Chapter 17

4.2K 597 460
                                    

Hoeek hoeek

Badan Junkyu lemas. Dia baru saja sampai dirumahnya setelah penerbangan dari Jeju.

Dia sedari tadi terus mengeluarkan isi perutnya padahal sudah tidak ada isinya lagi.

Alias dia muntahkan daritadi.

Haruto menatap dalam diam keadaan Junkyu.

Haruto menuntun Junkyu untuk duduk dulu di sofa ruang keluarga.

"yah bunda beneran cuma masuk angin? Kok kayaknya feeling Dobby enggak deh" bisik Dobby.

Haruto hanya terdiam sedari tadi walaupun anaknya mengoceh disebelahnya.

Tatapan Haruto sulit diartikan melihat ke arah Junkyu.

"Haru.." lirih Junkyu.

"apa?" tanya Haruto.

"aku.. Hoeek"

Junkyu berlari dengan sisa tenanganya ke wastafel.

"hoeek hoeek"

Sungguh Junkyu tidak tau dia sebenarnya hanya masuk angin atau apa, tapi dia selalu mual padahal tidak ada yang dia keluarkan.

Haruto masih dengan sabar membantu Junkyu untuk membersihkan dirinya.

"kita ke dokter yaa" ucap Haruto.

Junkyu menggeleng.

"tapi kamu lemes kayak gini, kita mending ke dokter biar tau kamu kena-- JUNKYU?!"

Haruto langsung saja menangkap tubuh Junkyu yang jatuh pingsan karna lemas.

"Dob telpon dokter Jinan" panik Haruto.

"iya yah" ucap Dobby yang ikutan panik.

Haruto menggendong Junkyu untuk dibawa ke ranjang mereka.

Firasat Haruto mengatakan ada suatu hal yang akan terjadi.

.
.
.

"bagaimana dok?" tanya Haruto.

Jinan menatap Haruto.

Senyum kecil terbit diwajah manisnya.

"dok?" tanya Haruto.

"selamat yaa Ruto" ucap Jinan.

"selamat apa dok?" tanya Haruto.

Tapi sedetik kemudian Haruto menyadari satu hal.

"kak.. Apa Junkyu?" lirih Haruto.

"iya Haru, selamat yaa" ucap Jinan.

Haruto mengeraskan rahangnya.

"Kak.. Aku.."

Jinan menepuk bahu Haruto pelan.

"aku tau ini berat untukmu mendengar hal ini lagi, aku tau kamu trauma mendengar hal ini, tapi Giselle dan Junkyu berbeda Haruto" ucap Jinan.

Haruto mengusap wajahnya kasar.

"jangan pernah kamu ambil keputusan gegabah Haru" ucap Jinan.

Haruto hanya sanggup mengangguk.

"berapa bulan kak?" tanya Haruto.

"kamu harus cek dulu ke dokter kandungan untuk mengetahui lebih jelas" jawab Jinan.

Haruto mengangguk.

"aku pamit dulu, jaga Junkyu" ucap Jinan.

"iya kak" ucap Haruto.

Jinan meninggalkan sepupunya ini dengan perasaan yang bercampur aduk.

Jinan menoleh ke belakang untuk melihat Haruto.

VOLVORETA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang