Setelah kereta kuda yang ditumpangi Jeno sudah tidak terlihat dan keluar dari area mansion Viscount Bailey, Sekelebat cahaya biru gemerlap menyelimuti tubuh Adrienne dan mengubah nya menjadi sesosok yang lain.
"Untung saja si bodoh itu cepat pergi. Pantatku sudah mulai berkeringat di bawah gaun sialan ini.." Kemudian sosok itu menghilang seiring dengan umpatannya ditelan kepulan asap hitam yang pekat.
━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━
"Anu.., Nona, kalau boleh tau apa isi surat yang anda kirimkan pada Lady Bailey?" Bell yang sedang menata rambut Greta yang habis mandi tiba-tiba kepo.
"Aku mengajak nya untuk minum teh jika dia berkenan" Greta menjawab sambil mencomot sebungkus permen coklat yang ada di meja.
"Oh begitu..."
"Ah! Sebentar lagi akan ada festival perayaan musim gugur, Nona harus datang ke perayaan itu!" Seorang pelayan yang sedang membereskan sisa wewangian untuk mandi Greta ikutan nibrung.
"Memangnya di sana ada apa?" tanya Greta yang masih mengemut permen bertanya.
"Ada banyak hal menarik nona..., Anda mungkin juga bisa cuci mata di sana" Jawab Nora sambil menaik turunkan alisnya yang di balas oleh kikikan para pelayan lain.
"Apa makanan di sana enak?"
"Tentu, Nona juga bi--"
"Aku akan datang"
Walaupun tampak luarnya Greta, tampak dalamnya adalah Elia yang akan selalu mengutamakan urusan perut.
Apa lagi makanan di dunia novel ini luar biasa enak, ditambah uang yang selalu mengalir dari ayah Greta bisa membuatnya membeli makanan untuk satu partai pilpres jika dia mau.
Diam-diam, Greta menyusun rencananya untuk kabur dari pengawasan penjaganya saat di perayaan nanti.
━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━
"Wahh.., udaranya sejuk sekaliii" Greta berlagak seperti narapidana yang baru saja dibebaskan dari penjara.
"Maaf, Nona menghalangi kereta kudanya" Ucap seorang prajurit bernama Luca yang berdiri di depan gerbang kediaman Duke Zouch.
Greta yang memang sedang berdiri lima langkah dari Gerbang besar itu pun menyingkir dengan sedikit menggerutu karena ia mendengar beberapa pelayan terkekeh karena tingkah konyolnya.
"Mari nona"
Greta pun naik ke dalam kereta yang akan menuju alun-alun tempat diadakannya perayaan musim gugur.
━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━
Di sinilah Bell, Luca, dan bebrapa orang pelayan dan prajurit lain dengan pasrah mengikuti Nona mudanya kesana-kemari membeli jajanan atau apapun itu yang menarik mata Nona Greta mereka.
"Bell, apa yang dilakukan orang-orang di sana?" Greta berhenti sejenak menatap kerumunan orang yang berdiri di sebuah altar berisi lilin-lilin kuning keemasan.
"Mereka sedang membuat permohonan kepada dewi Demeter, Apakah Nona juga ingin?"
"Kelihatannya menarik" Ujar Greta sambil berjalan ke arah orang-orang itu berkumpul.
"Silahkan Nona" Seorang gadis memberi Greta sebuah pemantik kayu.
"Terimakasih" Greta berjalan ke lilin-lilin yang terpajang bertumpuk. Setelah menyalakan sebuah lilin dan mematikan pemantik, ia menutup mata dan membuat permohonan.
'Dewi demeter yang cantek nan baik hati.., tolong biarin gue hidup panjang dan tenang tanpa ganguan manusia kurang kerjaan...Oh! sama kalo bisa tolong kasih gue suami yang ganteng kayak Jung Jaehyun atau Liu Te.... AMENN"
Setelah selesai dengan permohonannya, Greta berjalan menuju praurit yang menunggunya.
"Nona tidak apa-apa?" Tanya Luca
"Hah, Memangnya aku kenapa?" Greta menoleh ke arah Luca
"Sedari tadi Nona senyum-senyum sendiri, jadi saya kira Nona ditempeli roh jahat.."
"Ahahahahaha..." Greta tertawa hambar
'pakyumen!' Elia yang berada jauh di dalam badan Greta berteriak sambil mengacungkan jari tengahnya tinggi-tinggi.
"Oh! Nona bolehkah kita berhenti sebentar?" Tanya Bell
Greta hanya mengangguk lalu Bell meninggalkan mereka di depan kios pernak-pernik rambut.
"Ah.., Nona bolehkah saya pergi ke toko itu?" Nora memita izin pada Greta
"Heum..,Pergi lah aku akan menunggu di sini"
Nora pun berlari menyebrangi jalanan ke sebuah toko sepatu, meninggalkan Greta dan beberapa prajurit lain.
'Hueheheheheee...' Greta melihat kesempatan yang tidak datang dua kali.
"LIHATT!! SAPINYA TERBANG!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life | Jeno Jaemin
Fanfiction[ not bxb ] "Mereka kenapa ngikutin terus sih? bukan malaikat pencatat amal kan?" Elia meninggal mendadak karena sebuah kecelakaan, Elia cuma berharap dirinya bisa masuk surga. Tapi, takdir membawa jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh di dalam...