"... kecelakaan akibat pecahnya mobil yang ditumpangi kedua personil boyband XHINE ini menimbulkan banyak kekhawatiran dari fans dan juga masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, Kenneth dan Aksa masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Masih belum ada kejelasaan dari pihak agensi tentang keduanya dan karir XHINE kedepannya, namun salah satu personil yaitu Andhra yang sempat repoter kami temui di depan Rumah Sakit Jayakarta Medical Center, meminta tolong kepada seluruh fans untuk membantu mendoakan keadaan Ken dan Aksa agar cepat pulih."
Bau ini...
Bau karbol. Identik dengan rumah sakit, kan?
Ada suara Kalila, tapi jauh. Dingin, AC kah?
Batu besar di kepala, rasanya sulit untuk membuka mata. Apa lebih baik memejamkan mata lebih lama?
Tapi bagaimana dengan Aksa?
"Ser... Sera?"
Sera memaksakan segenap kekuatan di tubuhnya untuk membuka mata. Kepalanya seperti dirajam berbagai macam bentuk batu, rasanya sakit walau hanya untuk berkedip. Layaknya mimpi di siang bolong, dia seperti mendengar ada suara Randu disana, memintanya untuk membuka mata.
"Ra-randu?" Sera mencoba memusatkan perhatiannya kepada sosok laki-laki yang duduk di samping bednya sambil memegang tangan kanan Sera. Cahaya berwarna putih langsung menyergap Sera dan indera penglihatannya. Akhirnya setelah membutuhkan waktu beberapa lama, Sera akhirnya sadar bahwa dirinya kini sedang tergeletak diatas hospital bed karena bau dan juga infus yang tertancap di tangannya.
Semua memorinya seakan dipaksa masuk kembali, termasuk hal yang menyebabkan dia bisa disini. "Randu?"
"Oh thanks God, Sera you're awake!" Bukan Randu yang menjawab pertanyaan Sera, melainkan Kalila yang sedang mengupas buah bersama dengan Alex disebelahnya. Randu sendiri masih terkejut dan langsung membelai kecil tangan Sera. "Gue panggil suster dulu ya, lo disini jagain Sera!" perintah Kalila kepada Randu dan langsung mengajak Alex pergi keluar dari kamar Sera sehingga meninggalkan Sera dan Randu berdua.
"Minum dulu," ucap Randu sambil mengambil satu gelas air putih dan menyodorkannya kepada Sera.
Sera menurut, memang tenggorokannya benar-benar terasa sangat kering saat ini. "Udah berapa hari gue disini?" tanya Sera setelah menandaskan semua air di dalam gelas itu.
"Dua hari," Randu tersenyum lalu mengambil gelas itu dan menyeka titik air di sudut bibir Sera menggunakan tissue.
"Randu, lo balik gara-gara gue?" tanya Sera mengingat dari pesan yang dikirimkan Randu, cowok itu seharusnya masih berada di negeri orang.
"Well, aslinya gue gak mau bahas ini dulu. Tapi daripada lo penasaran, sebenarnya gue bakal pulang satu minggu lagi. Begitu gue denger berita lo dari Kalila, gue langsung cepat-cepat cari penerbangan malam harinya.
"Berarti lo baru aja datang?" Sera langsung menatap Randu khawatir. Bagaimanapun juga dia jadi merasa tidak enak.
"Enggak baru aja sih, gue sempet istirahat juga di rumah. Baru tadi pagi gue kesini bareng Kalila sama si Alex buat gantiin nenek lo yang lagi pulang dulu buat bawain lo baju. Jangan merasa gak enak, lo tuh kebiasaan banget gak mau gue repot."
Sera mengangguk kepalanya kecil saat Randu masih menggerutu. Sera sempat memejamkan matanya beberapa saat ketika kepalanya diserang rasa nyeri yang hebat.
"Ntet, lo gak apa-apa?" tanya Randu langsung panik ketika melihat Sera yang sempat kesakitan.
Alih-alih menjawab, Sera malah memilih untuk bertanya kepada Randu lagi. "Gue kenapa sih kok gak bangun dua hari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sapphire [END]
ФанфикNa Jaemin as Aksa Narendra Yeonhee as Sapphire Nayara "The soul becomes dyed with the color of its thoughts."-- Marcus Aurelius Semua warna mencerminkan emosi, dan setiap emosi mempunyai warnanya sendiri. Sera dapat melihat emosi dan perasaan yang d...