Haruto mencoba memajukan tubuh, memundurkan tubuh, menggoyangkan tubuhnya dan tatapan mata Jeongwoo mengikuti setiap gerakan yang ia lakukan.
"Wo─ kamu membuatku takut. Kenapa menatapku seperti itu?" bisik Haruto pada Jeongwoo yang duduk di sebelahnya. Posisi mereka saat ini berada di ruang musik, dan Haruto duduk diantara Jeongwoo serta Doyoung.
Jeongwoo langsung memutuskan tatapannya ke Haruto, "Tidak apa. Sepertinya aku cukup banyak pikiran."
Apa Jeongwoo ada masalah keluarga? Tapi sepertinya ia dan kakaknya baik-baik saja, batin Haruto.
Apa yang membuatmu sampai bermimpi menyeramkan tersebut, To? batin Jeongwoo.
Dan kemudian Jeongwoo maupun Haruto mendengar suara hentakan kaki yang sedikit mengganggu.
"Doyoung, kamu gugup?" tanya Haruto pada Doyoung yang menyebabkan suara hentakan tersebut.
Doyoung mengangguk kepalanya.
"Tidak perlu merasa takut. Lakukan seperti kemarin saat kita latihan. Kamu sangat luar biasa," ucap Jeongwoo sambil tersenyum manis.
Entah mengapa, senyum manis tersebut mampu menenangkan Doyoung.
"Kelompok berikutnya─" ucap sang guru yang menyiratkan bahwa tiba giliran Jeongwoo, Haruto dan Doyoung untuk unjuk bakat mereka.
Benar-benar di luar dugaan. Setelah selesai melakukan performance mereka, seluruh isi kelas termasuk sang guru memberikan applause dengan bersemangat. Banyak juga yang mengacungkan jempol tinggi-tinggi dan sang guru memuji penampilan mereka. Bahkan mereka juga diberi tawaran untuk mengisi acara pentas seni sekolah yang diadakan bulan depan.
Terpancar wajah bahagia dari Haruto maupun Doyoung.
Jeongwoo hanya tersenyum tipis.
Mereka pasti akan tampil memukau nanti─ tanpa diriku, batin Jeongwoo.
.
.
.
Malam hari pun tiba.
Jeongwoo sengaja tidak tidur cepat seperti biasanya.
Ia menunggu waktu untuk tidur agar bisa masuk kembali ke mimpi Haruto.
Meskipun keinginannya ini sangat beresiko, karena jika Haruto tidak bermimpi, maka Jeongwoo akan kehilangan kesempatan 1 hari menjadi stuntman, yang berarti kehidupan menjadi kecoa harus dia jalani.
Jeongwoo mencoba menyibukkan diri dengan bebagai hal. Menonton video, bermain game dan memantau sosial media teman-temannya.
Dan ketika tiba waktu yang sangat larut, Jeongwoo lantas menidurkan dirinya.
Dan kali ini, Dewi Fortuna benar-benar memihaknya. Jeongwoo melihat nama Haruto di layar hadapannya.
Jeongwoo mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum benar-benar menjalankan misi tersebut.
Kali ini Jeongwoo tidak lagi berada di lemari, melainkan di samping pintu kamar mandi.
Apakah aku akan melihat wajah orang tersebut hari ini? batin Jeongwoo.
Kembali. Jeongwoo mendengar teriakan seseorang dengan suara parau, khas orang mabuk, memanggil-manggil nama Haruto.
Alur cerita: Jangan berisik dan bertahan untuk tidak ketahuan sampai terbangun
Kenapa alurnya ceritanya masih sama, batin Jeongwoo ketika melihat tulisan alur cerita yang terpampang di dinding kamar mandi.
Jeongwoo mendengar barang-barang yang diobrak-abrik di luar.
Bagaimana Haruto bertahan bermimpi terus seperti ini, pikir Jeongwoo.
KETEMU HARUTO
Jeongwoo menutup mulutnya ketika ia menyadari pintu kamar mandi dibuka oleh orang tersebut. Jeongwoo yang berada di balik pintu, dapat merasakan bahwa orang tersebut berada di sampingnya, yang terhalang oleh pintu.
Kumohon jangan menoleh, batin Jeogwoo dengan tangan yang sedikit bergetar.
Jeongwoo mendengar omelan kesal dari orang tersebut dan ia kemudian menutup pintu kamar mandi kembali.
Di saat Jeongwoo sudah hampir bernafas lega, tiba-tiba pintu kamar mandi tersebut dibuka lagi dan Jeongwoo dapat merasakan deru nafas memburu dari orang tersebut.
Sungguh─ ini benar-benar membuat gila, batin Jeongwoo yang tetap diam dalam posisinya.
"Bagaimana bisa anak tersebut menghindari keluarganya sendiri?" omel seseorang di balik pintu tersebut.
"Dan kenapa aku membuka pintu ini lagi," lanjut omelan orang tersebut dan kemudian menutup pintu dengan sangat keras.
Jeongwoo langsung menjatuhkan dirinya dalam posisi terduduk. Ia memegang dadanya yang berdebar kencang.
Jeongwoo masih dapat mendengar jelas teriakan-teriakan tidak jelas dari orang tersebut.
Jeongwoo yang masih dalam posisinya selama beberapa waktu, lambat laut melihat seluruh ruangan di sekitarnya menjadi memutih.
Jeongwoo pun membuka matanya dan mendapati sinar matahari menerpa wajahnya dengan lembut.
Sampai berapa lama lagi
kamu akan seperti ini
Haruto
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next Chapter:
Andaikan kamu adalah dia, Wo, apakah aku akanmenjadi orang yang bahagia? batin Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Park Jeongwoo - Treasure] Stuntman in Your Dream
Fanfic**Completed** Koo Jun-hoe adalah pemuda yang memiliki catatan kejahatan beruntun. Sayangnya, nasib sial mengakibatkannya meninggal dunia seketika. Ketika ia diperhadapkan pada penentuan akhir hidupnya, Tuhan memberinya kesempatan untuk menebus sedik...