2. MENGEJAR HATIMU

2.9K 311 244
                                    

Ketik Hai dulu yuk👋

Jangan lupa untuk komentar di setiap paragrafnya biar ku semangat updatenya🌸🌼🌸

Terus jaga kesehatan, jaga makan, sama jaga ibadahnya🌸🌼🌸

Selamat membaca cerita Navas & Vanesya🌸🌸🌸

2. MENGEJAR HATIMU

“Kejar langkah kaki kamu itu capeknya enggak seberapa. Di banding kejar hati kamu.”—Vanesya Isha Narayana.

DI ruang musik SMA Bratasanjaya. Navas membawa Vanesya pergi. Ruangan itu sepi. Tidak ada orang di dalam sana kecuali Navas dan Vanesya. Setelah menutup rapat pintu ruang musik itu. Navas menatap ke arah Vanesya yang sedang sibuk memperhatikan berbagai macam alat musik. Sesekali gadis itu menyentuhnya dengan jari telunjuk tangan kanannya.

“Heh cewek aneh!” panggil Navas membuat Vanesya langsung menoleh padanya. Navas berjalan mendekati Vanesya.

“Jelasin ke gue, kenapa lo nuntut banget sama gue buat jadiin lo pacar?!” tanya Navas menatap tajam Vanesya yang berdiri di hadapannya.

“Jawab enggak, ya? Tapi, tadi Napas suruh aku diem, kan? Iya udah deh. Aku diem aja,” batin Vanesya sambil berpikir.

“Lo pikir gue kayak cowok-cowok di luar sana yang bakal langsung terima cewek gitu aja? Mikir!” ucap Navas sarkas.

“Kenapa lo diem?! Jawab pertanyaan gue tadi! Kenapa lo pengen banget jadi pacar gue hah?!” tanya Navas mulai kesal karena sejak tadi Vanesya hanya diam sambil mengejapkan kedua matanya berkali-kali.

“Lo gagu?! Jawab!” bentak Navas membuat Vanesya terkejut.

“Tadi kan, Napas suruh aku diem. Sebagai calon istri yang baik. Aku harus patuh sama perintah calon suami aku. Jadi, aku diem. Napas kan calon suami aku,” balas Vanesya dengan nada cepat dan hanya satu tarikan nafas.

“Astaga! Jadi, lo gak paham sama pertanyaan gue tadi?!” tanya Navas tidak habis pikir.

“Oh iya, soal kenapa aku pengen banget jadi pacar Napas itu gara-gara....” ucapan Vanesya menggantung. Tak lama kemudian kedua pipinya bersemu merah sambil menahan senyum.

“Gara-gara apa?! Cepet ngomong!” desak Navas tidak sabaran.

Mengobrol dengan gadis seperti Vanesya walaupun hanya sesaat benar-benar menguras kesabaran. Bayangkan saja, jika Romeo-sepupu Navas yang ada di posisi Navas sekarang. Mungkin Vanesya sudah di buang dari SMA Bratasanjaya.

“Gara-gara Napas ganteng hehe...” ucap Vanesya dengan kedua pipi merah merona. “Ah aku jadi malu, kan. Napas itu ganteng banget. Serius deh enggak boong!” ujarnya.

“Udah ganteng, macho lagi! Otot Napas besar-besar. Bahunya Napas juga kayaknya sandar able banget deh,” ujar Vanesya lagi.

Fuck! Bisa gila gue,” maki Navas mulai frustasi mendengar ocehan-ocehan Vanesya.

“Napas kenapa? Mukanya kok keliatan tertekan, gitu?” tanya Vanesya menatap polos Navas. Bukan tertekan lagi, Neng! Itu udah beneran depresi akut!

Navas'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang