Bagian 9

59 12 19
                                    

"Panas-panas sambil minum Mogu-Mogu dingin memang sangat pas!"

***


Beberapa minggu terakhir ini, Sera sudah menjadi sedikit lebih tenang-asal Randu tidak dengan sengaja memakan takoyaki milik Sera, menyembunyikan buku tulis Sera, atau mengganti wallpaper ponsel Sera menggunakan fotonya.

Randu tidak pernah bertanya lagi tentang kemampuan Sera melihat emosi orang lain, dan ia hanya akan membahasnya apabila Sera membahas duluan.

Randu benar-benar berusaha keras.

"Sera, akhir-akhir ini lo kayanya pulang sendiri mulu ya?" tanya Alex yang tiba-tiba mendekat ke arah meja Sera dan Randu.

Waktu sudah menunjukkan jam pulang sekolah, seperti biasa Randu dan Sera akan menunggu hingga sekolah sepi.

Walaupun mereka akhirnya pulang sendiri-sendiri.

Ya, Sera masih sedikit kesal dengan Randu dan selalu menolak pulang bersama menggunakan motor Randu.

"Gue liat-liat makin sering ganggu aja lo gan." Randu menatap Alex dingin. Ia heran, kenapa wakil ketua kelas itu semakin sering merecoki urusannya dengan Sera.

"Lah lo ganti nama jadi Sera apa gimana lur?" Alex menanggapi tak kalah dingin.

Sera yang ada ditengah-tengah dua pemuda itu menjadi geram sendiri.

"Iya, baru tau emang?" Randu menanggapi pertanyaan Alex dengan muka menantang.

Sedangkan Sera masih fokus kepada layar ponselnya.

"Iya, soalnya kemaren gue sibuk terus sama urusan OSIS, sekarang gue udah lengser, jadi bisa lebih fokus ngurus kelas."Alex tersenyum manis kearah Sera, sayangnya Sera tidak gantian melihat kearah dirinya.

"Dih sombong." Randu mencibir. "Gak usah cengar-cengir lo, sana balik."

"Eh gue lagi ngobrol sama Sera ya!"

"Emang Sera nanggepin lo?"

"Tanggepin! Ya kan Ser?"

"Berisik lo berdua!" Sera buru-buru bangkit dari tempat duduknya. "Dah silahkan kalo masih mau bacot, gue balik," ucap Sera.

Sera lalu mengambil tasnya, kemudian menggendongnya di depan. Ia langsung keluar kelas begitu saja tanpa peduli dengan Randu dan Alex di belakang.

Kedua laki-laki yang tertinggal belakang pun buru-buru menyusul Sera, dengan langkah yang saling bertubrukan.

"Lo ngapain sih ikut-ikut gue?"

"Eh pede bener lo."

"Apa lo liat-liat?!"

"Apa sih njir?!!"

Sera mulai jengah mendengar percakapan dua orang di belakangnya. Sera kemudian berhenti mendadak-mengikat tali sepatunya.

"Minggi lo gue mau lew-astaga Sera untung gue gak nabrak lo." Alex berhenti tepat di belakang Sera yang sedang membenarkan tali sepatunya.

"Jalan tuh pake mata bos!" Randu ngegas.

"Sera yang berhenti mendadak anjir!" Alex tak kalah ngegas.

Sapphire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang