21- TERBAHAGIA

3 0 0
                                    

Sejak tadi senyum di wajah Darka tidak pernah pudar. Bahkan setelah upacara selesai wajahnya terus berseri-seri seakan hari ini adalah hari terbahagianya.

Ia menelusuri koridor sekolah sendirian membuat para siswa yang duduk didepan kelasnya tidak bisa berkutik, karena senyum Darka yang terlewat manis.

Darka tersenyum pasti ada alasannya. Alasannya cukup sederhana, semua itu karena Bella. Karena sejak tadi pagi ia terus bersama Bella, bahkan ia rela bangun pagi-pagi untuk menjemput Bella dan menemaninya di uks selama upacara. Sepertinya semesta memihak dirinya sekarang. Bahkan Sandi pun tidak melarangnya sama sekali, sepertinya ia sudah mendapatkan restu. Tinggal membuat hati Bella luluh kepadanya.

Tujuan pertama Darka kali ini adalah perpustakaan. Jika biasanya ia akan pergi ke kantin setelah istirahat, kali ini tidak. Sebab setelah mengenal Bella, perpustakaan akan selalu menjadi tujuan pertamanya setelah bel istirahat berbunyi.

"Darka!"

Langkah Darka terhenti, lalu alisnya menaut keheranan. Ia mengenal suara itu. Tanpa berpikir panjang Darka langsung berbalik dan dengan begitu saja ia langsung menemukan sumber suara tadi.

Ternyata dugaannya benar, suara itu milik Keyra. Karena setelah Darka berbalik, ia menemukan Keyra berdiri tidak jauh dibelakangnya. Sepertinya anak itu sedang mengatur napasnya, mungkinkah ia berlari untuk menemukannya? Pikir Darka.

Setelah napas Keyra teratur barulah ia mendekat kearah Darka yang sedang menatapnya dengan tatapan heran.

"Amel mana?" tanyanya.

Sontak membuat alis Darka makin menaut.

"Dikelasnya, mungkin?!" ucapan Darka sedikit tidak yakin.

Keyra terlihat menghela napas panjang.

"Tadi gue gak sengaja liat Rey masuk ke kelasnya Amel."

Jelas mata Darka langsung melotot. Tanpa berpikir panjang ia langsung berlalu meninggalkan Keyra yang menatap punggungnya yang semakin menjauh dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

Dengan napas tersenggal-senggal, Darka terus berlari kearah kelas Amel. Dan setelah sampai diambang pintu, ia mengatur napasnya yang memburu membuat semua mata siswa didalam sana langsung beralih kearahnya, termasuk Amel.

Amel mengyeritkan keningnya saat menemukan Darka didepan sana. Yang membuat Amel bertambah heran, kenapa anak itu berlari kesini? Padahal Amel tidak membuat masalah seperti minggu lalu.

"Lo gakpapa?" tanyanya dengan mata yang terus menerawang Amel.

Amel jelas keheranan. Sebab tidak ada angin tidak ada badai, Darka langsung datang menghampirinya lalu memeriksa dirinya seakan Amel baru saja selesai bertengkar.

"Ngapain lo?!" desis Amel sembari melepaskan tangan Darka dengan kasar dari lengannya.

Setelah Darka memastikan barulah ia bernapas lega. Ia lalu mengambil duduk dihadapan Amel, tempat dimana Reygan duduk tadi.

"Ngapain sih, njir! Kagak jelas lo!" cibir Amel dengan menatap aneh kearah Darka.

"Tadi Rey benaran kesini?"

Lagi-lagi Amel mengyeritkan keningnya, dari mana anak itu tau?

"Jawab, Mel?!"

Amel berdecak kesal, "iya, terus apa masalahnya?"

"Lo gak diapa-apain kan?"

Raut wajah Amel berubah lalu detik berikutnya tawanya langsung meledak. Melihat wajah khawatir Darka seperti ini membuatnya merasa geli.

AMELDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang