Mau baca cerita menarik yang lain? Jangan lupa mampir ke fizzo--> kumbangmerah
🩹🩹🩹
"Gak usah pulang sekalian! Udah bawa lari mobil anak orang!" semprot Angkasa meluapkan kekhawatirannya.
Buru-buru Bintang menghampiri Maraka yang juga menunggunya bersama Angakasa dan Jenan di luar rumah. Bedanya jika ia dan saudara laki-laki Bintang itu menunggu sampai keluar gerbang, sedangkan Jenan duduk santai di ayunan taman depan rumah sambil nge-push rank mobile legend.
"Maraka sorry. Ramai banget tadi."
Lelaki blasteran itu tersenyum manis. "Never mind, babe yang penting kamu happy."
"Ck, gatel kuping gue!"
Seruan tiba-tiba Jenan kontan saja mengalihkan perhatian tiga orang yang tak jauh darinya itu.
Merasa diperhatikan, kepala Jenan mendongak linglung lalu berkata, "oh... sorry-sorry. Ada nyamuk tadi."
Bintang mencibir sebal. "Oiya Markie. Ini." Sebuah bungkusan berplastik bening terulur pada Maraka.
"Lho?"
"Tadi udah makan di sana. Ini sekalian beli buat lo, cobain deh. Enak banget," bohong Bintang.
Bukan menipu soal rasa nasi goreng Bang Madun, tetapi bohong perihal ia sudah makan.
Faktanya lapar Bintang menguap begitu bertemu Chandra dan meminta porsinya dibungkus saja untuk dibawa pulang.
Terlalu lama berhadapan dengan lelaki yang masih membekas di hatinya tersebut, entah kenapa membuat Bintang ingin menangis detik itu juga. Marah pada Chandra yang telah tega mengkhianati kesetiaannya. Marah karena ternyata lelaki itu masih tetap berkuasa dihatinya, bahkan setelah beberapa bulan perpisahan mereka.
Maraka menerima dengan senang hati. "Thanks, by. Tapi aku makannya di apart aja gak apa-apa ya? Udah malem, kamu kan harus istirahat."
Bintang mengangguk singkat diiringi senyum tipis. "Sorry, jadi kelamaan pulang."
"Santuy, babe." Tangan Maraka terulur mengusak gemas kepala Bintang yang setelahnya menghambur memeluk.
Bagai dunia milik berdua. Baik Maraka maupun Bintang seolah lupa masih ada Angkasa—si jomlo karatan yang sejak tadi memerhatikan mereka di sana.
Tangan lelaki itu melambai-lambai mencoba menyadarkan dua muda-mudi tersebut. "Bagus! Lupakan aja kalau ada gue di sini, guys. Lupakan!"
"Ye... makanya pergi sana."
"Harusnya yang pergi itu dia." Satu tarikan tegas berhasil melepas Bintang dari dekapan Maraka. "Sembarangan peluk-peluk tunangan orang!"
"Bang Jenan!"
Bintang mencoba melepaskan diri. Tapi lelaki berwajah dingin itu justru beralih memeluk erat tubuh mungil Bintang dari belakang.
Dengusan kecil Maraka lolos sebagai tanggapan. Mata tajamnya menusuk dalam pada Jenan yang tersenyum simpul.
"Pulang sana," usir Jenan sadis.
Tadinya Maraka hendak membalas, kalau saja Angkasa tak lebih dulu bersuara sembari menampol kepala Jenan karena lancang peluk-peluk adik kesayangannya.
"Lo juga, Ka. Cabut sana. Awas kalau berani peluk adek gue lagi!"
🪥🪥🪥
"Tidur. Malah menggalau!"
Perhatian Bintang yang semula fokus memandangi langit dari balkon pun beralih ke arah samping, tempat balkon kamar Angkasa yang kini dihuni oleh Jenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 365 DAYS [COMPLETE]
RomanceMAU BACA CERITA MENARIK YANG LAIN? BOLEH MAMPIR KE FIZZO --> kumbangmerah _________________________________ Seperti kutipan kalimat, "yesterday is history. Tomorrow is a mystery." Dunia Bintang seakan jungkir balik setelah mendengar keusilan Pap...