07- KENALAN

10 6 2
                                    

Amel diam lalu mengangguk-anggukan kepalanya akhirnya ia melihat siswa yang dikatakan siswa baru oleh Darka.

"Itumah teman sekelas gue." ucapnya enteng.

Detik itu juga Darka langsung melotot kearah Amel. "Benaran????"

"Hmm."

Detik berikutnya senyum Darka langsung mengembangkan, ia menoleh kearah Amel dengan wajah memelas sambil menggandeng tangan Amel.

"Kagak ada!! Gue kagak mau yaaa, urusss sendirii!!!" tegas Amel.

Amel benar-benar tau, jika Darka sudah bersikap manja seperti ini pasti anak itu punya mau. Dan Amel tau apa maunya Darka.

"Ayolah Mel, ini terakhir deh!!!" mohon nya.

Amel memutar matanya malas lantas berbalik untuk meninggalkan Darka. Tapi gandengan tangan Darka itu terlalu kuat sampai Amel tidak bisa melepasnya.

"Darkaa!!!! Kalo mau kenalan yaa kenalann sendiri ajaa kali, gak usah ajak-ajak gue!!!"

Bukannya melepaskan tangan Amel, Darka malah makin mengeratkannya, "Mel, apa lo gak kasian sama gue???"

"Kagak."

"Mel!!"

Amel mendengus kesal, ia masih berusaha melepaskan tangannya walaupun sebenarnya sia-sia karena Darka yang semakin mengeratkannya.

"Nanti kita pergi shopping deh gue yang traktir," ucap Darka.

Amel masih enggan berbalik.

"Gue traktir makan di McD deh, atau mau nongki di starbucks atau lo mau jajan gitu nanti kita singgah di indomaret, beli semau lo aja, Yaa Amell!!! Atau lo mau makan mie ayamnya Pak Amin, atau mau makan baksonya Mas Imam. Pilih mana gue bakal traktir, tapi bantu gue dong!!!"

Diam-diam Amel tersenyum tipis atau lebih tepatnya menyengir.

"Oke."

Akhirnya satu kata itu membuat Darka melepaskan gandengan nya dari Amel dan membuatnya loncat-loncat kegirangan. Sampai satu kalimat Amel membuatnya melotot dengan sempurna.

"Tapi gue mau semuanya, shopping, McD, Starbucks, Jajan di Indomaret, makan mie ayamnya Pak Amin, sama makam baksonya Mas Imam, titik!!!" setelah mengucapkan itu, Amel langsung pergi dari sana, menuju ketempat perempuan itu.

Sedangkan Darka masih diam ditempatnya, dalam hatinya ia menyesal mengucapkan semua itu.

"MEL!! NANTI DUITT GUEE ABISSS!!! BOKAP GUE BELUM GAJIAN WOY!!!"

Amel menoleh, "Bodo."

Detik berikutnya Amel tertawa terbahak-bahak sedangkan Darka sedang meretapi nasibnya. Apakah nasibnya seburuk ini? Tapi tidak apa, selagi dia bisa berkenalan dengan perempuan itu, tidakpapa. Duit masih bisa dicari, tapi berkenalan dengan perempuan itu sangatlah langka.

"Hai Bel," sapa Amel.

Lantas perempuan yang dipanggil Bel itu tersenyum, sama seperti senyumannya waktu itu. Ia lalu menoleh kearah Amel.

"Hai,"

"Belum pulang?" tanyanya basa-basi.

Coba saja penawaran Darka tadi tidak sebanyak itu, mungkin Amel tidak akan basa-basi seperti ini.

Bella, nama perempuan itu. Bella menggeleng, "belum, lagi nunggu ayah,"

Amel hanya ber-oh ria. Detik berikutnya terjadi keheningan. Inilah yang Amel tidak sukai dari pertemuan tiba-tiba, ini semua juga karena Darka, anak sialan yang sedang menyengir disampingnya.

AMELDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang