16. Titik Balik

38 0 0
                                    

Minggu, 15 Desember 2024

Pernikahan Kiriyama Akito, Tokyo


"Lalu apa yang kau inginkan?"

Ren tidak tahu apa yang dia inginkan, tapi yang pasti dia tidak ingin Sho benar-benar menghilang dari hidupnya. Ia tidak mau merasa kehilangan lagi.

"Bisakah kita bersikap layaknya teman masa kecil biasa yang sudah lama tidak bertemu?" tanya Sho. "Aku ingin bilang bagaimana kalau kita memulai semuanya dari awal, seolah kita adalah orang asing yang baru bertemu, tapi aku tidak mau aku ataupun kau melupakan kenangan kita dulu. Jadi bisakah tanpa benar-benar melupakan kecelakaan itu, kita anggap kita adalah teman masa kecil yang malam ini akhirnya bisa kembali bertemu setelah bertahun-tahun tidak saling memberi kabar?"

"Un," saat Ren mengangguk, ia bisa melihat Sho tersenyum. Senyum yang sudah lama sekali ia rindukan, senyum yang dulu selalu berhasil menenangkannya ketika dia merasa gugup saat harus tampil di butai atau konser.

"Ren, apa kabar?" nada suara Sho yang ceria, entah kenapa justru membuat Ren kembali menangis.

"Baik."

"Kenapa kau menangis? Apa kau sangat merindukanku?" Sho menepuk bahunya, lalu merangkulnya erat-sama seperti dulu.

"Un, aku sangat merindukanmu," tidak ada alasan untuk Ren berkilah. Ia tidak mau melarikan diri lagi, ia tidak mau berpura-pura lagi.

"Kalau begitu bagaimana kalau malam ini kita minum sampai pagi sambil membicarakan banyak hal? Kebetulan aku baru saja pindah ke kondominium."

"Eh? Apa tidak apa-apa? Pacarmu tidak marah?" Ren menyeka air matanya dan berusaha mengikuti mood yang dibangun oleh Sho.

"Sudah lama aku tidak punya pacar. Kurasa aku harus berkonsultasi padamu. Kau pasti bisa dengan mudah mencuri hati perempuan, kan?"

"Aku tidak tahu. Aku sudah lama tidak keluar dari rumah."

"...."

"Ah-maksudku karena aku seorang gamer, aku jadi lebih banyak bermain game di rumah," nyaris saja Ren membuat suasana kembali memburuk. Syukurlah Sho kembali tersenyum.

"Sepertinya kau tidak berubah," suara Sho terdengar nyaris hanya berupa gumaman semata. Ren pun memilih berpura tidak mendengarnya.

Lalu Sho mengajaknya untuk pamit terlebih dahulu pada Daigo juga Akito beserta istrinya. Mereka terlihat sangat senang dan lega. Daigo dan Akito berharap ia dan Sho bisa kembali akrab seperti dulu. Kemudian begitu tahu bahwa selama beberapa hari ini Ren menginap di apartemen Ohkura, Sho langsung mencari senior mereka itu untuk mengucapkan terima kasih dan meminta izin agar membiarkan Ren untuk mulai menginap di kondominiumnya.

Sebelum mengatakan sesuatu, Ohkura menatap Ren terlebih dahulu. Ren yakin Ohkura pasti sedang memastikan bahwa dia akan baik-baik. Meski sebenarnya ia masih sedikit gugup, tubuhnya sudah tidak lagi gemetar. Ren tidak tahu apakah nanti ia akan merasa canggung atau tidak, tapi ia ingin mencoba menghabiskan waktu dengan Sho. "Un, baiklah. Ini kuncinya, nanti titipkan saja ke security."

Ren menerima kunci kondominium itu, lalu mengucapkan terima kasih sambil membungkukkan badannya dalam-dalam. "Terima kasih banyak atas segala kebaikanmu selama ini."

"Kupercayakan Ren padamu, Sho."

"Eh? Ah, un. Terima kasih. Ayo, Ren."

Namae OshieteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang