Rika mengira selama ini ia tidak akan pernah menemukannya lagi, Rika memgira setelah kejadian itu takdir tidak akan mempertemukan mereka lagi tapi nyatanya sekarang takdir memihaknya. Saat Rika meyakinkan orang yang berdiri dihadapannya itu adalah sosok yang ia tunggu kabarnya selama ini.
"Andy!?"
Sontak pria yang berdiri disana langsung menoleh saat namanya itu keluar dari mulut Rika.
Dan benar, Rika tidak salah mengenali nya. Ternyata tampang nya tidak oernah berubah, bahkan disaat ia sudah berumur pun wajahnya tetap tampan.
"Rika?"
Sama halnya dengan Rika, lelaki yang bernama Andy itu sama terkejutnya. Mungkin ini adalah takdir, takdir yang mempertemukan mereka setelah sekian lama terpisah.
Rika tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, ia terlalu bahagia sampai air matanya hampir saja menetes. Ia tidak menyangkan akan bertemu lagi dengan Andy, tapi kali ini semesta memihaknya. Ia bisa bertemu lagi dengan Andy setelah sekian lama berpisah. Ini adalah sebuah pertemuan yang sangat tidak Rika sangka. Padahal baru saja ia memikirkannya tapi sekarang orang itu sudah berada dihadapannya.
Sebuah pelukan mereka ciptakan, pelukan untuk melepas rindu mereka berdua. Bisa dikatakan persahabtan mereka dulu sangatlah baik sampai akhirnya mereka masing-masing mengungkapkan perasaan satu sama lain yang mengakibatkan persahabatan itu renggang karena rasa canggung mereka. Dan kali ini semakin mereka dewasa, mereka jadi paham bahwa yang seharusnya mereka pertahankan adalah persahabatan mereka, tentang urusan rasa biarkan saja terkubur dengan sendirinya tapi semuanya sudah terlewatkan.
"Kamu apa kabar?" tanya Rika.
"Baik, kamu sendiri?"
"Baik juga," jawab Rika, "aku gak nyangka bisa ketemu kamu disini." lanjutnya dengan wajah yang tersenyum merekah.
Sedangkan lelaki yang disebut Andy itu hanya tertawa pelan mendengar ucapan sahabat lamanya itu.
"Ohiya, Riana apa kabar?" tanya Andy lagi.
Rika berdecak kesal, "kamu ini ya, gak sekolah dulu, gak sekarang pasti yang ditanyain Riana mulu," cibir Rika.
Lagi-lagi Andy hanya bisa tertawa, ternyata sahabatnya itu tidak pernah berubah.
"Kan kamu sudah ada disini,"
Detik berikutnya Rika ikut tertawa, rasanya senang.
"Riana baik. Coba aja tadi dia ikut sama aku, pasti kita bisa bertemu bertiga lagi," ucap Rika.
Lagi-lagi pria itu tertawa, sama hal nya dengan Rika, ia juga sangat senang bisa bertemu lagi.
"Ohiya kamu sendiri aja?" tanya Rika tiba-tiba.
"Eng-,"
"Ayah, aku udah selesai belanja," suara itu berasal dari belakang Andy.
Sontak membuat mereka berdua menoleh kearah sumber suara. Rika cukup terkejut saat menemukan seorang gadis berparas cantik berdiri dibelakang Andy.
"Tunggu-," jeda Rika sembari mendekat kearah gadis itu.
Sedangkan gadis itu hanya mengyerit, karena tidak mengenal dengan wanita yang sekarang berdiri dihadapannya itu.
"Ini anak kamu?" lanjut Rika sedikit tidak percaya.
Pasalnya gadis yang berdiri dihadapannya itu sangat cantik. Iya, bahkan Rika dapat melihat beberapa kemiripan Andy dengan gadis didepannya itu. Orang tampan memang beda, bahkan anaknya pun sudha seperti serbuk berlian.
Andy mengangguk, ia lalu beralih menatap putrinya itu.
"Kenalin ini Rika, sahabat ayah," ucapan Andy.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELDA
Teen FictionMenjadi seorang sahabat ternyata tidak semudah itu. Kata orang 'tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki yang berhasil' tapi ternyata ada beberapa orang yang berhasil melewatinya. Tapi tidak ada yang mengetahui bagaimana tentang perasaa...