Y/n segera mengambil ponselnya dan langsung berlari menuju kamar mandi. Ia mengunci kamar mandi dan bersandar di balik pintu.
Pintu itu berusaha di dobrak, yang membuat y/n ketakutan setengah mati. Dengan tangan gemetar, y/n menekan beberapa digit angka.
Masih dengan tangan gemetar dan pintu yang masih berusaha di buka paksa oleh seseorang itu. Y/n menempelkan ponselnya di telinga, ia berharap orang yang ia telpon segera mengangkat telponnya di pagi buta ini.
"Kumohon angkat, kumohon" gumam y/n dengan rasa takutnya.
Trauma saat masa kecilnya yang membuat ia sangat takut jika berada di situasi seperti ini. Trauma yang akan selalu berada di hatinya walau sudah berusaha di hilangkan.
"Halo"
"Renjun Renjun, tolong"
"Apa yang terjadi? Aku berada di mana?"
"Di rumah, dalang dibalik semuanya datang kepada ku"
"Hwangoo?"
"Bukan bukan dia, cepat datang aku takut"
"Baiklah, jangan matikan telpon ini. Aku akan kesana bersama yang lain"
"Kumohon cepat aku takut"
"Iya iya aku akan cepat sampai"
Y/n masih merasakan bahwa pintu kamar mandi ini terus dipaksa untuk di buka. Dilain sisi Renjun langsung keluar dari kamarnya dan bergegas menuju kamar tamu.
Disana ada Doyoung, Taeyong, Haechan, Jeno, dan Mark.
"Woy bangun, cepet kita ke rumah y/n" seru Renjun yang membuat kelima temannya membuka mata dengan spontan.
Renjun langsung berlari ke luar rumah, tentu saja teman temannya langsung saja mengikuti Renjun walau tak tau apa yang sedang terjadi.
Ponsel nya terus ia tempelkan di telinga nya, baru saja ia menginjakkan kakinya di depan gerbang rumah y/n. Terdengar dengan jelas suara teriakan.
"Suara apa itu?" Tanya Taeyong.
Bukannya menjawab, Renjun langsung bergegas masuk ke rumah. Beruntungnya Renjun memiliki kunci cadangan pintu rumah y/n yang diberikan oleh eomma nya.
Dilain sisi, namun diwaktu yang sama. Y/n semakin memundurkan badannya saat orang itu sudah berhasil masuk ke kamar mandi. Bukannya ia tak ingin melawan, namun traumanya yang membuat dirinya tak bisa melakukan apa pun.
Orang itu semakin dekat, membuat y/n semakin mundur. Dan sialnya, y/n sudah tersudut di kamar mandinya sendiri.
"Oma tolongin aku" batin y/n, wajahnya sudah dipenuhi dengan rasa takut karna perilaku orang di depannya ini di masa lalu sangat mengerikan.
"Hey kau tak perlu takut, aku hanya akan mengirimkan mu ke tempat yang sama dengan Unnie ku. Dengan begitu tak akan ada yang tau" ujar orang tersebut.
Setelah mengatakan hal tersebut, ia langsung mencekik leher y/n dengan kuat. Y/n yang dulu selalu mendapatkan perilaku tersebut hanya bisa pasrah.
Wajahnya sudah mulai memerah, tak ada yang bisa ia lakukan selain.
"Ampuni aku, aku bersalah, ampuni aku" gumam y/n secara berulang kali.
Orang yang melihat itu hanya tersenyum kemudian mulai mencengkram erat leher y/n. Bertepatan dengan itu suara derap kaki muncul dan pintu yang sedikit tertutup dibuka secara kasar.
"WOORI APA YANG KAU LALUKAN?!?!" seru Doyoung saat melihat Woori mencekik y/n.
Woori yang mendengar seruan itu secara otomatis melonggarkan cekikan di leher y/n. Renjun langsung merangkul y/n, sambil berusaha membuat sadar y/n.
"Y/n bangun, jangan tidur" ujar Renjun terus mengguncang guncangkan badan y/n.
Jeno langsung menghubungi ambulans, sedangkan Haechan menghubungi kantor polisi. Mark membantu Renjun mengangkat y/n keluar dari kamar mandi. Sedangkan Taeyong tetap berada di samping Doyoung.
"Apa yang kau lakukan KWON WOORI?!?!"seru Doyoung karna tak kunjung mendapat jawaban dari Woori.
"A-aku tak tau" ujar Woori terbata bata sambil melihat kearah Doyoung.
"Bohong, jelas sekali kau sadar dengan apa yang kau lakukan" ujar Doyoung dengan emosi, beruntung saja ada Taeyong yang membantu meredakan emosi Doyoung supaya tidak main tangan.
"Oppa kau harus percaya dengan aku, aku tak sadar dengan apa yang aku lakukan" ujar Woori sambil berusaha mendekati Doyoung.
"Jangan mendekat, aku tak ingin mendengar apa pun darimu. Dari apa yang kau lakukan sekarang, aku sudah tahu bahwa kau lah yang mempengaruhi Hwangoo untuk membunuh Euri" ujar Doyoung dengan wajah kecewa miliknya.
"Sebaiknya kau tetao disini sampai polisi datang, dan kau akan mendapatkan hal yang setimpal dengan apa yang telah kamu lakukan" ujar Doyoung kemudian keluar dari kamar mandi.
Bertepatan dengan itu, polisi dan tenaga medis sudah datang. Woori dibawa ke kantor polisi untuk melakukan interogasi, sedangkan yang lain menemani y/n menuju rumah sakit.
Renjun dan Haechan yang berada di dalam mobil ambulans menemani y/n. Sedangkan yang lain menggunakan mobil milik Renjun.
Ternyata, semua ini adalah ulah Woori. Karna obsesinya untuk memiliki Doyoung, ia rela membunuh kakaknya sendiri yang notabennya akan menjadi pendamping seumur hidup untuk Doyoung.
Karna hal ini, alam semesta akan sedikit berubah. Takdir akan berubah karena salah satu pasangan sudah menghilang. Tentu saja, semua akan bahagia di jalannya masing masing.
TBC
Thx
Xoxo 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E ✓
FanfictionSering kali kita memendam masalah sendiri Kita butuh seseorang disamping kita Untuk menguatkan kita Untuk menjadi alasan kita hidup Start : 1 November 2020 Finish : 1 Juni 2022 NB : Cerita ini terinspirasi dari konten kreator di tik tok Aku kemban...