Berpisah

12 1 0
                                    

Weekend Yuna disambut dengan suara ponsel yang pertanda ada telfon masuk.
Masih dengan posisi tertidur Yuna mengangkat panggilan itu setengah sadar

" ehmm... ya halo..."

" Halo... jangan bilang loe masih tidur, bangun kebo ini udah mau sore"

Yuna yang mendengar suara lawan bicara adalah Revan sontak terbangun dari posisinya dan mulai mendengarkan dengan seksama

" Gue pulang deluan ada urusan kantor mendadak yang gak bisa ditunda. Kalau loe udah siap nanti tanyain resepsionis tentang tiket loe."

" ohhh okay, hati hati yah kamu" jawab Yuna sembarang.

Mau tak mau Yuna bergegas dan bersiap siap, setelah membereskan barang barang nya Yuna turun ke bawah dan mengambil tiket pesawat yang dititip kan oleh Revan di resepsionis.
Bukan nya ke bandara Yuna bergegas ke rumah sakit tempat mamanya dirawat, Yuna ingin berpamitan kepada mamanya itu.

Knock knock knock

Yuna mengetuk pintu dan membukanya perlahan.

" Yuna.... ada apa sayang? "

" Ma... Yuna harus kembali ke Indonesia "

" ohh masalah itu, yah... memang kamu harus kembalikan? Oh iya mana suami kamu Revan?"

" Revan sudah pulang deluan Ma... ada meeting katanya. Jadi Yuna nyusul deh"

" ohh... ya sudah kamu hati hati yah, barang barangnya sudah dicek lagikan? tidak ada yang ketinggalan?"

" sudah semua mamaku yang bawel " Yuna mencubit gemas pipi mamanya itu.

" iya iya... semoga kamu bahagia sama Revan yah Yun, kalau ada masalah kamu jangan langsung keluar rumah. Kamu bicara baik baik dulu sama suami kamu. Maaf mama gak bisa kasih bimbingan soal rumah tangga untuk kamu tapi mama yakin Yuna sudah dewasa dan mengerti akan hal itu."

" iya ma... Makasih udah ngerawat Yuna sampai saat ini. I love you ma"

" love you too my sweatheart. Sampaikan salam mama sama Revan yah" Mama mengelus lembut rambut Yuna

" iya ma.. pasti kok. Aku berangkat sekarang ya ma... " sambil mengulurkan tangan berpamitan

Akhirnya Yuna pergi meninggalkan mama nya itu di rumah sakit lagi dan pulang dengan perasaan khawatir akan kesehatan mama dengan berat hati.

Sesekali dia memastikan kesehatan mama sebelum menaiki pesawat lewat pesan singkat kepada suster yang merawat sang mama.

My Last HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang