Daughter of God| Kimetsu No Yaiba X Reader

🎐Rencana🎐

Pe
Lupa kalau punya panpik hehe
Ekhem

Typo? Salahkan keyboardnya
________________________________________

‘*•.¸♡ Play ♡¸.•*’

□□□□□0%

■□□□□20%

■■□□□40%

■■■□□60%

■■■■□80%

■■■■■100%

▂▃▅▆█▆▅▃▂
░▒▓█▓▒░

𝕳𝕬𝕻𝕻𝖄 𝕽𝕰𝕬𝕯𝕴𝕹𝕲

╚═════ஓ๑❅๑ஓ═════╝

Pagi hari di mulai dengan rapat hashira.

"Maaf mengganggu waktu kalian" Oyakata-sama memulai rapat.

"Tidak sama sekali Oyakata-sama" ucap semua yang berada dalam rapat.

"Baiklah, kalau begitu. Saat ini aku mengadakan rapat mengenai iblis uppermoon dan Muzan. Aku yakin, Ryuchi dan (Name) mengetahui banyak hal tentang mereka"

Semua pasang mata melihat kepada dua orang bermarga Fujiwara itu.

"Ryuchi dan (Name), bisakah kalian katakan kekuatan para uppermoon dan Muzan?"

Kedua Fujiwara itu, saling menatap lalu bersuara
"Jangankan kekuatan, masa lalu mereka pun aku tahu" ucap (Name) yang dibalas anggukan oleh Ryuchi.

Sontak semua membelalakkan matanya. Terkejut? Tentu saja.

"B-bagaimana bisa?!" Seru semua pilar.

"Daripada bertele tele aku akan menjelaskannya,

Jadi, uppermoon dan Muzan memiliki markas yang bernama Infinity Fortres. Markas mereka berada di dimensi yang dibuat sekaligus, dikendalikan oleh iblis bernama Nakime" –ryuchi

"Selanjutnya, Muzan. Memiliki 4 wujud. 3 dari itu digunakan untuk menyamar dan bergaul dengan manusia. Dan wujud keempatnya adalah bentuk asli dari Muzan sendiri,

Yang di punggungnya muncul beberapa tentakel dengen kecepatan tinggi yang siap membunuh siapapun" sambung (Name)

Pendengarnya yang tak lain Oyakata-sama, Amane, dan para pilar serta 2 anak Oyakata-sama di buat speechless.

Bagaimana tidak, Kedua kakak beradik itu, menjelaskan secara rinci.
Dengan menunjukkan sebuah layar transparan dengan gambar dan informasi para iblis.

"Baiklah itu, cukup un–" perkataan Oyakata-sama di potong oleh (Name)

"Terakhir, kalian tidak bisa membunuhnya meski kalian menyerangnya secara bersamaan dan memenggal kepalanya" – (Name)

"Faktanya, ia akan mati hanya dengan matahari" sambung Ryuchi.

Hening. Semuanya berkutat dengan pikiran masing-masing, hingga...