PART 51

3.3K 160 8
                                    

HAI SEMUA

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA ❤✨

HAPPY READING ❤✨





Dewi turun dari motor Dewa begitu mereka sampai dirumah Dewi. Setelah selesai makan malam di markas bersama yang lainnya, Dewa mengantarkan Dewi pulang.

Sedangkan Jovi akan pulang diantar Bima. Ya, memang hanya Bima yang selalu Dewa percayakan kalau tentang adik perempuannya itu. Satu lagi, kata Jovi hanya Bima satu-satunya orang yang waras di geng Abangnya.

"Makasih, Wa," ucapnya tersenyum kecil.

"Tunggu."

Dewi menghentikan langkahnya dan kembali menatap Dewa.

"Iya?"

"Sorry."

Dewi tersenyum tipis. "Nggak papa. Lagi pula kamu juga ada urusan mendadak tadi. Maklum lah."

Ck, Dewa jadi semakin merasa bersalah. "Gue beneran nganter Keysha doang terus langsung balik."

"Iya, aku tau. Ngapain dijelasin, kan tadi udah dibilang." Biasanya kalau seperti ini Dewi sedang dalam mode cemburu namun tertutupi dengan kesan lemah lembutnya.

Dewa menghela nafas lalu menatap Dewi dengan lekat. Mungkin saatnya waktu yang tepat untuk mengatakannya pada Dewi.

Dengan itu Dewi bisa mengerti perasaannya. Entah apa jawaban Dewi nanti Dewa tidak peduli, yang penting isi hatinya sudah terutarakan.

"Gue suka sama lo Radewi. Pokoknya lo nggak boleh deket-deket sama cowok lain. Sorry karena nggak bisa jagain lo dengan baik."

"Mau denger sesuatu?" Dewa hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Aku suka kamu. Udah itu aja," ujar Dewi malu.

Dewa tersenyum tipis kemudian menarik Dewi kedalam dekapannya. Masih dalam posisi diatas motornya Dewa mendekap Dewi dengan erat seraya mengecup puncak kepala gadis itu berulang kali.

Dewi sendiri merasa nyaman dengan dekapan tersebut. Awalnya malu mengatakan itu namun untung saja Dewa langsung mendekapnya hingga Dewi bisa menutupi wajahnya yang memerah dibalik dada bidang lelaki itu.

Tidak romantis namun justru mengesankan dimata Dewi. Sederhana tapi bermakna. Dewa memang tidak seromantis Raka maupun Nevan tapi Dewa punya cara tersendiri yang bisa membuat Dewi terkesan. Dewa melepaskan pelukannya sambil tersenyum kecil.

"Jadi... Kita jadian?" tanya Dewa membuat pipi Dewi kembali memerah.

"Nggak. Kan kamu cuma bilang suka, bukan nembak," jawab Dewi jahil.

Dewa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Memang. Kita nggak pacaran tapi lo punya gue. Oke?"

Dewi menggeleng bercanda. "Kamu pikir aku barang."

Dewa menatap tajam Dewi. "Lo punya gue titik."

"Terserah. Orang aku cuma bilang suka, nggak lebih."

"Dewi jangan buat gue emosi. Suka artinya cinta," desis Dewa tajam.

Dewi mendelik tidak terima. "Sejak kapan? Nggak ada ya. Kamu doang yang berpikir begitu."

"Iyalah. Gue suka lo, jadi lo bisa artiin sendiri."

"Kamu cinta aku, gitu?"

Dewa mengangguk dengan tawa kecilnya. "Ya. Dan lo suka gue, artinya lo cinta gue."

Dewa & Dewi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang