"Pacarmu?" ucap Jihoon mendengar pernyataan Mashiho.
Mashiho menggoyangkan telunjukknya, tanda bahwa dugaan Jihoon salah besar.
"Gebetan?" ucap Jeongwoo memastikan.
"Bisa jadi," ucap Mashiho singkat.
"Apa kita kumpulan pemuda penuh misteri? Mengulik kehidupan kalian malah membuat kepalaku pening," omel Jihoon sambil memainkan gelas orang-juice-nya.
Mashiho hanya tertawa mendengar omelan Jihoon.
Apa Mashiho hyung akan memimpikan gadis tersebut suatu hari nanti? menarik jika iya, pikir Jeongwoo sambil meneguk minumannya dan menatap Mashiho tajam.
.
.
.
Tak terasa sudah sampai jam 10 malam mereka menghabiskan waktu bersama di tempat tersebut. Sudah waktunya bagi mereka untuk balik pulang, tak lain tak bukan karena salah satu anggota yang tidak mau tidur larut.
Di perjalanan pulang, Jeongwoo bertanya pada Mashiho.
"Hyung, hari ini tidur larut apa ngga?" tanya Jeongwoo.
"Kenapa memangnya?" tanya Mashiho balik.
"Cuman bertanya," ucap Jeongwoo asal dan Mashiho langsung mencubit pipinya.
"Sepertinya aku akan tidur cepat hari ini. Aku ingin melakukannya karena penasaran mengapa kamu suka sekali untuk tidur cepat," ucap Mashiho.
Kuharap kamu bermimpi malam ini, hyung, batin Jeongwoo dalam hati.
.
.
.
"Baiklah. Coba kita tunggu sampai jam stengah 12 malam untuk melihat apakah Mashiho hyung benar-benar bermimpi atau tidak," ucap Jeongwoo sambil melihat rentetan nama orang-orang yang bermimpi. Meskipun sudah banyak nama bermunculan, Jeongwoo masih terpaku tanpa berniat menekan tombol apapun.
Sudah 20 menit berlalu. Jeongwoo yang sudah di titik untuk menyerah dan memilih asal mimpi orang lain, tiba-tiba menemukan nama Mashiho yang terpampang di layar hadapannya.
"Wah, luar biasa," ucap Jeongwoo dan tanpa pikir panjang langsung menekan nama Mashiho tersebut.
Dan kali ini Jeongwoo berada di sebuah ruang kecil dimana seorang gadis manis yang sedang melukis berada di hadapannya.
Apa gadis ini yang diceritakan Mashiho hyung? pikir Jeongwoo sambil menatap gadis tersebut.
Dari balik papan lukis sang gadis, terpampang kalimat penunjuk mimpi ini.
Alur cerita: Buat gadis ini bahagia.
Petunjuknya semakin lama semakin tidak membantu, batin Jeongwoo dalam hati.
"Kamu sedang melukis apa?" ucap Jeongwoo sambil berdiri di samping sang gadis yang masih saja fokus melukis.
Gadis sombong begini kenapa disukai Mashiho hyung ya? batin Jeongwoo karena tidak mendapat respond dari gadis tersebut. Ia pun lalu berjalan ke belakang sang gadis supaya dapat melihat lukisan yang dibuat.
"Kamu sepertinya pecinta kucing ya," ucap Jeongwoo dan gadis itu masih bergeming. Menolehpun tidak.
Bagaimana bisa membuat dia bahagia jika diajak bicarapun tidak mau, gerutu Jeongwoo dan tanpa sengaja kakinya membentur kursi sang gadis.
Mendapati kursinya bergoyang, sang gadis menatap Jeongwoo yang sedang merintih kesakitan.
Gadis tersebut mendekati Jeongwoo dengan raut wajah khawatir.
"Setelah aku jatuh, baru kamu tertarik ya," ucap Jeongwoo sarkas.
Betapa terkejutnya Jeongwoo ketika sang gadis membuka mulut tanpa mengeluarkan suara dan membentuk gestur aneh dengan tangannya.
Jangan-jangan─ gadis ini bisu, batin Jeongwoo.
Kemudian, Jeongwoo dapat melihat kalimat yang muncul dari samping gerakan tangan sang gadis.
Cio, jangan cepat-cepat berbicara. Aku kesulitan mengejanya
Nafas Jeongwoo tercekat. Bagaimana bisa ia mengutuk gadis tuna rungu dan tuna wicara ini.
"Tak Per Lu Kha Wa Tir. Ak u Ti dak Ke na pa – na pa. A ku pri a ku at," ucap Jeongwoo dengan pelan dan menunjukkan ototnya.
Sang gadis tertawa dengan tingkah Jeongwoo.
Dia sangat manis saat tertawa, batin Jeongwoo dimana ia langsung mengibas-ngibaskan kepalanya untuk menghilangkan pemikirannya tersebut.
"Ke na pa meng gam bar ku cing?" tanya Jeongwoo dan gadis tersebut kembali membuat gestur.
"Karena kucing tidak pernah menunjukkan wajah sedih ketika melihatku," itulah arti dari gestur tangan yang dibuat.
Hati Jeongwoo kembali tersayat.
Aku dapat merasakan bagaimana menderitanya dia ketika melihat orang-orang yang mengasihaninya, batin Jeongwoo.
Sang gadis menggoyang-goyangkan tangannya untuk membuyarkan lamunan Jeongwoo.
Kemudian Jeongwoo menarik sang gadis dan meminta sang gadis untuk bermain tebak kata dengannya. Ia memberikan kertas dan pensil supaya sang gadis bisa menjawab.
Jeongwoo benar-benar memperagakan kata yang harus ditebak oleh sang gadis secara over action, sehingga sang gadis menunjukkan gestur tertawa meskipun tidak terdengar.
Beberapa kali mereka melakukan hal tersebut dan sang gadis sampai menangis karena menahan tawanya.
Makasih Mashiho. Kamu selalu membuatku bahagia, ucap sang gadis melalui gestur tangannya.
Jeongwoo tersenyum. Dan tak lama kemudian, tiba-tiba segalanya berubah menjadi putih.
Jeongwoo lantas membuka matanya dengan cepat.
Apa gadis itu ada hubungannya dengan aksi Mashiho hyung menghabisi beberapa preman tersebut, pikir Jeongwoo sambil memijat keningnya yang tidak sakit.
Ini adalah kali pertama
aku bermimpi dengan cerita menggantung seperti ini
dan aku tidak menyukainya
-----------------------------------------------------------------------------------------
Next Chapter:
"Cantik sekali Karina hari ini," ucap pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Park Jeongwoo - Treasure] Stuntman in Your Dream
Fiksi Penggemar**Completed** Koo Jun-hoe adalah pemuda yang memiliki catatan kejahatan beruntun. Sayangnya, nasib sial mengakibatkannya meninggal dunia seketika. Ketika ia diperhadapkan pada penentuan akhir hidupnya, Tuhan memberinya kesempatan untuk menebus sedik...