15

3.7K 570 1.4K
                                    

"Ih, gelap seperti hidupmu."

"BAKEKOK!"

"ANJENG-?!??"

Suasana yang harusnya sunyi karena mereka menyelinap ke gereja keluarga Reiss secara diam-diam pun gagal dikarenakan sosok satu ini. Benar, (Y/n) Maungman.

Lagi gelap-gelapan, malah muncul bak setan. Mana senternya di arahkan ke depan muka. Dan sosok yang menjadi korban tadi adalah Jane eh Jean.

Hanji dengan cepat mengangkat jari telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan agar tak berisik. Levi mengalihkan pandangannya antara malu dan bodoamat. Sisanya cuma bisa sweatdrop.

"Ketemu! Pintu rahasia. Eren dan musuh pasti berada di dalam sana." Begitu menemukan sebuah pintu kecil yang ditutupi oleh kampret merah, Hanji berujar. Membuat semuanya serentak menoleh. "Ku harap denahnya sesuai dengan yang ku perkirakan."

Levi berjalan mendekat, ikut berjongkok di sana. "Ku harap usaha kita untuk mampir ke sini, dan menyiapkan oleh-oleh untuk mereka tak sia-sia."

"Yosh, persiapannya sudah selesai." Armin berujar dengan tegas.

"Begitu, ya?" Levi menyahut. "Lalu, apa kalian siap mengotori tangan kalian sendiri?"

"Lebih siap dari itu." Serentak, semuanya menoleh ke arah (Y/n) yang membawa persediaan sabun untuk mencuci tangan yang kotor.

"Bukan begitu maksudnya, Jamilah."

Levi menghela nafasnya lelah. "Sepertinya kalian sudah siap, ya."

"Tunggu, apa yang sedang kau makan itu?"

Pertanyaan dari sang kakak sontak membuat (Y/n) mendongak. "Kolak kacang ijo, mau?"

"Mau, mau!" Hanji menyahut, tetapi di lirik tajam oleh Levi hingga ia mengurungkan niatnya. 'Nanti aja, deh.'

"Maksudku, di saat seperti ini, kau makan?"

"Buat ngisi tenaga," Dengan wajah tanpa dosa, ia berkata. Menelan sedikit kunyahannya. "Kalau pas war nanti aku lemes terus pingsan, gimana? Terus kena hetsot dan menyusul Mama Kuchel? Ikhlas?"

'Adek siapa sih?'

'Yagusti, pengen resign.'

'Untung bukan kapten reguku.'

•••

Dengan kekuatan tendangan basikal tua, Levi menendang pintu kayu yang malang itu hingga terbuka. Menampilkan ruangan yang terlihat luas dengan sembilan pilar yang hanya sisa dua. Itupun satu buntung dan satu ditinggal modar adiknya.

Eh salah.

Tiga buah tong Koko, maksudnya tong berisi bubuk mesiu mereka jatuhkan dan dibiarkan menggelinding ke bawah. Membuat bawahan Kenny sempat tersentak dan bingung.

Detik selanjutnya, pasukan datang menyerbu atas komando dari Kapten Levi. Sasha dengan anak panah berapinya mulai menembak ke arah tong seng. Maksudnya tong. Membuatnya seketika meledak dan asap memenuhi ruangan.

Memanfaatkan kesempatan itu, mereka bergerak. Dari balik asap hitam yang menutupi pandangan, Levi muncul dengan dua bilah pedang. Membuat pihak lawan sontak mengarahkan senjatanya.

Tetapi, pistol suar ditembakkan. Melindungi Levi dan babu-babunya. Membuat mereka menjadi tidak bisa dibidik. Hal ini mengakibatkan salah satu wanita dari pihak lawan depresot.

"Jumlah musuhnya 35 orang!"

Sebentar, sepertinya dua chapter lalu ada bonus satu mayad di pihak lawan. Baiklah,

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang