Gue masih shock jadi ga ngejar Tatiana sewaktu dia kabur tadi, pinter juga dia manfaatin peluang saat gue lengah dan dorong gue sampai jatuh, heran gue dia punya tenaga sebesar itu dibadannya yang kecil.
Gue susul dia ke kantin tapi gak ada, hanya ada teman-temannya yang sedang makan sambil bersenda gurau, gue langsung samperin mereka.
"Mana Tatiana?" tanya gue ke Icha.
Gue kenal dia karena dia juga ikut masuk ke club PA, Icha bengong sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan gue.
"Dikelas kak."
Setelah mendengar jawabannya gue langsung balik arah ke kelas Tatiana dilantai 2, terdengar suara Riko yang manggil-manggil gue, tapi gue cuekin.
Dikelasnya ... Gue liat Tatiana sedang menyandarkan kepalanya diatas meja, hanya rambutnya saja yang terlihat.
Jangan-jangan dia lagi nagis ...
Pelan-pelan gue samperin dia, dan duduk di mejanya.
"Ehemm!!" dia diam.
"Ehheem!!" masih tetap diam.
"Eehheeemm!!!" kutinggikan volume suaranya dan berhasil narik perhatian dia.
Sambil menunduk dia bersandar dibangkunya, poni nya berantakan di dahinya, tangan gue gatal kepengen rapihin poninya itu, gemes gue liatnya.
Pelan-pelan dia dongakkan kepalanya, mata sendunya menatap gue, bibirnya cemberut.
"Apa lagi?" tanyanya.
Gue tertawa lebar ... Dia membalikkan pertanyaan gue di taman tadi, benar-benar cewek yang menarik.
Gue terus natap dia sambil mengerahkan senyuman terbaik gue, ada perasaan bangga dalam diri gue begitu tau itu adalah ciuman pertamanya, rasanya penting buat gue kalau belum ada yang pernah menciumnya, dan gue adalah orang pertama buat dia, dan jadi satu-satunya, gue akan pastikan itu.
Apa dia tau, itu juga ciuman pertama gue ...
Gue gak pernah menyesal memberikannya ke Tatiana walaupun secara paksa, dan gue yakin tidak akan mau mencium cewek lain selain dia.
Dan dia masih berpikir kalau Ajeng itu pacar gue?
Tatiana menjadi semakin salah tingkah, disisi lain gue malah menikmati kecanggungannya itu. Dia terus mengalihkan perhatiannya dari gue, dan mukanya semerah udang rebus.
"Tatiana!!" teriak beberapa orang bersamaan.
Dan tatapan memelas Tatiana diarahkan ke mereka, mungkin dia berharap mereka bisa melepaskannya dari kecanggungan ini, gue alihin mata gue ke pendatang itu yang ternyata teman-teman dekatnya, dan tersenyum ke mereka, ok kali ini gue menyerah.
Masih tersenyum gue alihin mata gue ke Tatiana dan mendekatinya,
"Nanti pulang bareng yaa,." bisik gue ditelinganya.
Gue turun dari mejanya dan jalan keluar kelas, terdengar bisik-bisik siswa lain dan seperti biasanya gue gak perduli.
Dan sekarang, istirahat kedua, gue lihat Tatiana sudah kembali ceria, tertawa dan bercanda dengan teman-temannya, dan itu bikin gue iri.
"Yah kasian dicuekin," bisik Riko disebelah gue.
"Siapa yang nyuekein?" gue balik nanya.
"Daritadi gue liat lo curi-curi pandang terus ke Tatiana, tapi gak sekalipun dia balik mandang lo hehe."
Gue juga tau dia gak balas liat gue tanpa lo kasih tau, padahal gue sengaja duduk disini biar bisa lihat dan dilihat dia, tapi dianya lebih asik sama teman-temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana
RomansaArgana, seorang pria yang menjadi idaman satu sekolah. Pria yang tidak hanya mengenalkanku tentang indahnya cinta, dan memberikan rasa rindu yang tak bertepi. Tapi juga menjadi satu-satunya pria yang membuatku merasakan, betapa sakitnya hati yang te...