8. Pilihan

32 0 0
                                    

Minggu, 15 Desember 2021

Kondominium Ohkura Tadayoshi. Tokyo


"Aku akan terus berada di sampingmu selama berada di pernikahan Akito-kun. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Ren memandangi pantulan dirinya di cermin. Rambutnya ia tata seadanya, begitu pula dengan wajahnya yang ia biarkan tanpa polesan sedikit pun. Matanya kemudian turun memperhatikan setelan jas yang dikenakannya. Selain mantel, ia juga menggunakan hadiah dari tournament E-sport yang dimenangkannya untuk membeli setelan jas berwarna hitam itu. Selain memastikan bahwa penampilannya tidak aneh, ia juga berulangkali menarik nafas dan menghelanya perlahan-berusaha untuk menenangkan dirinya yang sejak beberapa hari ini terus menerus merasa gelisah. Tidak peduli sesering apa Daigo maupun Ohkura menenangkannya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja, ia tetap tidak bisa mengenyahkan ketakutannya untuk bertemu kembali dengan Sho.

"Ren, kau benar-benar sama sekali tidak melihatnya di tv?" Ohkura yang juga sudah siap dengan setelan jas hitamnya, mengajaknya bicara sambil mencoba membenarkan letak dasi kupu-kupunya.

"Sejak hari itu aku tidak pernah lagi menonton tv," jawab Ren. Ia takut ia akan melihat berita mengenai kecelakaan itu, dan meski ia tahu televisi sudah tidak memberitakan kecelakaan itu lagi, ia takut jika suatu saat ia akan melihat wajah Sho di sana. Karena ia jarang sekali keluar rumah, ia juga sama sekali tidak melihat majalah atau pun papan iklan yang memajang foto Sho. Ia benar-benar tidak memiliki gambaran seperti apa wajah Sho sekarang. Yang ia ingat adalah wajah lugu Sho ketika mereka masih sama-masa berusia remaja-yang juga sebenarnya tak ingin terlalu sering ia munculkan dalam benaknya.

"Sebelum pergi, apa kau mau kuperlihatkan wajahnya terlebih dahulu?" Ren bisa saja mencari foto Hirano Sho di internet, tapi ketakutannya selalu lebih besar daripada rasa ingin tahunya. "Atau kau ingin pergi tanpa mengetahui wajahnya agar kau bisa lebih leluasa selama berada di sana? Mana yang sekiranya membuatmu nyaman?"

Ren menatap mata Ohkura yang mencoba menelisik jiwanya. Sama seperti saat itu, saat ini pun Ohkura berbicara dengan suara yang sangat lembut, dan menyerahkan apapun keputusan padanya.

***

Namae OshieteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang