It's just fanfiction, no hard feeling.
p.s. enjoy the music
***
Rabu
Haruto duduk dengan gelisah. Beberapa kali menghela napas gusar. Matanya tak henti menatap jam besar yang tergantung di dinding restoran di depannya. Kali ini, dia memilih restoran Jepang untuk makan siang. Dia sengaja memilih ruangan privat agar mendapatkan kenyamanan penuh saat makan siang dengan "partnernya".
Omong-omong, partner yang sedang kita bicarakan ini adalah objek yang membuat Haruto gelisah. Si partner sudah diberitahu alamat restoran ini sejak semalam dan berjanji akan datang tepat waktu. Tapi, sampai sepuluh menit Haruto menunggu sang partner belum juga menunjukkan bata hidungnya. Haruto tentu khawatir, meskipun sampai matipun dia tidak akan mengakui kalau dia merasa khawatir.
Kalau dia tidak datang dalam lima menit..
Srek
Pintu shoji di belakang Haruto dibuka dengan sedikit brutal. "Huh maaf aku terlambat huh tadi aku sempat salah jalan huh dan sedikit nyasar huh." adalah Park Jeongwoo yang masih sedikit membungkung mengatur nafasnya yang tersengal dengan tangan yang masih memegangi pintu malang yang sempat dia bukan dengan tanpa perasaan.
Haruto menyeruput tehnya dengan santai, "tak apa, aku sudah terbiasa dengan kebiasaan membuang waktu. Aku sudah memesan jadi cepat duduk. Sebentar lagi makanan kita akan disajikan."
Jeongwoo berjalan dengan sedikit menggerutu dasar sok keren! Dasar menyebalkan! Yang tentunya tak akan didengar lelaki yang kini tengah memindainya dengan mata tajamnya.
"Kupikir kau bekerja di bidang fashion?" Haruto bertanya dengan mata yang masih memindai lelaki di depannya.
Jeongwoo mengangkat alis sebagai respon dan tetap melanjutkan minum teh yang sempat disajikan pelayan untuknya. "Seharusnya, orang yang bekerja di bidang tertentu memiliki keterikatan tertentu dengan bidang yang digelutinya. Tapi kau.." Haruto melanjutkan dengan intonasi paling menyebalkan yang pernah Jeongwoo dengan, "sama sekali tidak punya sense fashion."
Tolong pui Jeongwoo karena berhasil menahan diri tidak menyiramkan teh di tangannya pada pria menyebalkan yang duduk di hadapannya saat ini. Demi Tuhan dan segala kuasanya! Jeongwoo ingin sekali merobek bibir yang tengah tersenyum mengejek ke arahnya saat ini! Kalau perlu mencabik-cabik lelaki menyebalkan itu untuk dijadikan makanan Matetsu anjing peliharaan Mashiho. Itupun kalau Matetsu mau. Anjing kecil itukan seleranya tinggi. Mana mau dia makan daging milik orang menyebalkan, sombong, tinggi hati macam Watanabe Haruto ini. Apa yang salah dengan selera berpakaiannya?! Apa yang salah dengan kaos polos yang dibalut kemeja flanel yang tengah dia kenakan?!
"Apa? Kau tidak terima? Tapi aku memang benarkan? Siapa yang masih memakai pakaian seperti itu di zaman seperti ini? Terlebih kau bekerja di bidang fashion."
"Kau menyebalkan kau tahu?"
"Aku tahu. Jadi, besok aku akan mengirimkan pakaian yang lebih layak untuk kau kenakan." Haruto berkata sanatai.
'Aku tidak butuh!"
"Tapi aku butuh melihatmu dengan pakaian yang lebih baik. Aku tidak suka makan siangku dikontaminasi pemandangan kemeja flanelmu." dengan sumpitnya, Haruto mengambil sebuah salmon sushi yang kemudian dia letakkan di piring lelaki di seberangnya sebelum mengambil untuk dirinya sendiri.
"Seolah aku mau makan siang denganmu lain kali!" Jeongwoo mengambil sushi di piringnya dan memasukan ke mulutnya. Matanya sedikit berbinar merasakan kenikmatan di lidahnya. Ternyata, sushi di tempat ini sangat enak! Walau restorannya berada cukup jauh dari pusat kota, dengan lokasi yang sedikit terpencil dan susah dicari yang menyebabkan Jeongwoo sempat nyasar dan berputar-putar di tempat tapi dengan makanan selezat ini, cukup worth it. Junghwan pasti akan suka tempat ini, Haruto tahu saja tempat makan yang enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sunshine
FanfictionIni, tentang kisah lama yang belum terselesaikan antara Haruto dan Jeongwo. Kisah cinta yang terhenti tanpa kejelasan dan segala kerumitan yang menyertainya. Sepuluh tahun setelah perpisahan pahit, keduanya dipertemukan kembali. Serta, kisah lainnya...