Chapter 4: Apologies to Doyoung

82 13 0
                                    

Haruto melirik arloji yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

Bel sekolah akan berbunyi 5 menit lagi, kemana anak itu? batin Haruto karena pemilik bangku di depannya tidak menunjukkan batang hidungnya.

1 menit. Tepat 1 menit sebelum bel masuk sekolah berkumandang, Jeongwoo, pemuda yang dikhawatirkan Haruto, memegang ganggang pintu kelas dengan nafas memburu dan berjalan gontai menuju tempat duduknya.

"Kamu terlambat bangun?" tanya Haruto ketika Jeongwoo sudah melempakan tasnya ke atas meja dan mengibas-ngibas kerah bajunya untuk menghilangkan sedikit rasa gerah di tubuhnya.

"Tidak," ucap Jeongwoo singkat sambil melirik tajam ke arah Doyoung. Sontak Doyoung langsung tertunduk akibat gerlingan menusuk dari Jeongwoo.

Apa Doyoung ada masalah dengan Jeongwoo? pikir Haruto ketika menangkap perilaku Jeongwoo dan Doyoung.

Begitu bel istirahat berbunyi, seluruh warga kelas mulai berhamburan keluar, terutama Doyoung. Bukan hanya karena lapar yang menghampirinya, melainkan segera menghindar dari Park Jeongwoo, penghuni kelas yang membuatnya ketakutan hari ini.

"Mau kemana?" ucap Jeongwoo sembari menghadang Doyoung yang akan meninggalkan kelas.

"Jeongwoo─"

"Duduk," ucap Jeongwoo tegas dimana Doyoung langsung kembali ke posisi tempat duduknya. Haruto sebenarnya agak khawatir dengan kondisi tidak nyaman di hadapannya, hanya saja ia bukanlah orang yang tertarik mencampuri urusan orang lain.

Doyoung sontak menundukkan kepala dan memainkan kuku tangannya sendiri. Jeongwoo duduk di kursi hadapan Doyoung dengan sorot mata yang tajam.

"Kim Doyoung─" panggil Jeongwoo dan Doyoung masih setia menundukkan kepalanya.

Jeongwoo lantas mengangkat kepala Doyoung dengan menarik dagunya, "Hanya orang yang bersalah yang seharusnya menundukkan kepala, Doyoung."

"Tapi─" ucap Doyoung dan seketika ia terkejut karena Jeongwoo meletakkan bekal berisi sandwich, makanan favoritnya, di atas mejanya.

"Aku sebenarnya mau minta maaf padamu karena kemarin tanpa sopan memintamu membelikan Haruto makanan. Teman-temanku menganggap permintaan tolongku kemarin sebagai aksi memalak orang, dan kupikir kamu juga menganggapnya begitu. Aku sengaja buat sendiri sandwich ini sebagai permintaan maafku," ucap Jeongwoo.

Doyoung terdiam mendengar penuturan Jeongwoo.

"Oi, Kim Doyoung, kamu masih sadar kan?" ucap Jeongwoo sambil mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan Jeongwoo.

Tiba-tiba mata Doyoung berlinang air mata.

"Doyoung, kenapa kamu akan menangis? Orang bisa saja mengira aku menyakitimu jika bersikap seperti ini," ucap Jeongwoo panik sambil menepuk lembut bahu Doyoung.

"Maaf─ maaf Jeongwoo karena aku berburuk sangka padamu. Dan juga, kamu jahat, Wo. Kenapa harus menjadi pemuda yang tampan dan bersikap manis seperti ini? Kamu bisa membuatku deg-degan," ucap Doyoung sambil berusaha menyeka air matanya yang tumpah.

"Doyoung, aku memberikanmu sandwich untuk minta maaf, bukan ada maksud lain. Dan juga mohon maaf aku masih tertarik pada wanita," ucap Jeongwoo kesal sambil menggidikkan bahunya setelah mendengar ucapan Doyoung.

Haruto menahan tawanya, melihat interaksi kedua temannya tersebut.

"Jangan ditahan kalau memang ingin ketawa. Yang ini untukmu," ucap Jeongwoo sembari memberikan satu kotak bekal juga ke Haruto.

"Apa─ kamu hampir terlambat hari ini─" ucap Haruto dimana Jeongwoo hanya melambaikan tangannya, berlalu keluar kelas.

Haruto menatap bekal tesebut sambil tersenyum manis.

.

.

.

"Apakah alasanmu terlambat ke kantin karena meminta maaf pada teman yang kamu palak kemarin?" tanya Jihoon ketika melihat Jeongwoo menghampiri mereka.

"Kok tahu?" ucap Jeongwoo sambil duduk di bangku dan mulai mencomot makanan yang sudah diambilkan Yoshi.

"Terpampang jelas di dahimu," ucap Mashiho singkat dimana Jeongwoo lantas meraba-raba dahinya.

"Itu kiasan, Jeongwoo. Mana mungkin ada tulisan di dahimu," ucap Yoshi sambil menggelengkan kepala, menyadari betapa polos sahabatnya tersebut.

"Hari ini kita mau minum-minum bareng. Ikut?" tanya Jihoon dan Jeongwoo menggangguk.

"Tapi hanya sampai jam 10 malam ya," lanjut Jeongwoo dimana Mashiho dan Yoshi tersenyum mendengarnya.

"Kenapa? Karena tidak mau tidur larut? Benar-benar bayi," ucap Mashiho sambil menguyel pipi Jeongwoo dan langsung ditepis oleh Jeongwoo.

"Tak jadi masalah. Kumpul di tempat biasa jam 7 malam ya," ucap Jihoon yang langsung diacungi jempol oleh Yoshi, Mashiho dan Jeongwoo.

.

.

.

Jihoon mengacungkan gelasnya dan Jeongwoo serta yang lain langsung membunyikan gelas mereka dengan gelas yang diacungkan Jihoon. Jika kalian berpikir isi gelas tersebut adalah bir, kalian sungguh salah besar. Gelas yang biasa digunakan untuk bir tersebut, mereka isi dengan orange juice karena mereka menyadari usia tidak legal mereka. Para orang dewasa yang berada di sekitar mereka tertawa geli, melihat keabsurdan tingkah keempat pemuda tersebut.

"Jujur aku masih penasaran denganmu. Kudengar sebelum masuk SMA, kamu mengalami koma selama setengah tahun. Apa itu benar?" tanya Yoshi.

Jeongwoo mengangguk kepala.

"Bagaimana kamu bisa koma selama itu?" timpal Jihoon.

Jeongwoo hanya mengangkat bahunya, "Aku tidak ingat dan tidak ada satupun keluargaku yang mau menceritakannya."

"Tidak ada satupun kenangan masa lalu yang kamu ingat?" tanya Jihoon.

Jeongwoo mengangguk, "Tidak ada satupun yang kuingat."

"Hidupmu benar-benar penuh misteri," ucap Jihoon.

Jeongwoo hanya tertawa asal.

"Aku justru penasaran dengan Mashiho hyung. Sebegitu cintanya dengan kucing sampai-sampai bersedia melawan gerombolan pemuda seorang diri. Benar-benar luar biasa," ucap Jeongwoo mengalihkan fokus ke Mashiho.

"Luar biasa jika memang itu alasan sebenarnya," ucap Mashiho sambil meneguk habis orange juice-nya.

Ketiga pemuda yang berada di tempat tersebut langsung menatap Mashiho dengan penuh tanda tanya.

"Melawan seluruh gerombolan preman seorang diri untuk seekor kucing? Bahkan aku berani bertaruh para pencinta kucing sekalipun berpikir seribu kali untuk melakukannya," lanjut Mashiho.



Bukan sang kucing yang menjadi fokusku ketika melawan mereka

Melainkan

Karena seorang gadis pencinta kucing

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter

Gadis sombong begini kenapa disukai Mashiho hyung ya? batin Jeongwoo.

[Park Jeongwoo - Treasure] Stuntman in Your DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang