Intro

2.4K 207 2
                                    

Haruto adalah pengacara terkenal yang selalu berhasil memenangkan kasus yang ditanganinya. Sosoknya yang dingin dan terkesan misterius serta parasnya yang rupawan membuatnya kerap kali masuk list most eligible bachelor selama beberapa tahun belakangan ini. Tak sedikit sosialita maupun artis papan atas yang mendekatinya untuk dijadikan pasangan maupun menantu. Sayangnya, Haruto tak pernah menanggapi satupun dari penggemar yang mengerubuninya bak semut mengerubuni gula.

Selain tampan dan mapan, ada satu rahasia umum tentang si hot lawyer, dia, selama masanya berkarir dan segala kesuksesannya selama ini, selalu menolak untuk melakukan wawancara dengan media dalam negri, dia hanya menerima wawancara dari media-mdia asing. Banyak yang menganggapnya sombong, tak sedikit yang mencacinya 'sok penting', semua itu dia abaikan dan tetap teguh dengan pendiriannya tidak menerima tawaran apapun dari media dalam negeri. 

Hal ini pula yang membuat Hyusuk, kepala editor Treasure magazine pusing tujuh keliling. Pasalnya, Haruto selalu menolak 'proposal' yang ia ajukan. Jangankan wawancara untuk satu edition, wawancara singkat untuk artikel online saja Haruto tidak sudi. berbagai cara telah Hyunsuk lakukan to persuade him, set aside friendly conversation, hell, tiap kali Haruto melihat Hyunsuk di sekitar kantornya, beruang kutub itu akan langsung melarikan diri atau bersembunyi di-entah-di-mana-Hyunsuk-tidak-tahu. 

Berbagai cara telah Hyunsuk lakukan untuk membuat anak itu duduk manis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan basa basi singkatnya tapi tidak pernah berhasil. Pernah, awal-awal, katakanlah beberapa tahun lalu, ketika karir Haruto baru mulai menanjak, Hyunsuk menawarkan royalty cukup tinggi untuk sebuah wawancara singkat, tapi apa? Haruto menolak tawaran Hyunsuk dan beralasan sibuk. Berbulan-bulan berikutnya, Hyunsuk masih terus merayu Haruto namun tidak satupun berbuah manis. Pernah sekali, Hyunsuk menawarkan sebuah mobil sport keluaran terbaru pada Haruto namun ditolak mentah-mentah oleh empunya dengan alasan yang membuat Hyunsuk gigit jari saking kesalnya.

"Maaf saja Hyung, tapi aku sudah memiliki mobil itu sejak tiga bulan lalu, jujur saja mobil itu sedikit ketinggalan jaman, jadi hanya aku jadikan tempat bermain Ruru." Katanya dengan muka sombong dan little devil smirk miliknya. Ruru, as his lovely little doggie

Baiklah, sejujurnya, saat itu Hyunsuk berusaha sekuat tenaga, garis bawahi itu, berusaha sekuat tenaga menahan tangannya untuk tidak melempar secangkir hot Americano di depannya tepat pada wajah beku si pengacara muda. I mean, mobil sport yang kita bicarakan ini adalah mobil impian Hyunsuk yang belum mampu, garis bawahi lagi, belum mampu Hyunsuk beli karena suami tampannya yang sedikit, hanya sedikit terlalu hemat merasa Hyunsuk tidak membutuhkan mobil baru setelah membeli sebuah SUV keluaran terbaru dua bulan sebelumnya. Right, siapa yang tidak marah kalau mobil impianmu diremehkan dan hanya,  hanya dijadikan mainan anjing katanya. Tolong yakinkan Hyunsuk untuk tidak membunuh di tempat si pengacara tampan. Kalau dipikir-pikir, Haruto itu sebelas dua belas dengan suaminya, yang kebetulan, merupakan senior Haruto saat masih menempuh pendidikan di bangku kuliah sekaligus atasan langsung aka pemilik firma hukum tempat Haruto bernaung. 

Another little secret between you and me, jangan beritahu Junghwan atau dia akan menjadikan Hyunsuk bulan-bulanan selama seminggu penuh, saking despretenya Hyunsuk untuk mendapatkan wawancara exclusive dengan Haruto, sekali, pernah ia meminta-coret-memohon pada suami tampannya, the-pain-in-the-arse Park Jihoon, selaku senior dan atasan Haruto untuk meminta-coret-memaksa Ilama kutub itu menerima tawaran Hyunsuk, yang tentu saja berhasil ditolak mentah-mentah oleh yang lebih muda. Padahal, andai saja Haruto tau, betapa beratnya usaha yang Hyunsuk lakukan untuk membuat the-pain-in-the-arse Park Jihoon mau sedikit, beri penekanan pada kata sedikit membantunya bicara dengan Haruto. Maksudku, ayolah, digempur Park Jihoon selama dua malam berturut-turut, tanpa menghitung sesi lunch di ruang kerja tuan Park, cukup membuat Hyunsuk kewalah. Yeah, walaupun Hyunsuk akui dia menikmatinya tapi tetap saja, you know, ditertawakan bayi sapi read Junghwan, karena berjalan seperti kepiting, cukup membuat wajah Hyunsuk memerah seperti ceri. 

Oke, cukup untuk bagian memalukan itu. But, look, for Pete's sake, Hyunsuk telah melakukan segala macam cara possible untuk mendapatkan wawancara dengan a-little-too-hot-devil Haruto dan tidak ada yang berhasil. Bisa saja, Hyunsuk mengabaikan Ilama itu dan mencari another hot lawyer di kantor suaminya, tapi, tapi, tapi, Haruto itu bagaikan gula yang memancing semut. Dia -Hyunsuk will never say it infront of him- adalah berlian kualitas terbaik yang diperebutkan taipan taipan kaya di acara lelang kaum kelas atas. Jika Hyunsuk berhasil, let's say, God send him some miracle dan berhasil mewawancarai Haruto untuk next issue majalahnya, wah, it will hit the mark in his entire career, and God's sake, will satisfy his pride as one of the best editor in the country. I mean, he will be the first one who succsesfully got Haruto sit on an interwiev sounds so good to him.

Right, mari hentikan imajinasi kita sejenak. Faktanya, bahkan sampai saat ini, Hyunsuk belum berhasil membuat pengacara tampan itu menerima tawarannya. Tidak, sekarang, saat Hyunsuk tengah memijat-mijat pelipisnya di ruang kerja serba bling-bling, menurut bayi sapi kesayangan Hyunsuk. Hyunsuk tengah dilanda stress, baiklah, stress berat, lebih tepatnya. Tumpukan kertas, Macbook yang terbuka, bahkan dering telepon di atas mejanya ia abaikan sejenak. Kepalanya terlalu pusing memikirkan si-pengacara-sialan-yang-sayangnya-tampan Watanabe Haruto. Jangan beritahu tuan -pencemburu- Jihoon, atau dia akan kesulitan berjalan, lagi.

Kriet

Pintu mahoni ruang kerjanya terbuka menampilkan asisten kesayangannya yang memasang raut memberengut. Oh look, anak lembu kesanyangan Hyunsuk sepertinya merajuk, siap-siap saja dompetnya dikuras untuk membeli donat setelah ini.

"Pak Bos yang terhormat, Saya dari tadi menelepon ke intercom Anda tapi tidak dijawab sama sekali. Saya jadi merasa bekerja sendiri di kantor ini."

Oke, ada penekanan dan senyum manis ditampilkan oleh Junghwan pada bosnya yang ditangkap oleh si bos sebagai 'setelah ini belikan aku selusin donat dan steak atau kau akan menyesal'. Tolong doakan isi dompet Hyunsuk. 

Hyunsuk menghela napas lelah. Dia benar-benar lelah, dan sedih atas nasib uang di dompetnya.

"Maafkan aku Junghwan-ah, aku sedang banyak pikiran akhir-akhir ini. Jadi, ada apa? Apa ada masalah dengan proyek terbaru kita?"

"Nope, photoshoot untuk issue bulan depan sudah rampung. Everything's perfect. As usual. Thanks to me who worked my ass out for the whole week all alone. Ini tentang photograper baru pindahan dari US itu, katanya dia sudah tiba tapi baru bisa mulai bekerja minggu depan." 

Hyunsuk mengangkat wajahnya, dia jelas mendengar sindiran halus bayi lembu itu. Tapi, tidak dapat dipungkiri, matanya sedikit berbinar. Orang baru, harapan baru.

"Ah, ya. Who's his name again?

"Jeongwoo, Park Jeongwoo. And Pak Bos, aku menuntut selusin donat dan steak untuk makan siangku sekarang juga, sebagai bayaranku yang telah menghandle semua pekerjaanmu hari ini, sendirian." Setelahnya, Junghwan berbalik dan keluar dari ruangan bosnya meninggalkan Hyunsuk yang kembali termenung. Ia memutar kursi kerjanya mengarah pada jendela kaca besar di belakangnya. Termenung kembali dengan berbagai rencana baru untuk menjerat Watanabe Haruto dalam wawancara exclusive dengannya dan photoghraper baru yang berhasil ia rekrut dengan susah payah dua bulan lalu.

"Ah, Park Jeongwoo, ya."

The SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang