19 | Mereka

123 19 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat pagi, Nona~"

'What the..'
"Apa yang kau lakukan disini??" Greta dengan kesal bertanya pada Jeno yang sudah duduk manis di ruang tunggu di rumahnya.

Karena Jeno, Greta terpaksa bangun lebih pagi daripada biasanya. Padahalkan, hari ini Greta mau malas-malasan karena libur!

Greta juga masih dendam pada Jeno yang minggu lalu mengacau dirumahnya hanya karena ingin meminta maaf.

Greta menatap sinis Jeno yang tersenyum tanpa dosa kearahnya. Dengan malas, Greta mendudukan pantatnya di sofa dan mencomot kue coklat yang sebenarnya disuguhkan untuk Jeno.

"Yah.., aku hanya ingin menemui mu untuk berbicara soal ini." Ujar Jeno sambil mengeluarkan dua buah gelang.

Greta yang heran, memperhatikan dua gelang itu secara seksama, tapi ia masih tidak mengerti apa maksud Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Greta yang heran, memperhatikan dua gelang itu secara seksama, tapi ia masih tidak mengerti apa maksud Jeno.

Greta pun mengalihkan pandangannya dari gelang itu dan menatap Jeno.

"Apa ini?" Tanya Greta.

Jeno yang mendengar pertanyaan Greta pun jadi gemas sendiri.

"Ini gelang, bodoh." Ujar Jeno datar.

"Aku tidak buta." Jawab Greta kesal.

"Maksudku, ini gelang apaaa?? Kenapa kau menunjukan ini padaku?" Tanya Greta lagi.

Salah satu gelang itu memiliki bandul berbentuk seperti matahari, dan yang satu memiliki bandul bulan sabit.

"Huh? Kau benar-benar tidak ingat?" Tanya Jeno dengan tidak percaya.

Dan hanya dibalas gelengan dari Greta. Jeno hanya membuang nafas, tidak puas dengan respon Greta.

"Jadi, dulu aku punya seorang teman, dia gadis yang sangat manis." Ucap Jeno sambil menatap langit-langit.

Greta hanya menatapnya tidak tertarik.
"Lalu, apa hubungannya dengan aku?" Tanyanya.

"Kami berpisah, orangtuanya harus mengurus sesuatu keluar kota dan aku pergi ke akademi." Ujar Jeno, mengabaikan pertanyaan Greta.

Another Life | Jeno JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang