21

3.6K 459 1.4K
                                    

“Namamu tadi siapa? Susilo?”

“Niccolo! N-i-c-c-o-l-o! Lepaskan aku sekarang!”

Prajurit senior bersurai hitam sebahu itu mendengus. “Jangan takut begitu, hei. Kami takkan apa-apakan dirimu! Tapi kalau kusuruh buat Kolak Kacang Ijo ala Marley, mau, yah?”

“Ngomong-ngomong, Marley itu anaknya Pak Mario sama Bu Lesley, ya?” lanjutnya tak nyambung, membuat Niccolo menganga heran.

Lupakan.

“Jangan harap!”

“AAAA LEPAS!”

“Jangan sentuh, aku jyjyk sama kamu, mas!”

Orang yang dari tadi menjadi korban, Niccolo. Terus meronta berusaha melepaskan diri. “Jangan dekat-dekat denganku, iblis goblog! Nanti goblognya nular!”

Prajurit wanita itu, (Y/n), mengelus dadanya mendengar hinaan dari sang enemy yang tidak berperikeiblisan itu. “Gak boleh iblis shaming begitu, nanti ditangkap polisi, lho.”

“AKSMXKANXISM!”

“Tingkahnya seperti sedang melihat setan saja.” Hanji yang melihat pemandangan tersebut garuk-garuk kepala bingung. Sementara Levi tetap setia pada wajah datarnya. “Kau tak tahu? Dia 'kan memang sedang dipegang oleh setan.”

“Berarti anda sebagai kakaknya juga sejenis dengannya, begitu?” Celetuk Sonia tiba-tiba. Tanpa rasa takut berujar demikian. Mengundang wajah horor prajurit lain yang mendengarnya.

Nifa di sebelahnya pun menyikutnya pelan. “Hei, kapten akan membunuhmu!” Sementara sang pelaku menutup mulutnya panik. “Eh, maaf! Gak sengaja tapi niat!”

“HAHAHAHA! Nais kill, Sofia!” (Y/n) mengacungkan jari jempolnya. Denger aja. Iya, yang pendengarannya setajam omongan tetangga.

Levi sendiri menatap horor bawahan adiknya. Ingin protes tapi kemudian kembali menutup mulut, 'Ya gak salah, sih.'

Finally, Setanman Siblings.

Btw salfok Sofia siapa ajg.

Hanji menatap Sonia agak kasihan. “Namamu bertambah lagi?”

Sementara satu-satunya sasaran kumpulan nama estetik (Y/n) itu menghela nafasnya berusaha sabar. “Biarlah. Itu lebih baik daripada Taichou tiba-tiba bisa menyebut nama saya dengan benar.”

(Y/n) memanggil orang dengan benar = Mengundang bencana. Oke sip.

Levi menatap adiknya dari jauh. “Semakin kesini, anak itu semakin melepaskan rasa kenamaannya.”

“Kenamaan? Kosakata baru macam apa itu?”

Sepertinya sejenis dengan berperikegembelan namun lebih singkat, yah.

Prajurit manusia terbotak itu melirik singkat Hanji yang bertanya. “Saat masih tahap awal menjadi kriminal di kota bawah tanah dulu, dia punya teman dekat, dan kau tau namanya disihir seperti apa?”

“Apa?” Para junior ikut memasang telinga karena penasaran.

'Kolak Kacang Ijo'.

“Ap-” Senyap. Levi pun kembali melanjutkan, “Aku khawatir begitu ia punya anak nanti, akan dinamai Kolak Kacang Kuning, Kolak Kacang Merah, Kolak Kacang Ungu, Kolak Kacang Hitam, dan kolak-kolak lainnya.”

Hanji tertawa keras, “HAHAHA! Aku jadi tertarik untuk mendengarkan kisah kalian berdua dulu!”

“Setuju! Tolong ceritakan lebih banyak, kapten!” pinta Sonia menimpali, diikuti anggukan dari yang lain.

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang