25

3.1K 386 1.4K
                                    

─────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─────────────────────

“Apa sebelumnya kita pernah kenal?”

Jika pertanyaan itu keluar dari mulut (Y/n) yang sedang sehat walafiat, dijamin takkan ada yang percaya. Dan meskipun itu benar adanya, Levi takkan pernah mau percaya.

Amnesia? Sejujurnya (Y/n) berubah menjadi waras meski hanya satu chapter jauh lebih baik daripada ini. Siapa tau dunia bisa damai seperti iblis dan manusia di server tetangga. Tapi ayolah, season 4 yang segelap masa depan Eren ini akan menjadi lebih gelap jika si pembuat onarnya malah afk.

“Bicara apa kau ini?” Levi mencengkeram kedua bahu adiknya, mengharapkan jawaban ‘tapi boong’-nya yang khas. “aku tau kau memang suka bercanda, tapi jangan di saat-saat seperti ini!”

“Maaf? Aku tidak bercanda.”

“Jika kau akhiri keisenganmu sekarang, aku akan memaafkanmu. Jadi, tolong.”

“Hah? Aku tak berbuat keisengan?”

Ekspresinya tetap sama, terlihat bingung dan asing. Tak ada tatapan menahan ngakak yang biasa ia tunjukkan ketika berhasil ngibulin orang.

Ya, dia memang suka bercanda. Tapi dia masih tau batas. Di kala dunia sedang ribut dan kondisi batin kakaknya yang sedang berantakan seperti kata Bayu, manalah sempat dia melakukan hal gajelas ini.

Levi sebagai kakaknya yang sudah bersamanya sejak masih bau gembel pun harusnya tahu. Tapi menolak untuk mengetahuinya.

“(Y/n), tolong—”

“Levi ...” Hanji menepuk pundaknya pelan. Pemiliknya menoleh dengan tatapan meminta penjelasan. Membuat Hanji akhirnya menggeleng, bagaikan dokter di sinetron yang gagal menyelamatkan nyawa korban tabrak lari yang luka di kaki tapi diperban di kepala.

“Tidak ... Mungkin ...” Levi terbata, saking tak percayanya. “kenapa jadi begini? Sejak kapan ... Semuanya jadi begini?”

Fakta bahwa (Y/n) mengalami luka yang amat parah bahkan kehilangan mata kirinya saja sudah membuatnya frustasi. Kini, ditambah amnesia yang dideritanya.

Bagus sih di sini ia tak diejek nyamuk tempelan.

Tapi, tapi ...

Levi bergeming dengan tatapan datar tanpa emosinya. Beberapa kali dipanggil oleh Hanji pun tidak menyahut. Sampai akhirnya, tiba-tiba tangannya bergerak mengambil pedang, dan mengangkatnya seakan ingin menebas dirinya sendiri.

“Levi ...?! Kau jangan coba-coba—”

Kring!

“HEI, HEI! SADAR!” Hanji langsung bergerak cepat, sekuat tenaga menahan pergerakan Levi. “jangan coba-coba lakukan hal gila! (Y/n) hanya hilang ingatan, bukan menyusul Erwin! masih ada kemungkinan untuk disembuhkan!”

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang