13. SIAPA GENTA?

1.7K 182 188
                                    

13. SIAPA GENTA?

Genta Kastara Narayana, nama yang seharusnya tidak asing lagi di telinga Navas dan para anggota DRAX87. Mendengar nama itu kembali membuat secuil memori kembali teringat.

“Napas kenal sama koko?” tanya Vanesya.

“Mantan wakil ketua Morde yang lebih pilih turun dari kedudukannya dibanding hilangin satu nyawa,” jawab Navas.

Navas tentunya tidak akan melupakan tragedi dua tahun lalu dan siapa orang yang sudah menyelamatkan nyawanya.

Kala itu Navas masih duduk di kelas 10. Namun, karena family background yang di miliki Navas yang merupakan bagian dari keluarga Bratajaya, serta karakter Navas yang memenuhi standar sebagai Ketua DRAX87. Navas akhirnya di pilih sebagai calon ketua DRAX87 berikutnya.

Kabar itu tentu saja bagaikan api yang mampu menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru SMA Bratasanjaya atau bahkan mampu menyebar ke seantero sekolah lain termasuk SMA Jayasangkar yang merupakan sarang dari anak-anak Morde, musuh bebuyutan DRAX87.

Mendengar kabar bahwa DRAX87 sudah menemukan calon ketua berikutnya membuat ketua Morde pada saat memiliki rencana jahat berupa menculik dan menyekap Navas sebelum pada akhirnya akan membunuh Navas.

Benar saja, Navas pun di culik dan di sekap di sebuah bangunan tua yang sudah lama kosong. Pada saat Navas di sekap, Navas mendapatkan berbagai pukulan dan siksaan pada tubuhnya. Kala itu, Navas tidak bisa berbuat apa-apa karena tangan serta kakinya di ikat.

Hingga pada akhir dari rencana anak-anak Morde, mereka bersiap untuk membakar bangunan tua itu setelah menyiram minyak tanah ke setiap sudut bangunan tersebut. Bahkan mereka juga menyiramkannya pada Navas. Benar, mereka ingin membakar Navas hidup-hidup dan membuat kejadian itu seakan-akan seperti sebuah kecelakaan.

Ketika sepercik api telah menyala, anak-anak Morde yang sebelumnya berkumpul di dalam ruangan itu langsung berlari keluar untuk menyelamatkan diri. Navas berteriak menyumpah serapah terus keluar dari mulutnya.

Di tengah-tengah kericuhan dan kepulan asap yang mulai memenuhi ruangan itu. Terdapat seorang laki-laki berperawakan tinggi yang berjalan memasuki ruangan dengan membawa pisau di tangan kanannya. Samar-samar Navas melihat laki-laki dengan pisau di tangannya itu. Navas mulai berpikir jika laki-laki itu akan menghabisinya.

Namun, dugaan Navas salah. Pisau yang Navas kira akan di gunakan untuk membunuh dirinya justru di gunakan oleh laki-laki itu untuk membuka ikatan tali di tangan dan kaki Navas sehingga Navas bisa terlepas.

Kejadian itu terjadi begitu cepat, hingga Navas tidak sempat bertanya siapa laki-laki yang menyelamatkan nyawanya. Namun, Navas sempat membaca name tag pada baju seragam laki-laki itu yang tertulis Genta Kastara. Detik itu juga Navas langsung mengetahui jika laki-laki itu merupakan wakil dari ketua Morde.

“Napas ngelamun apa?” tanya Vanesya yang membuat lamunan panjang Navas buyar.

Navas beralih menatap pada Vanesya. Lagi dan lagi rasa bersalah muncul dalam diri Navas. Apa yang akan Navas lakukan? Mengorbankan adik dari seseorang yang sudah menyelamatkan nyawanya?

“Vas, kita udah ngulur waktu setengah jam. Acaranya udah di mulai,” ujar Shaka memberitahu Navas yang belum ada pergerakan sama sekali. Jika mereka terlambat, bisa jadi mereka akan kehilangan informasi penting.

Sorry, gue rasa gue gak bisa ikut ke acaranya. Gue harus anterin cewek gue balik. Gue takut anak-anak Morde bisa kapan aja bikin siasat buat nyakitin orang yang lagi deket sama gue,” ujar Navas mendadak membuat Shaka serta orang-orang di sana merasa bingung, tak terkecuali Vanesya.

Navas'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang