🎐What if..🎐

127 14 3
                                    

'*•.¸♡ Play ♡¸.•*'

□□□□□0%

■□□□□20%

■■□□□40%

■■■□□60%

■■■■□80%

■■■■■100%

▂▃▅▆█▆▅▃▂
░▒▓█▓▒░

𝕳𝕬𝕻𝕻𝖄 𝕽𝕰𝕬𝕯𝕴𝕹𝕲

╚═════ஓ๑❅๑ஓ═════╝

"Yo! Lama tak jumpa kawan! Kapan terakhir kali aku main ke sini ya..? Hehe kangen banget main sama makhluk bego kayak klean~♥!!"

"Wah~~ kau semakin sarkas saja ya (Name). Aku semakin suka, apalagi kalau kau ada di perutku ^^ "

"Maaf kau terlalu mesum untuk aku yang polos nan baik hati 🙇‍♀️. Ngomong-ngomong Marjan ke mana..??"

"Beliau sedang bersama dengan nakime."

"Begitu ya... Baiklah akan ku hampiri dia."

Ucapnya yang kemudian berjalan meninggalkan dua iblis itu. Namun baru berapa langkah, ia di hentikan.

"Tunggu. Apa kau berkhianat dari pemburu iblis?"

"Hm, entahlah. Bagiku... Berpihak pada iblis atau kisatsutai tak menguntungkan, aku hanya bosan kau tahu..."

"Wah~~ (Name)-chan kau bisa dicincang oleh kokushibo-dono jika ia mendengar ini, ya kan akaza-dono?"

"Untuk kali ini aku setuju denganmu Douma. Kau gila (Name)."

"Gila? Kurasa yang gila disini itu Muzan. Otak doang lima tapi kagak pernah dipake cih!"

"Mulutmu itu tajam sekali untuk ukuran gadis pendek sepertimu."

"Pendek? Hey! Aku masih dalam masa pertumbuhan! Aku tidak pendek! Tinggiku hanya tidak bertambah. Itu saja!!"

"Menurutku sama saja. Pendek."

"Cih dasar bola basket. Nanti mati ingat ayang langsung nangesss! ( ̄へ  ̄ 凸"

"Hah? Kau bilang apa?"

"Tidak ada. Daripada meladeni kalian, sebaiknya aku bertemu Muzan. Memancing amarahnya sepertinya menyenangkan."

Ucap (Name) sebelum akhirnya hilang dari pandangan kedua calon penghuni neraka ini.

"He~ dia benar-benar cari mati. Bukan begitu akaza-dono?"

"Sudahlah. Biarkan saja dia."

"Tapi tidakkah kau penasaran dengan wajahnya? Dia selalu memakai topeng"

"Wajahnya? Entahlah, kurasa dia terlampau nyaman memakai topeng itu."

"Sepertinya begitu. Ne ne~ akaza-dono, aku lapar. Ayo makan, di ruanganku ada banyak wanita. Mau coba?"

Douma mendekati akaza dengan wajahnya yang minta di tampol itu.

"Menjauh dariku! Kau iblis cabul! Geh!"

"Hidoi ne~~"

Douma mempoutkan bibirnya. Bertindak seolah olah ia sakit hati dengan ucapan Akaza. Padahal ia sendiri tak bisa merasakan emosi.

Hadeeeh. -Rai.

•••

"Hai Marjan. Masih ingat aku kan?"

Ia muncul di belakang Muzan bin jahanam, yang membuat Marjan terkejoet.

"Kau, gadis pengganggu yang membunuh iblis iblisku"

"Salah ya? Suruh siapa punya Belis lemah cuih"

"Kau mau mati?"

"Mau, tapi kapan kapan aja dah. Mong ngomong ye, Lo ngapain berduaan sama nakime..? Jangan-jangan...."

'Di goda dikit gapapa kali ya?'

"Jangan berpikir macam-macam bocah, aku sedang mencari rumah bosmu"

"Bosku? Maksudmu Kagaya? Dia bapak angkat saya om. Ngapain sih nyari rumahnya? Mau nyerang ya? Ya kan? Kan? Kan??"

Muzan yang mendengarnya sontak menendang (Name) saking gregetnya dengan bokem ini. Namun sayangnya tendangannya melesat.

"Eeaa! Gak kena blee!!"

"Kurang ajar... Sini kau!!"

"Aaaaa toloonnggg slamatkan dirii!!"

Katanya dengan nada sedikit mengejek, lantaran Muzan sedari tadi tidak bisa menangkapnya.

"Aduh aduh~ jompo. Kelamaan idup sih, daripada kejar saya mending pergi beli koyo sana! Pasti punggungnya encok ya? Utututu kasian!! AHAHAHAHAHAHA"

Sangat mengesalkan. Acara kejar-kejaran itu masih dilakukan oleh dua manusia berbeda (?) gendernya itu. Muzan yang sudah misuh misuh ditambah (Name) yang Manas-manasin.

Dan bodohnya Muzan hanya mengejar dan tidak mengeluarkan satupun jurus-jurus wadidaunya.

Kejar-kejaran masih berlanjut hingga pada akhirnya nakime membuka suara.

Tengg

"Muzan-sama, rumah Ubayashiki sudah di temukan. "

Dengan begitu rutinitas unfaedah yang dilakukan makhlum tak berakal nan hidup itu berhenti.

"Serius?"

"Dua rius Muzan-sama. "

"Baiklah, malam ini aku akan kesana... Kau ikut?"

"Ikut buat apa? White party di rumah bapak kagaya? Bukannya di rumahnya pe dedew ya?"

"Tolol. Ikut boombayah rumah bapak lo anjir. Join yok"

"Hmmmz okelah. Cuzzz berangkat. Tapi... "

"Tapi apa bocah?"

"Eh tapi tunggu dulu, jangan terburu-buru"

Tidak heran, sudah biasa, gws.

"Serius njing"

"Santai mas bro. Orang santai di bunbun beyoyoncew. Canda. Di sini ada toilet gak sih? Kebelet gw. Dikit lagi cepirit"

"Jorok ew. Nakime, antarkan dia ke toilet terdekat"

"Ay ay kapten"

"Request yang lantainya marmer yaw, yang toilet duduk biar elit"

"... Serah"

"Oke. Lesgo tu boker. Boker is mai laif".

'....anak siapa sih ini?' Muzan dan Nakime membatin.

___________________________________________

Tbc.

Ssttt ai tau kok klean kangen dan ngak paham dengan ending yang di luar nurul. Ehehehe

So, kita buat alternative ending.

Hehehe iya tau Rai keren 😎. Monggo dibaca ya wak. Janlup di vote. Yang gak vote pantatnys kelap kelip. 💋💋
Babay

See you next chapter. Muach

Daughter of God| Kimetsu No Yaiba X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang