23

2.8K 390 1.1K
                                    

Kapal telah mendarat di Bandara Paradis dengan selamat. Yang terluka langsung diobati dan yang gugur pun dibangkitkan dengan Udin Tensei tapi boong. Maksudnya dimakamkan segera. Di antara sembilan mayad prajurit, Sasha dan Mas Adel menjadi salah duanya. Makasih ya, nasi kotaknya.

Sekarang, (Y/n) tak perlu ngutang nasi uduk lagi untuk sarapannya seperti dulu. Tinggal duduk santai sambil ayun kaki, dengan sembilan kotak nasi yang telah dibagikan.

Nasi kotak buat kuda tapi.

Isinya ikan cue sama whiskas. Lah itu mah kucing.

Eh iya. Ikan, ikan apa yang tidak ramah? Ikan cue(k), xixixi.

/Ditabok.

(Y/n) kini menaiki jok motor jametnya untuk menyusul Sonia yang sudah duluan ke pemakaman akibat dirinya kelamaan makan nasi kotak kudanya. Ia tancap gas dengan tidak santay dan akhirnya tiba dengan meriah di pemakaman.

Uzui Tengen ver 2.0

Wanita itu celingak-celinguk. Hingga sosok prajurit perempuan yang dicarinya terlihat dari belakang. Langsung saja ia mengikat motor jametnya di batang pohon agar tak dicuri orang.

“SONNNN!” panggilnya heboh, menepuk pundak bawahannya hingga menoleh. Wajahnya terlihat tertekan dan pucat pasi. Ternyata arwah Sasha yang gentayangan. ‘Njir.’

“Maaf salah orang😅.” (Y/n) membungkuk dengan tubuh bergetar dan langsung ngibrit ke tempat lain. Akhirnya ketemu Sonia yang asli sedang berlutut di depan makam Sasha.

(Y/n) menghela nafas lega. Ia berjalan mendekat dan ikut berlutut. Sebuket bunga yang tadi ia siapkan diletakkan di makamnya. ‘Sasha, semoga kau tenang di sana.’

Sonia membuka matanya begitu merasakan kehadiran seseorang di samping. “Oalah, udah sampai aja ya, tai.”

Tai = Taichou.

Yang dipanggil tersenyum kesal. Mungkin ini pembalasan dendam karena dirinya sering manggil anak buahnya Son padahal dia Daughter. “Iyanih, untung ada Jordan.”

Jordan = Motor jamet kesayangan (Y/n).

/G.

Janda, janda, mana ada motor jamet di sana sedangkan mobil aja dikata sapi.

(Y/n) kembali menyapukan pandangannya. Terlihat nisan bertuliskan nama asli prajurit yang katanya mirip Lim temennya Badrol. Ia pamit, “Son, aku mau mendoakan tokoh figuran dulu. Kalau mau balek duluan aja gapapa.”

Sonia menggeleng pelan. “Saya ikut saja.”

Wanita itu mengangguk. Lalu berjalan pelan menuju makam prajurit berkacamata yang selalu kena nista di cerita ini. “Punten Aqil,”

“Abel, Taichou. Abel.” Sonia mengoreksi. (Y/n) hanya mengangguk-angguk. “Nah maksudnya itu.”

Pembukaannya saja sudah gak bener. Sonia mulai khawatir atasannya ini malah berkata yang tidak-tidak kepada prajurit nista kesayangan kita ini.

“Oke, Bel. Di season 3 kamu berhasil selamat. Tapi bukannya diberi umur panjang dan perhatian khusus, malah berending seperti ini. Saya selaku Taichou baik idaman semua orang turut berdukacita. Tapi makasih ya, nasi kotaknya.”

‘Sudah kuduga.’ Sonia menghela nafasnya berusaha maklum. “Entah seperti apa perasaan Abel-San setelah mendengar ini.”

Yah, memang luarnya saja terlihat tidak peduli. Tapi bagaimana hatinya? Tentu saja wanita itu ikut merasa sedih dan kecewa. Kepala anak buahnya dulu hampir berlubang demi menggantikan Abel, dan sekarang dirinya malah mati dengan cara yang sama.

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang