"MAMAA??!!"
Daniel melihat Mamanya yang lemas di sofa ruang tamu. Daniel berniat membawa Mamanya ke rumah sakit, namun Mama daniel menolak.
"Sudahlah nak, tidak usah bawa Mama ke rumah sakit, Mama akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi" Namun Daniel tetap membawa Mamanya ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Daniel teriak teriak meminta bantuan pada dokter. Lalu datang beberapa dokter yang akan menolong Mama Daniel dan segera membawanya ke salah satu ruangan untuk diperiksa. Daniel menunggu di luar ruangan sambil terus berdoa untuk kesembuhan Mamanya. Beberapa menit kemudian Dokter keluar dari ruangan Mama Daniel.
"Dok, Mama saya kenapa Dok? Mama saya bisa sembuh kan, Dok?" seru Daniel
"Tenanglah Dik. Mama adik bilang pada saya kalau Mama adik sendiri yang akan menceritakannya, Adik silakan masuk menemui Mama adik" Jawab Dokter. Lalu Daniel segera memasuki ruangan Mama Daniel.
"Mama, Mama kenapa? ceritakan, Ma" ujar Daniel tersedu sedu.
"Jangan menangis, kau ini anak laki laki kesayangan Mama yang kuat." ucap Mama Daniel sambil mengusap air mata Daniel.
"Jadi begini, maaf sebelumnya karena Mama tidak menceritakan hal ini. Sebenarnya Mama telah menderita kanker darah, ini adalah penyakit keturunan dari Nenekmu. Tapi, Mama lupa dengan penyakit itu karena sampai 4 tahun yang lalu Mama tidak merasakan sakit yang parah. Sejak 4 tahun yang lalu Mama mulai merasakan kejanggalan dalam tubuh mama. Ketika Mama dan Papah periksa, ternyata kankernya mulai sedikit ganas dan semakin hari kankernya semakin ganas.""Apa?! Ma... kenapa Mama tidak menceritakan ini padaku? dan Mama bilang 4 tahun lalu? Papa... Papah kan.."ucap Daniel terbata bata.
"Ya, Papamu meninggalkan kita bukan karena ia tidak sayang, papah cari uang untuk semua biaya berobat mama, Nil." air mata mama daniel menetes.
"Tapi Ma, seharusnya Papa merawat Mama agar Mama sembuh. Tapi dia justru pergi. Terus, mana? Papah nggak pulang-pulang sampai sekarang Ma!" Daniel sangat marah, namun ia berusaha menahan amarahnya karena melihat keadaan Mamanya yang sudah lemah.
"Sudahlah, Nil. Jangan hiraukan Papamu lagi. Kamu udah gede, kamu harus bisa mandiri. Penyakit Mama tidak bisa disembuhkan lagi kata dokter, Jadi kamu harus tegar” Kata Mamanya.
"Engga, Ma. Mama akan sembuh. Mama pasti sembuh" ucap Daniel meyakinkan dengan air mata yang terus berlinang. Mama Daniel tidak menjawab Daniel, namun ia mengeluarkan kunci dari sakunya.
"Daniel, kamu udah gede. Mama yakin kamu bisa jaga diri baik baik. Kalau kamu bisa jaga diri baik baik, Mama yakin kamu juga bisa jaga ini" ucap Mama Daniel seraya meraih tangan Daniel lalu meletakkan kunci tersebut ke tangan Daniel.
"I-i..ini apa Ma?" Daniel mengusap air matanya.
"In-i....ini" Mama Daniel terengah engah.
"k..k..ku..kunci laci le..lemari ya.. yang du..dulu" lanjut Mama Daniel.
"Ma? Mama kenapa?" tanya Daniel tanpa mengiraukan ucapan Mama Daniel karena Daniel terus memperhatikan Mama Daniel.
"Kamu hh..ha...harus ambil semua barang... yyy..yang a..da di da..lamnya" Mama Daniel terus terengah engah dan tidak dapat melanjutkan ucapannya.
"DOKTER!!! DOKTERRR!!!" Teriak Daniel dengan panik. Lalu Dokter dan beberapa suster datang dengan segera. Tangisan Daniel semakin kencang.
"Maaf, Dik. Adik harus menunggu di luar" ujar salah satu sambil sedikit menarik tangan Daniel untuk membawanya keluar.
"Suster, selamatkan Mama saya.." ucap Daniel ketakutan dengan air mata yang terus berlinang.
"Kami akan berusaha sebisa kami, Dik. Tolong tunggu di luar" ucap suster tersebut menenangkan Daniel dan Daniel hanya dapat mengikuti apa kata suster tersebut.
Daniel tidak bisa berhenti menangis dan terus berdoa dengan tetap menggenggam kunci pemberian Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redisvelo
RomanceSekolah Diva kedatangan murid baru dari sekolah elite, Daniel namanya. Daniel memiliki kemampuan membaca pikiran seseorang melalui mata. Diva tak percaya dengan kemampuan cowok yang menjadi sahabatnya ini karena Daniel tidak mengetahui bahwa Diva me...