Waktu berlalu dengan sangat cepat. Rion sekarang berusia satu setengah tahun dan sudah pandai mengoceh. Kata pertama sekaligus kata favoritnya adalah mama.
Well, anak itu tidak benar-benar fasih mengucapkan kata mama. Kadang terdengar seperti momo atau moamoa, tapi setidaknya semua orang yang mendengar kata itu tahu kalau maksudnya adalah mama, Chaeyoung.
Jaehyun berkali-kali mengajarkan Rion kata papa, tapi sampai sekarang belum berhasil. Kadang Chaeyoung merasa kasian karena Jaehyun terlihat begitu putus asa saat mengajari Rion sedangkan bayi satu tahun setengah itu hanya tersenyum lebar seperti menertawakan usaha sang ayah.
Ngomong-ngomong soal Jaehyun, laki-laki itu benar-benar menepati janjinya. Jaehyun sempat berjanji untuk selalu ada untuk Rion, dan ia melakukannya. Tapi, yang jadi masalah adalah dengan alasan menepati janji itu, Jaehyun jadi seperti tamu tetap di apartemen Chaeyoung..
Dalam satu minggu, Jaehyun bisa berkunjung selama lima hari penuh. Ditambah, dia juga sering sekali menginap, seperti hari ini.
"Jaehyun," Chaeyoung menggoyangkan bahu Jaehyun yang masih terlelap tidur di kasur lipat yang digelar di ruang TV. Saat tidak juga mendapatkan respon, Chaeyoung menepuk pipi laki-laki itu pelan.
Jaehyun mengerang dan akhirnya terbangun. "Jam berapa?" tanyanya.
"Jam sepuluh."
"Sori, aku bangun siang banget, ya? Semalam tidur jam empat pagi, habis nonton bola."
"Yaudah, cepat bangun. Aku sudah buat sarapan."
Jaehyun menurut. Tapi, sebelum bangkit ia menyempatkan mencium pipi Rion yang tertidur di sebelahnya.
"Aku cuci muka dan sikat gigi dulu," ucap Jaehyun sebelum melangkah ke kamar mandi tanpa ada rasa canggung sedikit pun.
Sepeninggalan Jaehyun, Chaeyoung menyiapkan sarapan untuk mereka berdua di meja makan. Karena sering menghabiskan waktu bersama, Chaeyoung jadi mengetahui kebiasaan-kebiasaan kecil Jaehyun.
Mulai dari menu sarapan yang harus ada nasi, tidak suka ikan yang banyak durinya, selalu minum tes madu sebelum tidur dan masih banyak hal lainnya.
Tak lama Jaehyun kembali dan mengambil duduk di kursi makan di seberang Chaeyoung. Mereka makan dalam diam namun, mata perempuan itu sesekali melirik ke arah Jaehyun.
"Kenapa?" Jaehyun bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari nasi yang ada di mangkuk. "Kamu dari tadi nggak berhenti lihat aku."
"Nggak kenapa-kenapa," jawab Chaeyoung.
"Serius?"
"Ya."
"Bukan karena aku ada salah dan sekarang kamu lagi kasih kode agar aku minta maaf, kan?"
Chaeyoung tertawa kecil. "Bukan, kok. Lanjutkan makan kamu."
Jaehyun menuruti omongan Chaeyoung dan kembali fokus pada makannya.
Chaeyoung menyuap sup miso ke dalam mulut dengan pandangan yang kembali jatuh pada sosok di hadapannya. Perempuan itu tidak bisa berbicara jujur pada Jaehyun tadi. Ia tidak bisa bilang kalau di kepalanya sedang di penuhi berbagai pertanyaan mengenai hubungan mereka.
Jaehyun bilang mereka teman. Tapi, apa yang mereka punya sekarang rasanya lebih dari sekedar teman. Atau itu hanya di pikiran Chaeyoung saja? Atau hanya hati Chaeyoung saja yang—masih sempat-sempatnya—bergetar tiap kali Jaehyun bersikap manis kepadanya.
Seperti kejadian minggu lalu contohnya, saat pria misterius yang mengakui sebagai petugas service pipa memaksa untuk masuk ke dalam apartemen Chaeyoung. Ia sudah berkali-kali menolak karena merasa tidak ada yang salah dengan pipa di rumahnya, tapi pria itu memaksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Valentines ✔️
Fanfiction[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan batasan. Lalu ada Rion yang hanya peduli dengan kodok peliharaannya. ------ Rating : R-18+ ------ Started : 04 April 2021 Complet...