Ketik Hai dulu👋
🌸Gimana kabar kalian?🌸
Tetap jaga kesehatan, pola makan, dan ibadahnya ya. Stay safe semua🐨🌸🌸
Jangan lupa tinggalin jejak komentar kalian di setiap paragrafnya ya🌸🐨
Selamat membaca kisah Navas dan Vanesya🌸🐨
6. KECEROBOHAN VANESYA
“When I trusted you more than myself. That's when I started loving you.”—Vanesya Isha Narayana.
“Napas badan aku lengket banget ihhh!” ucap Vanesya mengeluh pada Navas yang sedang membeli sesuatu di koperasi SMA Bratasanjaya. Vanesya menunggu di depan koperasi seraya mengarahkan ujung rambutnya ke hidung. “Rambut aku juga jadi bau lemon. Ini kayaknya kalo dijilat rasa lemon tea deh.”
“Lo mau jilatin rambut lo sendiri?” tanya Navas yang baru saja keluar dari dalam koperasi.
“Enggak, emang Napas mau?” tanya Vanesya menawari.
“Gak!” tolak Navas cepat.
“Ini tisu basah buat lo. Cepet bersihin badan lo!” ujar Navas seraya meraih satu tangan Vanesya dan memberikan tisu basah yang baru ia beli tadi.
“Yahh... enggak puas Napas kalo cuma pake tisu basah. Masih lengket, mandi bisa enggak sih?” tanya Vanesya mengada-ngada.
“Emang lo berani mandi di sekolah?” tanya Navas.
“Ya Napas temenin aku mandi dong!” ujar Vanesya membuat kedua mata Navas langsung melotot.
“Maksudnya?!” kaget Navas.
“Maksud aku, Napas temenin aku di toilet. Tapi, Napas tungguin aku dari luar toilet gitu,” kata Vanesya mengoreksi.
“Hayooo! Napas pasti tadi mikir aneh-aneh kan? Kan? Kan?” tebak Vanesya yang sudah tahu jika Navas pasti berpikir aneh-aneh.
“Geer lo!” sembur Navas berusaha menutupi kebohongannya. “Gak ada mandi-mandian! Bersihin pake tisu sana!”
“Iya udah kalau gitu Napas bantuin bersihin rambut aku pake tisu basahnya,” pinta Vanesya.
“Nyebut mulu gue pacaran sama lo!” geram Navas. Wajah Navas sampai merah saking emosinya menghadapi Vanesya.
“Ihh bagus donggg! Berarti aku jadi pacar yang punya pengaruh positif. Kalau Napas istigfar terus pahala Napas bertambah,” ucap Vanesya dengan nada cepat.
“Gue minta sama lo sekali aja, diem!” pinta Navas dengan penuh harap.
“Kalau aku diem dapet apresiasi apa?” tanya Vanesya.
“Lo cuma gue suruh diem. Bukan ikut olimpiade! Pake minta apresiasi segala.”
“Tapi Napas, jadi pendiem itu susah buat aku. Kalau aku berhasil diem, aku udah kayak lakuin keajaiban besar. Jadi, aku minta apresiasi sama Napas,” jelas Vanesya.
Navas maju satu langkah mendekati Vanesya. “Lo mau apresiasi dari gue?”
Vanesya mengangguk antusias dengan kedua bola mata yang berbinar-binar.
“Gue lempar lo ke Ancol!” ujar Navas membuat Vanesya langsung terpaku diam. Navas menyipitkan kedua matanya, mengamati wajah Vanesya yang tegang. Apakah gadis ini takut dengan ucapannya tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Navas's
Roman pour Adolescents"𝚃𝚎𝚛𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚊𝚙𝚊𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚖."-𝙽𝚊𝚟𝚊𝚜 𝙷𝚊𝚒𝚍𝚊𝚛 𝙱𝚛𝚊𝚝𝚊𝚓𝚊𝚢𝚊. Navas Haidar Bratajaya seorang ketua geng motor elite bern...