Chapter 7

4.5K 652 399
                                    

Pagi ini terlihat santai, Dobby sarapan seperti biasa dan juga Haruto sarapan seperti biasa.

Mereka berdua sudah terlanjur biasa sarapan, makan siang -khusus Dobby- dan makan malam dirumah. Aturan tertulis dari Junkyu.

"Hari ini kamu belom sekolah kan? Nanti ikut sama paman ke sekolah barumu ngurus berkas" ucap Junkyu.

"malas, kenapa gak paman aja yang urus sendiri" ucap Dobby ketus.

"wahh anak gak tau diri, aku udah untung mau ngurus berkas - berkasmu, kau liat saja ayahmu itu, sibuk terus dikantor" omel Junkyu.

"kenapa jadi aku yang kena? Memangnya kenapa kalau kau urus sendiri?" tanya Haruto.

"kalau aku yang urus sendiri, anak kamu ngerti apa nanti? Mau jadi apa dia kalau apa - apa orang lain yang urus, dan dia gak mau tau, mau jadi anak manja?" omel Junkyu.

"nanti dia juga pasti ngerti, dia udah besar" ucap Haruto.

"oh anak kelas 1 SMA kamu bilang udah besar? Dia belum legal yaa Haruto, dia belum bisa dikategorikan besar, kalau gak dari sekarang dia dididik untuk bisa ngurus apa - apa sendiri terus kapan? emangnya ada ruginya? Enggak kan, nanti dia bakalan bisa survive sendiri dihidup yang kejam ini, kamu coba deh luangin waktu, kita ngobrol bertiga deh, atau kamu berdua sama Dobby, jangan dikantor terus" ceramah Junkyu.

Doyoung menghela nafas.

"Yah, gara - gara ayah telinga Dobby panas kena omelan paman Junkyu" bisik Dobby.

"kamu juga kenapa pake bilang malas segala hah? Udah tau Junkyu galak" bisik Haruto.

"bisik - bisik apa kalian hah?! Pokoknya aku gak mau tau, mulai sekarang Haruto harus libur sabtu dan minggu, dan Dobby nanti kamu ikut paman ke sekolah barumu" ucap Junkyu.

"sebenarnya yang jadi kepala keluarga disini siapa? Kok kamu yang ngasi perintah?" tanya Haruto tidak setuju.

"kepala keluarga apa yang gak peduliin keluarganya? Kamu masih ngerasa jadi kepala keluarga? Apa cuma Presdir dari Watanabe Company?" sinis Junkyu.

"Watanabe Junkyu" ucap Haruto dingin.

"apa? Mau marah? Kalau kamu mau marah, sekarang ke sekolah Dobby urus berkas - berkas masuknya, aku bakalan lepas tangan" ucap Junkyu.

Haruto memijat kepalanya. Dosa apa dia memiliki istri cerewet dan galak seperti Junkyu.

"fine fine, kamu yang urus dan aku gak akan komentar lagi" ucap Haruto.

"Yah!" protes Doyoung.

"kalau mau protes, protes sana sama bundamu itu" ucap Haruto.

Junkyu terkejut mendengarnya.

"bunda siapa?" tanya Dobby.

"Bunda Junkyu, mulai sekarang kamu harus biasakan panggil dia Bunda" ucap Haruto.

"Yah aku cuma punya 1 ibu, yaitu mama Giselle" tolak Doyoung.

"jangan paksa dia untuk memanggilku bunda Haru" ucap Junkyu.

"dia harus dibiasakan untuk memanggilmu bunda, kalau gak dari sekarang, kapan lagi dia akan mau memanggil ibu sambungnya bunda" ucap Haruto sambil smirk.

"kau membalikkan kata - kataku Haruto" ucap Junkyu kesal.

"impas, aku akan berangkat kerja dulu" pamit Haruto.

Junkyu mendengus kesal.

.
.
.

Junkyu dan Doyoung baru saja selesai mengurus berkas - berkas kepindahan Doyoung.

VOLVORETA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang