Ketik Hai dulu👋
🌸Gimana kabar kalian?🌸
Tetap jaga kesehatan, pola makan, dan ibadahnya ya. Stay safe semua🐨🌸🌸
Jangan lupa tinggalin jejak komentar kalian di setiap paragrafnya ya🌸🐨
Selamat membaca kisah Navas dan Vanesya🌸🐨
7. DIBALIK SENYUMAN
“Rumah yang udah rusak enggak akan bisa utuh lagi. Kalau pun utuh, pasti berbeda dari yang semula.”—Vanesya Isha Narayana.
“Gauri, Napas marah sama aku. Gara-gara kemarin malem aku enggak sengaja ganggu rapat dia sama temennya,” kata Vanesya bercerita pada Gauri teman sebangkunya.
“Lo juga ngapain gangguin mereka rapat sih?” tanya Gauri sambil menyalin catatan materi yang dituliskan guru biologi di papan tulis.
“Aku enggak maksud ganggu Napas sama temennya. Serius deh enggak boong,” ucap Vanesya sungguh-sungguh.
“Ya terus?”
“Gauri, aku itu manusia dan manusia enggak ada yang sempurna. Aku bisa bikin kesalahan. Jadi, alamiah kalau aku buat salah sama Napas,” jelas Vanesya.
“Sya lo kalo ngomong jangan—” ucapan Gauri belum sempat selesai langsung terdengar suara dari bu Rumi.
“Ibu harap jangan ada yang bicara di dalam kelas!” tegas Bu Rumi selaku guru Biologi yang sedang mengajar di kelas 10 IPA 7 saat ini. Bu Rumi terkenal tegas dan disiplin. Jika tidak mengikuti aturannya, maka bersiap saja mendapat hukuman.
“Tuh dengerin, Sya. Lo jangan banyak ngomong. Ntar, lo kena hukum,” kata Gauri dengan nada pelan pada Vanesya.
“Jujur ini sulit, aku bosen kalau diem terus,” tutur Vanesya.
Diam adalah salah satu hal tersulit bagi Vanesya. Dimana pun dan kapan pun, Vanesya selalu ingin berbicara dari hal-hal kecil yang random.
“Ya, lo ngapain gitu asal jangan ngomong. Mending lo catet materi yang ada di papan tulis,” ujar Gauri memberi saran.
“Kalau bisa difoto kenapa harus dicatet?” tanya Vanesya.
“Biar masuk ke otak, Sya.”
“Kan bisa dibaca,” ujar Vanesya.
Gauri memutar bola matanya malas. Tidak mau meladeni ucapan Vanesya lagi, karena jika terus ditanggapi maka Vanesya semakin banyak bicara. Gauri memilih fokus dengan kegiatan mencatatnya. Sedangkan Vanesya sibuk dengan dunianya sendiri.
Sorot mata Vanesya tiba-tiba tertuju pada beberapa anak tim basket SMA Bratasanjaya yang berjalan melewati depan kelasnya. Seketika Vanesya mengingat sesuatu.
“Gauri! Gauri! Napas anak basket kan?” tanya Vanesya pada Gauri.
“Iya, kenapa?” tanya Gauri.
“Berarti Napas sekarang juga ikut latihan basket?”
“Pasti ikut lah, kak Navas aja kapten basketnya,” balas Gauri.
Vanesya langsung tercengang. Harusnya Vanesya tahu kapan jadwal Navas latihan basket. Sebuah kesempatan emas jika Vanesya bisa berada di samping Navas ketika cowok itu sedang latihan basket.
“Pelajaran bu Rumi kapan selesainya? Aku mau nonton Napas latihan basket,” ucap Vanesya bingung sendiri.
“Masih satu jam lagi. Itupun nanti anak-anak basket udah selesai latihannya,” balas Gauri tanpa menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Navas's
Fiksi Remaja"𝚃𝚎𝚛𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚊𝚙𝚊𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚖."-𝙽𝚊𝚟𝚊𝚜 𝙷𝚊𝚒𝚍𝚊𝚛 𝙱𝚛𝚊𝚝𝚊𝚓𝚊𝚢𝚊. Navas Haidar Bratajaya seorang ketua geng motor elite bern...