"Tau ah bodo!" Greta berteriak menggebu-gebu sambil berjalan di koridor menuju ruang kerja Ayahnya. Dia frustrasi karena Bertapanya selama satu setengah minggu tidak membawa hasil.
Tadi, Greta sempat curhat soal ini kepada para pelayan pribadinya sewaktu ia minum teh di pekarangan belakang. Dan mereka semua jantungan mendengar bahwa Nona mereka ingin membatalkan pertunangan nya dengan putra mahkota.
Putra Mahkota!!
Siapapun pasti ingin menjadi istri dari Pangeran yang amat sangat dikenal karena talenta dan wajah rupawannya itu.
Setelah selesai curhat, Greta menanyakan pendapat mereka, dan Luca dengan seenak pantatnya mengatakan bahwa Greta kurang iman jadi, doanya sewaktu bertapa tidak diterima oleh dewa-dewi.
Dan setelah itu Luca mendapat lemparan sepatu berkuda di kepalanya dari Greta.
Dan disinilah Greta yang akan mengajukan pembatalan pertunangannya pada Ayahnya. Kali ini ia sudah membulatkan niatnya.
Nggak tau permintaannya bakal dikabulin atau nggak, yang penting ia sudah meminta. Agar hatinya tenang, paling tidak ia sudah melaksanakan satu dari sekian banyak taktik "hidup lebih lama" nya.
━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━
Senyum yang amat lebar tidak hilang dari wajah Greta.
Ia telah meyakinkan Ayahya untuk membatalkan pertunangannya dengan putra mahkota. Awalnya Duke Zouch agak skeptis soal permintaan putri kesayangannya ini karena dari yang ia ketahui putrinya sangat menyukai putra mahkota.
Ia juga lega karena Greta menyapaikan itu sekarang karena dari yang dia ketahui pangeran tengah mendambakan seorang gadis dan gadis itu bukan putrinya.
Ayah Greta berkata bahwa ia akan mengirim surat permintaan pembatalan pertunangan besok sehabis berdiskusi dengan Ibu Greta. Dan sekarang, Greta hanya perlu menunggu surat penerimaan cerai (?) dari putra mahkota agar ia bisa hidup tenang.
Setelah tidak jadi menikah dengan pangeran, Greta bisa membayangkan seberapa bahagianya dia yang aka berfoyoa-foya dengan semua harta kekayaan yang ada. Bahkan tusuk gigi di rumah Greta bisa untuk membeli satu gaun yang cukup bagus di kota.
Ngomong-ngomong soal berfoya-foya, Greta jadi teringat akan grup musik kesayangannya di dunia lamanya. Sudah berapa kali grupnya comeback? Apakah dia ketinggalan momen-momen ikonik mereka? apakah mereka pernah terciduk dispenser selama ia lenyap? Apa mereka sudah menikah?! Punya anak?!!
Oh tidak! rasanya Greta mau nangis aja. Ini lebih sakit dari pada saat jempol kaki mu kepentok kaki meja atau kursi.
Setelah nggak jadi makan enak minggu kemarin, sekarang Greta mengingat idolnya yang entah gimana nasibnya setelah nggak dinafkahin sama Greta.
Ya..., walaupun masih banyak fans yang bakal tetep nafkahin si idol. Ini bakal bikin Greta tambah depresot. Moga-moga aja Bell masih punya banyak persediaan makanan manis
Oke balik ke cerita, jangan peduliin Greta-- eh, lebih tepatnya Elia yang nge-galau soal gimana nasib suaminya.
"Bell!"
"Ya, Nona?"
"AHHHSJDJDJDJDSKSKSKK" Greta kaget sendiri karena Bell tiba-tiba nongol di belakangnya. Sedangkan yang di panggil cuman senyum-senyum gak jelas.
"Tolong siapkan makanan untuk minum teh. Kalau bisa porsinya dinaikan untuk 4 orang lalu panggil Nora dan Luca"
"Laksanakan Nona!" Walaupun agak bingung, Bell segera melaksanakan permintaan Nona Mudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life | Jeno Jaemin
Fanfic[ not bxb ] "Mereka kenapa ngikutin terus sih? bukan malaikat pencatat amal kan?" Elia meninggal mendadak karena sebuah kecelakaan, Elia cuma berharap dirinya bisa masuk surga. Tapi, takdir membawa jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh di dalam...