Chapter 22: Is he Jeongwoo?

74 11 0
                                    

"Eomma sudah di rumah?" ucap Haruto bingung ketika sang ibunda sedang duduk sambil membuka album-album foto.

"Manajer bilang ibu boleh pulang lebih cepat sehingga ibu sekarang di rumah," ucap sang ibunda.

"Oh begitu. Eomma kenapa melihat album foto kembali? Bukankah eomma akan menangis setiap kali melihat foto hyung dan appa?" ucap Haruto sambil duduk di samping sang ibunda.

Sang ibunda tersenyum, "Akan tetapi eomma tidak bisa melepaskan hasrat untuk tidak melihat mereka kembali."

Haruto paham. Meskipun mereka berdua sama-sama menyadari bahwa baik ayah maupun kakak banyak menyakiti mereka, akan tetapi hal tersebut tidak dapat mengikis posisi mereka sebagai keluarga.

Tak lama kemudian, sang ibunda menunjukkan foto dirinya bersama dengan seorang wanita yang sangat anggun.

"Eomma, tunggu sebentar. Ini siapa?" tanya Haruto sambil menunjuk wanita anggun tersebut.

"Oh dia adalah Mrs. Park. Keluarga orang kaya yang banyak mendonasikan barang-barangnya pada kita, termasuk mainan yang kamu miliki."

Wajah wanita ini mirip Jeongwoo. Dan Park? Marga Jeongwoo juga Park, batin Haruto.

"Ada apa sayang?" tanya ibu Haruto bingung akan sikap anaknya.

"Eomma, aku ingin ke kamar duluan," ucap Haruto sambil bergegas ke dalam kamarnya. Ia pun segera membuka laci mejanya, membuka kembali surat sang pemberi mainannya, orang yang disebutnya malaikat tersebut.



Hallo, kudengar kita seumuran. Semoga kamu menyukai action figure yang kuberikan, sama seperti aku yang sangat menyukainya. PJW

Hari ini aku dibelikan kembali action figure. Kuminta appa untuk membelikan dua. Satu untukku, satu untukmu. Semoga action figure ini bisa menemanimu selalu. PJW

Kudengar hari ini adalah ulang tahunmu? Aku memberikanmu jam tangan dan kuharap jam ini menambah kebahagiaan di hari spesialmu ini. PJW



Haruto terduduk lemas dengan semua surat yang berada di tangannya.

PJW? Park Jeongwoo? Kenapa aku tidak menyadarinya sama sekali? batin Haruto sambil kembali melihat surat tersebut.

Tapi mengapa Jeongwoo tidak mengenali action figure yang diberikannya padaku? tanya Haruto pada dirinya sendiri.

Haruto pun langsung berdiri, "Jika benar Jeongwoo adalah PJW, maka malaikatku selama ini tidaklah hilang. Aku harus memastikannya. "

Haruto lantas menekan tombol phone untuk menghubungi Jeongwoo, tetapi selalu terjawab oleh call center.

"Apa dia sudah tertidur? Tapi ini masih jam 6 malam?" gumam Haruto ketika melihat jam yang berada di dinding kamarnya.

"Masih ada hari esok. Aku akan pastikan besok di sekolah," ucap Haruto yang sangat bersemangat untuk bertemu Jeongwoo besok.

.

.

.

Bel kelas sudah berbunyi. Guru pengajar sudah memasuki ruangan kelas. Haruto menggigit kuku jemarinya dengan kasar. Ia menatap kursi kosong yang berada di hadapannya. Dan kemudian, Haruto merasakan tubuhnya yang terkena lemparan kertas dari seseorang.



Dimana Jeongwoo?



Haruto lantas menoleh ke arah Doyoung dan ia menggelengkan kepalanya.

Panggilan serta pesanku tidak dibalas, ada apa denganmu Jeongwoo? batin Haruto.

Ia pun diam-diam melihat layar handphonenya dan tidak ada notifikasi apapun yang terpampang disana.

Di saat pikiran Haruto tersita oleh prasangka mengenai Jeongwoo, tak lama ia menangkap Yoshi hyung yang memasuki kelasnya dan berbicara dengan guru pengajarnya.

Mengapa Yoshi hyung kesini?

Kemudian, sang guru kemudian memanggil nama Haruto dan menyuruhnya untuk mengikuti Yoshi keluar.

"Hyung, kenapa memanggilku keluar saat jam kelas?" tanya Haruto bingung.

"Nanti kujelaskan di jalan," ucap Yoshi sambil menyeretnya. Haruto semakin bingung karena Yoshi membawanya ke parkiran sekolah, bahkan menyuruhnya untuk masuk mobil Yoshi.

"Hyung, ada apa?" tanya Haruto kembali ketika Yoshi menancap pedal gas mobil dan membawa mereka keluar dari sekolah.

"Jeongwoo─ Woojin mengatakan Jeongwoo di rumah sakit─ dalam keadaan koma," ucap Yoshi pelan.

"Koma? Tapi di acara Mashiho, Jeongwoo terlihat baik-baik saja? Apa yang terjadi?" ucap Haruto panik.

Yoshi menggelengkan kepalanya, "Kita akan mengetahui setibanya disana."

Haruto kemudian melihat luar kaca dengan menggigit kukunya kasar.


Jeongwoo

Kumohon

Baik-baiklah

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

Meskipun tidak melihat secara dekat, tetapi nama anak tersebut terus terngiang-ngiang dalam pikiran kami semua.

[Park Jeongwoo - Treasure] Stuntman in Your DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang