PART 25

4.3K 193 3
                                    

HAI SEMUA

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA ❤✨

HAPPY READING ❤✨

Dewa berjalan dengan langkah lebarnya. Ia turun dari motor sport kesayangannya saat selesai memarkirkan motor tersebut. Setelah pulang sekolah, Dewa memutuskan untuk mengajak teman-temannya ke markas baru mereka. Kakinya terus melangkah ke bangunan mewah yang ada di depan matanya. Bangunan yang luarnya terlihat terawat itu akan dijadikan markas baru untuk geng The Night Star.

"Anjir, ini markas baru kita?" tanya Raka setelah turun dan memarkirkan motornya tepat di samping motor Dewa.

Azka, Bima, Andi dan Nevan juga baru tiba setelah Dewa memberikan alamat markas baru mereka. Keempatnya memarkirkan motornya masing-masing di barisan Dewa dan Raka.

"Ini markas apa hotel bintang lima?" puji Azka yang menatap takjub luar bangunan tersebut.

"Fiks sih, gue bakal rajin ke markas tiap hari." Andi juga ikut memuji pekarangan bangunan mewah tersebut.

Nevan mengangguk setuju, "Kagak pernah absen dah gue kalo ke markas."

Raka menoleh memperhatikan lelaki yang memasang tampang datarnya melihat bangunan yang mereka datangi sekarang ini. "Bim lo nggak ada kesan apa gitu? Kesan kagum atau takjub gitu? Bilang wahhh atau apa kek, setidaknya menandakan kalo lo masih hidup," oceh Raka pada Bima yang sedari tadi hanya diam saja.

Yang lainnya terkekeh mendengarnya. Bima memang diam saja dari tadi padahal teman-temannya sudah mengeluarkan komentar tapi dia malah diam sembari menatap datar bangunan itu.

"Nggak salah pilih markas kan kita, yakan Bim?" tanya Azka pada Bima.

"Apa pendapat lo tentang markas baru?" tanya Andi.

"Biasa aja," jawab Bima singkat.

Bangunan ini sengaja Dewa pilih untuk markas baru mereka, tempatnya terletak tidak terlalu jauh dari sekolah sehingga memudahkan Dewa dan sahabatnya untuk mampir di markas tersebut. Dewa mengambil kunci bangunan itu dari sakunya lalu membuka pintunya.

Pintu terbuka dan menampilkan ruangan dalam dari bangunan mewah yang sedari tadi mereka komentari. Dewa memasuki markas baru mereka dengan santai, diikuti yang lainnya di belakang. Saat melangkahkan kakinya kedalam bangunan tersebut, Raka melotot melihat seisi dalamnya.

Bukan karena saking bagus atau mewahnya, bukan. "Sialan, kayaknya gue harus tarik kata-kata gue tadi," ucap Raka menatap horor sekelilingnya.

Tidak hanya Raka, yang lainnya juga tampak terkejut kecuali Dewa dan Bima. Kedua lelaki itu masih setia dengan tampang datarnya. "Gue tarik kata-kata gue tadi, terus gue ganti jadi, 'Ini markas atau gudang?!" kata Azka yang ikut meringis melihat kenyataannya.

Mereka pikir dalam bangunan itu akan sangat mewah, tersedia sofa yang empuk, fasilitas-fasilitas mewah lainnya seperti yang ada dirumah-rumah mereka tapi nyatanya? Jauh berbeda sekali. Didalam bangunan tersebut terlihat sangat kotor dan berdebu, bahkan sarang laba-laba ada dimana-mana.

"Realita tidak seindah ekspetasi ya bund," komentar Nevan.

"Tau gitu, gue bagusan diam aja kayak Bima," ucap Andi.

Sofa yang sudah usang, tv yang sudah rusak, lukisan dan foto-foto yang terlihat usang serta warna cat dinding yang kian memudar. Bukan hanya itu saja, bahkan lampu di ruangan itu juga korslet hingga mampu memberikan kesan horor setiap memasuki bangunan tersebut. Ada banyak vas-vas bunga yang tergeletak begitu saja, ada juga yang sudah pecah.

Dewa & Dewi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang