01 | Goodbye world

513 50 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Hhh...." 

Elia kembali menghela nafasnya sambil bersandar pada sandaran kursi dan menatap sendu langit-langit kamarnya. Lagi-lagi ia ditolak untuk bekerja di sebuah perusahaan. Entah sudah berapa kali ia mencoba melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun perusahaan yang mengiriminya email jika Elia di terima di perusahaan mereka.

Hidup sendirian tanpa adanya sanak-saudara benar-benar menyusahkan hidupnya. Awalnya Elia tumbuh besar di sebuah panti asuhan di pinggir desa, sangat di sayangkan selama 16 tahun tidak ada pasangan yang mengangkatnya menjadi anak. Sehingga dari situ Elia sudah mulai mengumpulkan karena berencana untuk hidup sendiri saat umurnya sudah legal, seperti sekarang ini.

Nyatanya mencari pekerjaan tetap sangatlah sulit. Awalnya dia menjadi pengasuh salah seorang anak dari bibi temannya karena ia sudah terbiasa dengan anak kecil. namun, karena sudah musim liburan ibu dari anak yang diurusnya memberhentikan dia karena ingin mendekatkan diri dengan buah hatinya selama liburan.

Dia juga pernah bekerja part-time di sebuah taman kanak-kanak. Tetapi pekerjaannya akan di liburkan untuk kedepannya karena adanya virus yang sedang mewabah. Sialnya, gajinya tidak cukup untuk menutup semua kebutuhan hariannya. 

Rasanya pengen ngilang aja dia tuh.

━━━━━━━ ☆ ━━━━━━━

"Ra, gue pulang!" Teriak Elia kepada temannya sambil mengambil buku novel nya di meja dan menutup pintu ruang guru di taman kanak-kanak tempatnya bekerja.

"WOKE! Tiati, kalo nggak lu ntar ketabrak becak" Balas Ara, teman Elia.

"Guguk."

Sampai di luar, ia mendapati halaman sekolah yang sudah sepi. Elia berhenti sejenak memandang langit yang mendadak menjadi kelabu menandakan hujan akan turun kapan saja.  

"Harus cepet pulang ini mah..."

Elia segera berjalan dengan sedikit berlari keluar dari area sekolah itu menuju rumah kecilnya. Jarak antara rumah dan tempatnya bekerja dan rumah tidak jauh sehingga ia sehari-hari cukup dengan berjalan. Dan lagi, rumah sewa nya berada di pinggir jalan besar yang selalu ramai siang-malam jadi ia tidak terlalu khawatir akan adanya tindakan kriminal yang ''mungkin'' terjadi padanya. 

Namun, entah kenapa hari ini jalanan terasa lebih sepi dari biasanya..

'mungkin ini bukan jam orang pulang kerja kali ya..' Pikir Elia seraya merapatkan jaketnya dikarenakan hawa dingin yang semakin menusuknya.

Di saat berjalan di tepian rel kereta, Elia melihat seorang anak kecil yang tengah bermain di atas rel itu, sontak Elia langsung membolakan matanya melihat ada kereta yang akan segera melintas di rel yang sama. Secara reflek Elia pun meneriaki anak itu untuk menyingkir namun anak itu hanya menoleh ke arah nya lalu tersenyum ala bintang iklan pasta gigi.

Tanpa pikir panjang Elia segera berlari melewati palang pengaman rel dan mendorong anak itu menjauh dari area rel kereta. Namun sayangnya Elia kalah cepat. Sebelum sempat menyelamatkan dirinya sendiri, ia tertabark kereta itu.



 Sebelum sempat menyelamatkan dirinya sendiri, ia tertabark kereta itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Another Life | Jeno JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang