[04 : ARMA]

21 2 0
                                    

!Trigger Warning! 

Terdapat kekerasan , patah tulang , darah , dan berbagai hal lainnya yang tidak patut dibaca oleh anak di bawah umur.

Jika tidak kuat membacanya, harap meninggalkan chapter ini. Terima kasih.

!Trigger Warning!

-D'WHITE-

Arma berasal dari bahasa Spanyol yang artinya adalah senjata. Arma Platinum sama dengan senjata Platinum. Sementara Arma Personal yang berarti senjata pribadi atau pemilik senjata tersebut. Itulah mengapa Arma hanya bisa dimiliki oleh satu orang dalam satu generasi dan Arma akan terus mencari pemilik yang sebenarnya sampai benar-benar menemukannya.

Mudahnya, mencontoh dari kasus Aaron di mana ia adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Saat Aaron belum lahir, Arma Darkness diturunkan dan dipakai oleh Atmajaya itu sendiri, lalu Alvaro, Gerald, dan terakhir Aaron. Arma akan berhenti diturun-temurunkan ketika sudah bertemu dengan pemilik yang sebenarnya. Walaupun pemilik sebelumnya sudah pernah memegang Arma tersebut, mereka tidak akan bisa memegangnya kembali.

Kecuali mereka ingin mati lebih cepat.

-D'WHITE-

Matahari tepat berada di titik tengah, bersinar terang dengan panas yang menyakitkan ketika menerpa kulit. Menjadi alasan sebagian jendela istana tertutup agar sinar matahari tidak menyusup masuk. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pria dengan surai berwarna langit cerah itu baru saja kembali dari dapur. Sedikit memakan waktu lebih lama karena selain mengambil kantong darah untuk cemilan, ia juga mencari informasi lain dengan bertanya pada orang banyak. Yang ternyata banyak hal yang baru saja diketahui Michael tentang istana.

Michael mengetuk pintu kamar berwarna putih itu sebanyak tiga kali. Menunggu suara dari dalam untuk menyuruhnya masuk.

"Masuk!"

Begitu mendengarnya, ia memasuki kamar tersebut. Saat berada di dalamnya, ia sedikit terpukau bagaimana para pelayan mengubah kamar milik Tuan Putrinya dengan sangat drastis.

Kamar yang dulunya punya ranjang kecil khusus anak-anak, kini sudah berganti menjadi ranjang berukuran queen yang cukup nyaman untuk ditiduri. Lemari bajunya juga bertransformasi menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya. Yang Michael yakini jika di dalamnya masih kosong karena kedatangan mereka yang tiba-tiba dan ukuran tubuh Tuan Putrinya yang belum diukur ulang.

Yang Michael tangkap, setidaknya para pelayan di istana tidak berubah. Masih cepat tanggap dalam menjalankan tugas dadakan seperti ini.

"Michael, kau di sana?" tanya suara itu untuk memastikan yang masuk ke dalam kamarnya adalah pengawalnya. Bukan kakak-kakaknya.

"Iya, ini aku, Tuan Putri," jawab Michael seraya menaruh kantong darah itu di atas nakas dan mengambil satu kantong untuk diminum. "Tuan Putri ingin mengganti cat kamar menjadi warna apa? Putih terlalu polos untuk Tuan Putri."

Fabian menoleh sebentar ke arah dindingnya sebelum membalas, "Biru saja bagaimana? Aku ingin merah, tapi rasanya terlalu nyentrik. Nanti disamakan lagi dengan Atmajaya," Tubuhnya merinding seketika saat ia mengucapkan Atmajaya. Memikirkan apa yang digunakan nanti bisa disamakan dengan Atmajaya membuatnya geli. Jauh-jauh saja kalau harus disamakan dengan pria tua menyebalkan itu.

Berbelok sedikit, Michael mampu melihat Tuan Putrinya sedang sibuk merapikan barang-barang yang didapatkannya saat berada di bumi. Barang-barang itu melayang di sekitar tubuhnya, sesekali berputar saat Tuan Putrinya ingin mengambil barang lain di sisi yang berlawanan dengan tangannya agar mampu diraihnya.

D'WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang