15- PULANG BARENG

11 3 0
                                    

Bel pulang akhirnya berbunyi. Saat-saat terbahagia bagi semua siswa. Koridor yang awalnya sepi, kini langsung dipenuhi siswa dengan raut wajah yang bahagia. Mereka seakan sudah kehilangan beban dipundaknya. Padahal hari esok masih akan datang.

Darka berjalan menelusuri koridor yang dipenuhi oleh siswa yang berjalan dengan arah yang berlawanan dengannya. Jika semua siswa berjalan keluar, Darka malah sebaliknya.

Darka tersenyum semringah saat setelah ia sampai didepan kelas 11 IPA 1. Darka menghela napas pelan saat ia menemukan Amel yang baru saja keluar dari sana. Amel jelas terkejut.

"Ngapain lo?" tanyanya dengan kening mengyerit.

Baru juga Darka akan menjawab pertanyaan Amel dengan kebohongan, tapi ponsel Amel langsung bergetar tanda panggilan masuk.

Tidak lama panggilan itu berakhir.

"Tunggu gue, gue mau keruang osis dulu, okey!" ucap Amel sembari menepuk pundak Darka sebelum pergi darisana.

Darka bernapas lega saat Amel pergi darisana. Untung semesta memihaknya kali ini, ia tidak harus mencari alasan apa-apa tadi.

"Darka,"

Darka sontak menoleh. Ia tersenyum saat menemukan Bella berjalan kearahnya. Gadis itu tetap sama saat pertama kali Darka menemukannya. Cardigan biru yang dikenakannya, beserta tas biru. Jika orang lain menyukai pink, maka Bella sebaliknya.

"Kita pulang sekarang?" tanya Bella yang akhirnya membuyarkan lamunan Darka.

"Ah. Iya." jawabnya.

Mereka akhirnya jalan beriringan menelusuri koridor. Beberapa siswa yang masih berada disana tentu melemparkan tatapan yang entah apa maksudnya. Tapi mereka berdua tetap saja berjalan tanpa menghiraukan mereka.

"Gue ambil motor dulu ya," ucap Darka.

Bella mengangguk sambil menunggu Darka didekat gerbang. Untung saja tadi Darka memarkirkan motornya dibelakang pos jadi ia bisa mengambilnya lebih cepat.

Tidak lama Darka sudah kembali kehadapan Bella dengan motor yang dipakainya. Bella tersenyum tipis saat Darka sudah berada disampingnya.

Detik berikutnya Darka memberikan helm yang biasa digunakan Amel ke Bella.

Bella terdiam. Alih-alih memakainya, ia malah hanya melihatinya saja. Bukannya ia tidak ingin memakainya, hanya saja ia tidak tau bagaimana cara memakainya. Karena jujur, ini adalah kali pertamanya.

Darka mengerutkan keningnya saat menoleh kearah Bella. Pasalnya Bella masih belum menggunakan helm yang diberikannya.

"Bel,"

Akhirnya Bella tersadar. Ia mendongak kearah Darka yang menatapinya dengan tatapan heran.

"Bisa pakai gak?" tanya Darka.

Sontak Bella langsung memasangi helm ke kapalanya tanpa memasangkan perekatnya, sebab ia tidak tau. Darka yang melihatnya tentu langsung terkekeh.

"Perekatnya," ucap Dari mengingatkan.

"Ah," Bella dengan buru-buru memasangnya walaupun sudah beberapa kali ia coba tapi perekat itu masih belum terpasang.

"Sini," pinta Darka.

Bella kembali mendongak saat tiba-tiba tangan Darka sudah memegangi perekat dihelm yang dipakainya.

Jarak yang teramat dekat membuat Bella menahan napasnya untuk sesaat. Melihat wajah Darka sedekat ini membuat jantungnya bekerja tidak karuan, detaknya yang tidak karuan.

Sama seperti Bella, Darka juga sama. Sedekat ini dengan Bella membuat jantungnya bekerja dengan cepat. Dengan buru-buru ia memasangkan perekatnya lalu menjauhkan dirinya dari Bella.

AMELDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang