11 - Perkara Waktu

22 4 7
                                    

Karina dan Riani beriringan memasuki sebuah kelas yang saat ini sudah cukup ramai. Tidak biasanya wajah-wajah seperti Galuh dan sekumpulan laki-laki di sudut ruangan itu sudah berada di kelas. Cukup serius dengan laptop di atas meja, dan jemari tangan yang seolah menari di atas keyboard. Kedua perempuan tadi segera duduk di kursi yang sudah disediakan temannya, sembari mata yang terus melihat-lihat suasana kelas pagi ini. Namun, sepertinya kini mereka memahami kenapa banyak mahasiswa yang berlalu lalang sembari membawa kertas putih dan benda kecil bernama flashdisk. Termasuk Aya yang baru saja tiba dan langsung duduk di belakang Sasa. Napasnya sedikit tidak beraturan karena sepertinya habis berlari agar segera sampai di kelas.

"Gue lupa banget kalo harus dikumpul ke sekret jam 9" ujar perempuan itu lalu meneguk air mineral milik Pita setelah meminta izin kepada sang empunya.

"Emang lo kira jam berapa?" tanya Sasa kemudian memasukkan kembali pouch make up ke dalam tas.

"Abis kelas" Aya menjawab. "Si Ayu mana?"

"Loh? Gue pikir bareng sama lo tadi Ay"

"Nggak Pit, dari tadi chat gue masih ceklis 1"

"Si Ayu lagi di lembaga. Handphone dia abis batre, lupa ngecharge semalem" jelas Riani yang memang tadi sempat berpapasan dengan temannya di depan lift. Perempuan itu lalu beranjak berdiri dan melangkahkan kakinya menuju meja dosen yang saat ini sudah ada penanggung jawab kelas menunggu semua tugas analisa kasus terkumpul.

"Eh tau ngga, katanya bakal ada asdos baru" ujar Pita memulai kegiatan pergosipan di pagi hari. Keempat temannya yang berada di sana langsung menggelengkan kepala, sebagai jawaban.

"Gue kata kelas tetangga sih. Cowok, lulusan 2 atau 3 tahun lalu gitu deh, lupa."

"Ngajar matkul apa?"

"Nggak tahu, gue ngga nanya itu tadi"

"Terus lo nanya apa?" tanya Aya yang kini sedang menikmati bubur ayam berdua dengan Karina. Sebenarnya bubur tersebut milik Karina, tetapi melihat porsi yang lumayan banyak, membuat Karina akhirnya mengajak Aya untuk sarapan bersama.

"Asdosnya ganteng apa ngga" jawab Pita lalu meringis, setelah melihat respon teman-temannya yang hanya mendengus kesal.

"Ngajar matkul Biopsi si asdos itu" sambar Galuh yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah Riani. Tangannya dengan ringan langsung mengambil kerupuk dari bubur ayam yang menganggur di hadapan Pita. Melihat itu, Riani pun langsung menyerahkan kerupuknya kepada Galuh.

"Anjir, gue dikasih kerupuknya doang"

"Tinggal ketiup angin aja dah lo" timpal Aya membuat sebuah kerupuk melayang dan mendarat dengan apik di atas rambutnya. "Gue udah sisiran ini, Gal. Ngeselin banget" gerutu Aya yang membuat Galuh hanya tertawa tanpa berkata apa-apa lagi.

"Asdosnya kalau ngajar asik ngga?"

"Palingan nggak fokus aja sih kalian" jawab Galuh

"Kok gitu?"

"Katanya ganteng" sahut Galuh dan disetujui Pita.

"Seriusan?" Ayu yang baru saja datang langsung ikut menimbrung obrolan teman-temannya.

"Giliran ngomongin cowok aja lo, nomor 1"

Ayu yang mendengar Pita mencibir pun tertawa, "Kapan lagi coba Pit, ada asdos muda yang ganteng?"

"Hati-hati Ay. Biasanya dosen muda tuh masih semangat 45. Kalau ngasih tugas nggak nanggung-nanggung." Sasa mewanti-wanti, teringat dengan semester lalu ketika mereka mendapatkan dosen muda yang setiap minggu memberikan sedikitnya dua tugas.

With Me, Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang