Bagian 16

60 11 43
                                    

"Pertemuan sekali bahkan tidak cukup untuk sebatas mengenali."

***

"Kowe ki ning endi wae?" tanya Hezra sambil memeluk Aksa dari belakang. (Kamu kemana saja?)

Saat latihan tadi, member XHINE panik mencari Aksa yang tiba-tiba menghilang. Seth bahkan sudah hampir menangis dan memutuskan untuk tidak latihan lagi, padahal hari ini sudah h-2 sebelum konser mereka. Keenam orang itu lalu buru-buru pulang ke hotel dan mencari Aksa.

Hezra lah yang pertama menemukan Aksa. Pemuda itu ternyata sedang duduk di bawah pohon kelapa, sambil menggunakan jaketnya. Hezra sontak mendekap Aksa dari belakang. Namun tiba-tiba ia terkejut karena Aksa malah sedang duduk disamping sosok yang sekarang berada di dekapannya.

Hezra buru-buru melepaskan lengannya lalu beristighfar ketika mendengar jeritan keras dari sosok di depannya yang ternyata adalah perempuan. Semua member di belakang Hezra sama terkejutnya.

Tidak jauh dari sana, Randu yang ternyata datang menyusul Sera ikut menjerit keras.

"HEH ARTIS SINGKIRIN TANGAN LO!"

Sera syok, otaknya masih mencerna keadaan yang sedang terjadi. Insiden kuah popmie langsung hilang begitu saja dari pikirannya.

Belum lagi Randu yang sekarang berjalan mendekat ke arahnya, lalu menyeruak di tengah-tengah Aksa dan Sera.

"APA-APAAN NIH?" Randu menuntut kejelasan.

"Bentar deh lo diem dulu, gue pusing." Sera menjawab lemas ke arah Randu. Sera benci harus menggunakan otaknya secara tiba-tiba seperti ini.

"Eh iya maap-maap hehe."

Beberapa detik kemudian, Sera mendapatkan akal sehatnya kembali, ia pun langsung melotot ke arah Hezra yang masih beristighfar.

"Lo!" Sera menunjuk tepat di hidung Hezra.

"Lo kenapa meluk-meluk gue?!"

"woles atuh neng, saya gak sengaja. Bahkan nih ya, semisal saya pegangan tangan sama cewek, itu aja saya bisa langsung demam." Hezra melemparkan tatapan memelasnya.

Jujur Hezra juga terkejut, walaupun dalam hati ia bertanya-tanya—jadi gini rasanya meluk cewek.

"Gak sengaja, gak sengaja. Gue liat sendiri ya, lo langsung nyosor aja ke temen gue," ucap Randu tidak terima.

"suwer tekewer kewer ini mas."

Ken menekan kedua pelipisnya, ini benar-benar gawat jika ada awak media yang tidak sengaja lewat.

"Udah-udah sini dulu bentuk lingkaran," ucap Ken mengeluarkan suara berwibawanya, yang ternyata sangat ampuh membuat yang lain diam, dan otomatis membentuk formasi.

"Ini ngapain? Mau yel-yel?" tanya Damian.

"Mau nyusun strategi," jawab Ken asal. Kemudian tangannya menarik Randu—menyuruhnya bergabung.

"Eh mon maap gue gak termasuk member, gue gak ikutan," tolak Randu. "Tapi kalo ditawarin gabung ya gaskeunn," sambungnya, lalu ikut bergabung membentuk sebuah lingkaran bersama yang lain.

Sera geleng-geleng malu melihat kelakuan sahabatnya, memang Randu selalu datang disaat yang tidak tepat.

"Saya sebagai leader mau minta maaf ke kamu atas apa yang dilakuin Hezra. Sekali lagi dia hanya khilaf, tidak ada maksud lain. Seharusnya sih, saya juga gak tahu soalnya, saya aja kaget lihat dia peluk kamu."

Sapphire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang