Drei

24 16 4
                                    

"Apaan sihh. Heh kuda, tadi tuh kalian semua salah paham. Tadi aku kasihin air minumnya karena botol minum dia sama botol minum aku berdekatan, jadi aku ambilin aja sekalian" kata Diva.

"Masa? Karna abang Martin nya haus, capek abis latihan ya, Div" ejek Daniel lagi. Diva menghentikan langkahnya, Daniel pun ikut menghentikan langkahnya.

"Hmm? Ada apa?" Tanya Daniel bingung. Diva pun melirik sepatu Daniel lalu menginjaknya.

"Aaaaaaw apa apaan ini!!" Daniel pun menjerit kesakitan.

"Itu untuk tukang gosip. Khususnya untuk tukang gosip cowok bawel kayak kamu" ucap Diva kesal. Diva pun melanjutkan langkahnya meninggalkan Daniel yang masih mengangkat kakinya dan mengerang kesakitan.

'Aduh maaf banget ya, Kuda. Tadi tuh sakit banget emangnya? Semoga engga yaa.. ayo cepat susul aku, buktiin kalo kamu ngga kenapa kenapa' Diva mengkhawatirkan Daniel dalam hatinya, namun terus berusaha tampil seolah olah tidak peduli. Daniel pun menyusul Diva dengan menaruh sikutnya pada bahu Diva.

"Kalo ngga suka, ngga usah nginjek kaki juga kali.. sakit tau" rengek Daniel.

"Kalau ngga bisa dikasih tau pake kata kata, nginjek kaki cukup mempan untuk menutup mulut cowok bawel kayak kamu" tungkas Diva dengan hati yang sebenarnya sedang berdegup karena jarak mereka yang begitu dekat.

"Iya deh iya, dasar cerewet" balas Daniel. Mata Diva terbelalak begitu mendengar apa yang diucapkan Daniel.

'Bawel dan cerewet..semacam pasangan gitu, kan? Kyaaa pasangan' ucapan Daniel membuat Diva melamun.

"Heh jawab" Daniel membuyarkan lamunan Diva.

"Yah? A.. a.. apa?" Diva bingung dan berpikir mungkin Daniel menanyakan sesuatu saat Diva melamun tadi sehingga ia tidak mendengarnya.

"Gak denger?" Tanya Daniel lagi.

"Engga" jawab Diva jujur.

"Kalau bukan Martin, terus siapa dong? Nico?" Ulang Daniel.

"HAHHH?!! NICO?" Teriak Diva dengan nada tinggi karena kaget. Lalu ia spontan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Bukanlahh" lanjutnya dengan nada merendah.

"Terus siapa dong?" tanya Daniel sambil berusaha menangkap mata Diva.

'Apa pikiran Michelle benar, kalau Diva suka sama aku? Haahh jangan ke-geer-an nil' pikir Daniel dalam hati.

"Aku bakal kasih tau, kalau kamu kasih tau aku duluan siapa orang yang kamu suka" tantang Diva.

'He he he aku kan tulisnya 'Redisvelo', dia ngga akan tau kalau Redisvelo itu dia. Eh apa?! Aku tanya cewek yang dia sukai? Apa apaan sih Div!!, ini bisa merobek hati... ugh' Diva berdebat dengan pikirannya sendiri.

'Hmmm gimana yaa.. tapi, dikasih tau pun Diva ngga bakal kenal sama dia, 'kan? He he he gapapa deh' pikir Daniel.
Tanpa sadar mereka berdua saling melamun.

"Oke! Siapa takut" Daniel memecahkan lamunannya sendiri dan Diva.

"Oke, kita sambil jalan ya, ikut aku, jangan banyak tanya" ucap Diva.

"Yah? Emangnya mau kem..."

"Ssstttt jangan banyak tanya, dan ceritakan siapa cewek yang kamu suka, dia sekolah dimana, kelas berapa, kenapa kamu suka dia, kapan kamu mulai menyukainya, ceritain semuanya!" Perintah Diva. Daniel pun menurut pada Diva.

"Aku suka sama cewek yang aku sendiri ngga kenal" Daniel memulai ceritanya.

"Hmm?" Diva mengerinyitkan dahinya.

RedisveloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang