"Mungkin sekarang kemampuan gue masih jauh dari kata maksimal, tapi entah kenapa gue yakin kalo batu berlian lo sekarang berkata yang sebenarnya."—Sapphire Nayara
***
Dengan nafas yang masih terengah, Ken mendudukkan dirinya ke sofa di ruang tunggu. Tangannya menyambar sebuah botol air mineral, lalu menegaknya hingga habis. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan—menghitung membernya.
Ini penampilan keenam XHINE dalam satu hari ini. Setelah pagi-pagi buta mereka berangkat untuk perform di salah satu stasiun TV, kali ini mereka sedang menghadiri acara penghargaan musik dan lagi-lagi menempati posisi pertama.
Sama seperti Ken, member yang lain sudah tepar diatas sofa, dengan kostum lembab bekas keringat yang masih mereka gunakan.
"Kuesel e rek!" Hezra mengeluh, ia kemudian mulai merayap menuju AC di sudut ruangan, lalu diam terduduk disana. ( capek sekali!)
Tingkahnya diikuti member lain yang terhuyung-huyung mendekati sudut ruangan itu.
"Kak Daniel, jadwal kita udah kosong kan?" Ken memastikan kegiatan XHINE setelah acara penghargaan, kepada manajer mereka—Daniel.
Ia benar-benar ingin langsung beristirahat malam ini.
Sang manajer tersenyum hingga mempertontonkan lesung pipinya.
"Kosong, kalian udah bisa balik setelah ini."
Seth berseru lemah sambil meletakkan kepalanya di paha Aksa sebagai bantal, "Seth pengen ayam goreng."
"Gue juga, tapi lagi bosan sama ayam Mekdi." Gavin ikut-ikutan menyenderkan tubuhnya kepada Aksa.
Aksa terlihat seperti ayah dua anak sekarang.
Andhra tertawa kecil sambil menegak air dalam kemasannya. Walaupun cuek, Aksa sebenarnya sangat sayang dengan kedua bocah termuda di grup mereka itu.
"Gila, Aksa kerja bawa anak," tuturnya.
Aksa memang sangat memanjakan Gavin dan Seth karena kagum dengan mereka yang dari kecil sudah memperjuangkan mimpi mereka—yah walaupun sebenarnya jarak umur mereka tidak sejauh itu.
"Kenapa harus Mekdi kalau kita punya juru masak Aksa Narendra." Damian yang berada di sebelah Ken menunjuk Aksa.
"kan Aksa bisa masakkin ayam kalo udah sampai dorm,"sambung Damian enteng, lalu bertos ria dengan partnernya—Hezra.
Aksa melengos dan buru-buru mengambil botol kosong bekas Seth, lalu melemparkannya tepat ke kepala Damian.
"WADAWW"
"Head shot!"
Damian dan Hezra teriak berbarengan.. Hezra bersyukur botol tadi tidak mengenai dirinya, sehingga ia bisa menertawakan Damian yang sekarang sedang mengusap-usap kepalanya
"Gak bisa! Gue capek." Aksa menekankan kalimatnya.
Ini termasuk hari yang melelahkan sejak mereka debut baginya—sisanya sangat melelahkan.
Gavin dan Seth langsung terduduk dari posisi mereka dan kompak melemparkan tatapan memelas ke arah Aksa.
Mereka sangat tahu kelemahan Aksa.
Aksa pun hanya bisa menjatuhkan kepalanya ke belakang—menyerah.
Nampaknya ia harus memainkan perannya sebagai ibu bagi XHINE malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sapphire [END]
FanficNa Jaemin as Aksa Narendra Yeonhee as Sapphire Nayara "The soul becomes dyed with the color of its thoughts."-- Marcus Aurelius Semua warna mencerminkan emosi, dan setiap emosi mempunyai warnanya sendiri. Sera dapat melihat emosi dan perasaan yang d...