(Y/n) POV
Halo fren, apa kabar kalian? Kabarku sih buruk, karena sekarang setori sudah memasuki season tiga, dan berarti sebentar lagi aku akan bertemu dengan si Kelly, Ketty, apasih itu namanya anjeng.
Dah dah, gada waktu buat bertalk talk. Nanti gaji ku dipotong lagi gara-gara gak serius.
Oke, setelah misi penyelamatan Eren selesai, Abang Lepi merekrut anggota kadet angkatan 104 yang tersisa untuk menjadi squad barunya yang akan melindungi Eren dan Historia nantinya. Dan menjadikan sebuah rumah tua yang terletak jauh dari tempat tinggal penduduk sebagai markas sementara.
Bukan karena apa, walau aku sudah berusaha mencegah kematian para prajurit, yang meninggoy tetap banyak. Apalagi yang masih selamat itu sebagian cacad dan sebagian kena mental makanya mengundurkan diri. (Terus gue cape cape nyelamatin mereka buat apa dong anjid .ga) Jadi sisanya di ungsikan ke sini sebagai antisipasi jika mereka di incar pihak kepolisian.
Lalu, sekarang ini aku lagi apa? Oh, tentu saja makan siang dengan semangkuk bakso daging Titan Eren/ga. Seperti biasa, memenuhi tugas sebagai asisten seorang cleaning servis handal yang sedang pergi entah ke mana.
"Mentang-mentang adik cleaning servis, tak ada detik tanpa megang sapu. Lama-lama gue lempar itu kemoceng kesayangannya."
Lihat, dari tadi diriku tak henti-hentinya menggerutu. Menyapu semua debu dengan tak santai sampai tercipta badai topan kecil. Sampai-sampai tak sadar jika sosok Eren di belakang tengah menatapku dengan pandangan tak percaya.
"(Y/n)-san ... Debunya-"
"Apa apa nyapu, apa apa ngepel!"
"Debunya berterb-"
"Debu semenel dikata tebel!"
"Anu ..."
"Balik balik masih dibilang kotor awas ae, kemocengnya beneran gue pata-"
"Kemoceng siapa yang ingin kau patahkan?"
Suara seseorang tiba-tiba terdengar tepat di belakangku. Seketika bulu kudukku berdiri dong. Menoleh patah-patah ke belakang, dan sosok yang sedang ku bicarakan sudah muncul menatapku garang.
Umur nafas, panjang pendek. Eh?
Eren tepuk jidat. Sasha dan kawan-kawan yang sedang ributin kentang juga langsung terdiam merinding. Apalagi saat Abang Levi berjalan ke arah meja dan menyentuhnya untuk memastikan apakah sudah bersih.
"Waktu yang ku berikan harusnya sudah cukup, tapi ..." Levi menatap kami datar.
Eren sudah pasrah. Sementara yang lain hanya diam bersiap untuk kena omel.
"Ya sudahlah. Kita bahas nanti saja masalah bersih-bersih yang kalian sepelekan." Ku lihat dia berkata dengan wajah tanpa dosa. Membersihkan lengannya dengan sapu tangan putih.
Aku menggeram kesal. Lihat, baru aja di omongin. Capek capek bersihin ini itu, pasti tetep dikomentari. Sebenarnya, menurut dia bersih itu harus gimana sih? Kinclong se-kinclong kuda botak?
Takde akhlak ke akhlak?
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Ackerman Siblings | Shingeki no Kyojin
FantasíaPernahkah kalian membayangkan jika seorang Prajurit Manusia Terkuat itu memiliki adik perempuan? Ya, adik kandung. Bukan adik tiri apalagi adik pungut. Ga lucu kan gembel mungut gembel. Ini adalah kisahnya. (Y/n) Sumaryati, Siswi SMA dengan seribu...