04 | Surat

292 45 3
                                    

Side note : Elia bakal di panggil Greta di chapter ini dan chapter-chapter selanjutnya.

-yangnuliscerita


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nona, ada surat dari Lady Bailey" Bell datang menghampiri Greta yang sedang minum teh di pekarangan belakang. 


"Pffftt...." Greta yang lagi asik-asiknya nyruput teh chamomile, karena kaget menyemburkan teh yang berakhir terkena pelayan di depannya.


"Astaga! Nora, kamu tidak apa-apa?!" Greta heboh sendiri membersihkan wajah pelayannya dengan serbet yang ada di meja.

Padahal, teh yang diminum oleh Greta sudah dingin karena yang minum lagi mikirin cara kabur ke pinggir kota sambil bawa semua hartanya. 


"Ahahaha.., Saya tidak apa-apa Nona, Ehem..., Saya permisi sebentar" Nora tertawa hambar dan langsung mengundurkan diri untuk mengganti seragam pelayan nya yang terkena semburan air suci dari Greta. 

"Ah, Dari siapa kau bilang?" Greta beralih bertanya pada Bell.


"Dari Lady Bailey, apa Nona ingat?" Bell menyerahkan surat yang dibawanya kepada Greta.


"Hmm" Greta hanya berdehem sembari membuka amplop berwarna biru langit tersebut lalu membaca isinya.

Tak lama, ia segera menutup surat yang dibacanya dengan senyum yang berseri-seri. 


"A-ada apa Nona?" Tanya Bell yang kaget. Karena bisa nya nona akan membakar surat dari Lady Bailey, kali ini malah membacanya sepenuh hati sambil tersenyum. 

'Sepertinya Nona kesurupan!'╶Bell

"Aku ingin menulis surat balasan untuk Lady Bailey, bisa tolong ambilkan kertas dan pena?"

"Segera Nona." 


━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━


"Yang mulia, anda sebaiknya tidak perlu menemui saya seperti ini..."

"Diam dan lanjutkan makanmu."

Terlihat dua insan yang sedang mengobrol di rumah kaca Viscount Bailey. Mereka adalah  Jeno Xiever Adelard, sang Putra mahkota dan putri tunggal Viscount Bailey, Adrienne. 

Mereka sedang berbincang kecil sambil memakan cemilanyang di sediakan-- well, bukan mereka tapi Adrienne. Jeno hanya diam menatap gadis yang sedang melahap berbagai makanan manis di depannya.


"Saya dengar tunangan Yang mulia kemarin jatuh sakit?" Adrienne memulai percakapan.

"Memang" jawab Jeno terdengar tak acuh. 

"Apakah Yang mulia sudah menjenguk Lady Zouch?" 

"Aku mengunjunginya kemarin karena suruhan Ratu. Tapi, dengan seenak jidatnya dia tidak mau menemuiku" 

"Begitukah?"

"Hmm."

━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━


Setelah satu jam, Jeno akhirnya memutuskan untuk kembali ke istana. 

Adrienne pun mengantarkannnya sampai pintu depan.

 Ia juga melambaikan tangannya  kearah kereta kuda yang mulai berjalan menjauh yang dibalas senyuman  dari Sang Pangeran yang membuat wajah Adrienne sedikit memerah dan mengalihkan pandangannya ke tanah.


Melihat reaksi gadis itu, Pangeran semakin melebarkan senyumnya karena gemas.





























"Pangeran yang merepotkan..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Another Life | Jeno JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang