ada apa ini? Apa dia sekertarismu?"
"Bukan bu.. Dia..."
"Ah.. Tidak tidak. Kita harusnya tidak membicarakan nya dalam posisi seperti ini. Mari kita makan dulu. Kebetulan ibu sudah masak"
Akhirnya kami makan malam dirumah orang tua Revan.
"Jadi? Sudah sampai mana? " Ibu Revan bertanya pada Yuna
"Eh.. Ah.. Maksudnya bu?"
" Revan biasanya tidak tertarik kepada wanita. Kami menjodohkannya sampai lebih dari 10 kali dan semuanya berasal dari keluarga yang kaya raya. Namun, hubungannya tak bertahan sampai 1 minggu."
"Oh.. Kalau begitu kami sudah menjalani hubungan kurang lebih dua setengah minggu bu"
"Ah bukan.. Dia sebelumnya tidak pernah membawa wanita ke rumah ini. Apa kau dihamili Revan?"
"Ohok ohok.."
"Ibu! Sudah aku katakan bukan. Kenapa ibu menanyakan hal hal aneh?"
"Yah maaf.. Kan kamu tak pernah sekalipun mengajak seorang wanita kesini"
"Ehem ehem.. Apa kalian tidak menghargai kepala keluarga disini?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Husband
Rastgele"Silahkan tanda tangani surat nya" "Baik pak" ••••• Ini pernikahanku yang ke 6!! Kontrak nikah 1 tahun. Pendapatan sampai 3 milyar.