'Sialan, ledakan yang besar itu ... Bagaimana keadaan mereka? Apa (Y/n) dan yang lainnya bisa menghindarinya?' Levi menoleh ke belakang. 'Yang jelas, aku harus segera kesana-'
Wush!
Beberapa buah batu krikil besar melayang melewati dirinya. Ngelag karena sibuk bengong, ia langsung melotot setelah menyadari keadaan. Lantas Levi menoleh, dan melindungi kepalanya dari beberapa krikil yang mengarah ke arahnya.
Rumah-rumah di depannya hancor. mayad-mayad berjatuhan. Darah bercucuran. Levi membola, sekarang ia paham maksud dari pribahasa, 'Hujan emas di negeri orang, hujan batu di Tembok Maria.'
/G.
"Bola pertamanya ketinggian, ya." Sugiarto bergumam sembari menggerakkan jari-jarinya. Lalu menoleh ke arah Cart Titan yang membawa batu besar layaknya hendak membuat boneka salji. "Oh, taruh saja di situ."
Batu tersebut dibelahnya dengan mudah. "Yah, lemparan pertama untuk mengamati situasi. Yang kuincar adalah perfect game!"
Mengamati situasi bapakku janda.
"Sial! Kalian ...!" Levi berteriak. Terbang-terbang seperti laron, lalu melompat dari satu rumah ke rumah lain layaknya ninja Hatori.
Lemparan kedua datang. Kini, dengan batu yang lebih besar dan banyak. Lantas, gembel terkuat yang kini telah berevolusi menjadi sadboy terkuat ini berlindung di balik rumah.
Darah yang bercampur dengan asap menciptakan suasana horror dengan warna kemerahan. Jamal berhasil membuat daerah itu menjadi lautan darah.
Yang satu lautan api, yang satu lautan darah. Sekalinya dibuat lautan pisang, laper dah situ.
Para quda mengik-ngok tanda kaget. Sementara prajurit pemula pada panic melihat senior mereka disunat massal, maksudnya dibantai massal oleh monyet gajelas di depan sana.
Marlo dengan gagah berani menenangkan rekan-rekannya yang pada kena mental breaktime. Walau dalam hati, kokoronya sendiri sudah jedag-jedug melihat musuh.
Apakah ini yang disebut jatuh tinta? Azek.
Levi datang menyuruh mereka untuk membawa para quda ke dekat tembok. Sepertinya mau simulasi menjadi cicak. Lantas saja semuanya bergerak berpindah ke titik buta lemparannya. Walau King Floch sempat duduk karena terlalu takod.
Erwin mendarat dengan estetik di tanah. Dan langsung disamperi oleh Lepi Bambangyati. "Bagaimana situasinya?"
"Buruk, but Alhamdulillah."
Erwin menjelaskan situasi. Rumah-rumah pada hancur terkena lemparan batu maut Maisaroh. Dan Kolor Sal Titan sedang mendekat sembari mengacak-acak hatimu. Meski mereka berhasil ngumpet di balik tembok, tak ada jaminan untuk winner.
Satu pertanyaan yang ini Levi tanyakan, "Bagaimana keadaan (Y/n), Hanji, dan yang lainnya? Apa Eren good-good saja?"
"Aku tidak tempe. Tapi, sepertinya sebagian besar terkena leduarkannya. Kita telah menderita banyak korban jiwa."
"Asique beban keluarga berkurang."
Sungguh berakhlak kamu abangsat.
Ketiga Squad Mayad di depan sudah porak-poranda akibat lemparan tadi. Yang menyebabkan banyak prajurit hebat gugur dalam pertarungan ini.
"Itu artinya, kekuatan tempur yang tersisa ... Hanya kalian, para prajurit baru. Dan ... Kapten Levi. Lalu,"
"Aqu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Ackerman Siblings | Shingeki no Kyojin
FantasyPernahkah kalian membayangkan jika seorang Prajurit Manusia Terkuat itu memiliki adik perempuan? Ya, adik kandung. Bukan adik tiri apalagi adik pungut. Ga lucu kan gembel mungut gembel. Ini adalah kisahnya. (Y/n) Sumaryati, Siswi SMA dengan seribu...